Epidemiologi Tifoid
Epidemiologi tifoid termasuk tinggi di Indonesia karena standar higiene dan sanitasi yang buruk.
Global
Tifoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak bergantung pada iklim sebab penyebaran penyakit ini bersifat fecal-oral. Tifoid lebih banyak dijumpai di negara-negara berkembang di daerah tropis yang berkenaan dengan ketersediaan air bersih, sanitasi lingkungan, dan kebersihan individu yang kurang baik. Menurut WHO, sekitar 21 juta kasus tifoid dan 222.000 kasus kematian berhubungan dengan penyakit ini terjadi secara global tiap tahunnya, dimana kebanyakan mengenai anak-anak kecil dan usia sekolah di Asia. [7,8]
Tidak ada perbedaan yang nyata antara insidens tifoid pada pria dan wanita. Di daerah endemik tifoid, insidens tertinggi didapatkan pada anak-anak, dan orang dewasa sering mengalami infeksi ringan yang sembuh sendiri dan menjadi kebal.
Penyebaran secara geografis terjadi di negara-negara yang memiliki standar higiene dan fasilitas air minum yang buruk, seperti Asia selatan dan sebagian daerah Indonesia. [6] Indonesia merupakan daerah endemik sehingga diperlukan tes diagnosis yang cepat dan tepat, seperti tes widal dan tubex.
Indonesia
Di Indonesia, tifoid merupakan penyakit endemik yang sering bersifat sporadik, terpencar-pencar di suatu daerah, dan jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Karenanya, masalah karier (carrier), relaps, dan resistensi terhadap obat-obatan yang digunakan makin meningkat. Hal ini menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan. Di Indonesia, tifoid dapat ditemukan sepanjang tahun, sehingga tidak terlihat adanya hubungan antara perubahan musim dan peningkatan jumlah kasus tifoid.