Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Inkontinensia Alvi general_alomedika 2023-05-22T15:37:01+07:00 2023-05-22T15:37:01+07:00
Inkontinensia Alvi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Inkontinensia Alvi

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

 

Etiologi inkontinensia alvi berkaitan dengan disfungsi sfingter anal, gangguan sensasi pada rektum, serta penurunan kapasitas dan compliance rektum. Selain itu, adanya perubahan pada waktu transit kolon, konsistensi feses, faktor kognitif, maupun faktor neurologis juga berpengaruh.[4]

Dokter perlu membedakan inkontinensia dan pseudo-incontinence. Proses terjadinya pseudo-incontinence berkaitan dengan kebersihan anal yang buruk, prolaps hemoroid interna, fistula anal, impaksi fekal, penyalahgunaan obat pencahar, diare infeksius, penyakit dermatologis perianal, atau neoplasma anorektal.[6]

Trauma

Trauma obstetri dapat berperan dalam proses terjadinya inkontinensia alvi pada wanita. Persalinan pervaginam dapat merusak dasar panggul dan menyebabkan robeknya sfingter anal, yang meningkatkan risiko inkontinensia alvi. Trauma obstetri juga dapat terjadi akibat penggunaan forsep, trauma saraf pudendal, dan tindakan episiotomi yang mediolateral.[2,4]

Beberapa trauma lain yang menyebabkan gangguan sfingter dan kerusakan persarafan dasar panggul adalah trauma penetrasi, laserasi perineum, fraktur pelvis, cedera spinal, penyisipan benda asing, serta trauma akibat kekerasan seksual.[4]

Iatrogenik

Tindakan operasi pada sfingter anal atau struktur di sekitarnya dapat menyebabkan inkontinensia alvi, misalnya operasi anorektal, operasi kolorektal, hemoroidektomi, fistulotomi, lateral internal sphincterotomy, dan low anterior resection (LAR).[2,4]

Umumnya, inkontinensia alvi akibat operasi hemoroidektomi terjadi karena cedera pada sfingter anal internal atau eksternal. Sementara itu, pada operasi LAR (terutama setelah radiasi), inkontinensia alvi disebabkan oleh hilangnya reservoir rektal yang kemudian mengurangi kapasitas rektum untuk menahan volume feses yang sesuai.[4]

Selain itu, radiasi pada pelvis seperti dalam kasus proktosigmoiditis juga menyebabkan inkontinensia alvi derajat berat karena berkurangnya kapasitas rektum, fungsi sfingter anal, serta sensitivitas mukosa rektum dan neuropati.[4]

Neurogenik

Inkontinensia alvi pada gangguan neurologis terjadi karena gangguan kontrol sfingter anal, berkurangnya atau tidak adanya sensibilitas anorektal, atau adanya abnormalitas refleks anorektal. Contohnya adalah pada kasus diabetes mellitus, multiple sclerosis, stroke, dan trauma medulla spinalis.[4,5]

Kongenital

Inkontinensia kongenital terjadi pada individu dengan anomali anorektal seperti penyakit Hirschsprung, atresia ani, spina bifida, meningocele, atau myelomeningocele. Riwayat pembedahan pada kelainan kongenital dapat meningkatkan risiko inkontinensia selama masa kanak-kanak atau di kemudian hari.[4]

Penyakit Anorektal dan Kolorektal

Penyakit anorektal maupun kolorektal seperti hemoroid, fisura, fistula, prolaps rektum, inflammatory bowel disease, irritable bowel syndrome, keganasan, infeksi, inflamasi anorektal kronis, colitis, dan proktitis merupakan faktor risiko inkontinensia alvi.[4,6]

Idiopatik

Inkontinensia alvi idiopatik umumnya terjadi pada lansia. Suatu hipotesis menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh denervasi otot dasar panggul akibat cedera peregangan di saraf pudendal dan sakral secara berkepanjangan serta ketegangan saat defekasi (anismus).[2,5]

Faktor Risiko

Prevalensi rata-rata inkontinensia alvi adalah 8%. Prevalensi meningkat dari 2,6% pada usia 20–29 tahun menjadi 15% pada usia ≥70 tahun.[2]

Usia

Pasien lansia memiliki risiko tinggi untuk mengalami inkontinensia alvi, yang dikaitkan dengan status kesehatan yang buruk dan faktor risiko lain seperti imobilitas.[2,7]

Suatu penelitian melibatkan wanita sehat dengan usia rata-rata 51 tahun dalam tes manometri anorektal. Penelitian ini melaporkan adanya penurunan tekanan maksimal anus saat relaksasi dan kontraksi yang berkaitan dengan pertambahan usia, terlepas dari status paritas.[3]

Pertambahan usia juga dikaitkan dengan konduksi saraf pudendus yang lebih lambat, penurunan perineum saat istirahat, dan penurunan fungsi sensorik anorektal.[3]

Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita memiliki prevalensi inkontinensia alvi lebih tinggi daripada laki-laki. Trauma obstetri adalah faktor risikonya.[7]

Persalinan pervaginam merupakan faktor predisposisi yang paling umum karena dapat menyebabkan gangguan sfingter anal internal maupun eksternal. Selain itu, persalinan pervaginam bisa menyebabkan kerusakan pada saraf pudendal melalui peregangan berlebihan dan/atau kompresi serta iskemia berkepanjangan.[2,7]

Penghuni Panti Jompo

Insiden inkontinensia alvi pada lansia penghuni panti jompo adalah 10–50%.[8]

Faktor Risiko Lain

Beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko inkontinensia alvi adalah buruknya kesehatan, kurangnya aktivitas fisik, adanya penyakit kronis, kurangnya konsumsi serat dan air, serta adanya faktor psikologis seperti depresi dan dementia yang mengganggu mobilitas.[2,5,8-10]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Robson KM, Lembo AJ. Fecal incontinence in adults: Etiology and evaluation. Uptodate. 2020. https://www.uptodate.com/contents/fecal-incontinence-in-adults-etiology-and-evaluation
4. Hayden DM, Weiss EG. Fecal Incontinence: Etiology, Evaluation, and Treatment. Clin Colon Rectal Surg. 2011;24(1): 64–70.
5. Jakobsen JD, Worsoe J, Lundby L, et al. Management of patients with faecal incontinence. Therap Adv Gastroenterol. 2016;9(1):86–97.
6. Wang JY. Current Management of Fecal Incontinence. Perm J. 2013;17(3):65–73.
7. Whitehead WE, Borrud L, Goode PS, et al. Fecal Incontinence in U.S. Adults: Epidemiology and Risk Factors. Gastroenterology. 2010;137(2):512-517.e2.
8. Brown S. Fecal incontinence in adults. BMJ Best Practice. 2018. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/840/pdf/840/Fecal%20incontinence%20in%20adults.pdf
9. Guinane J, Crone S. Management of faecal incontinence in residential aged care. AJGP. 2018;47:1–2. https://www1.racgp.org.au/ajgp/2018/january-february/management-of-faecal-incontinence
10. Gorina Y, Schappert S, Bercovitz A, et al. Prevalence of incontinence among older Americans. National Center for Health Statistics. Vital Health Stat. 2014;3(36). 2014 https://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_03/sr03_036.pdf

Patofisiologi Inkontinensia Alvi
Epidemiologi Inkontinensia Alvi
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 Maret 2023, 22:52
Kentut disertai tinja yang ikut keluar pada pasien wanita usia 77 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam ts. Izin melampirkan diskusi, pasien wanita usia 77th dtg dengan keluhan saat kentut, kadang ada tinja yang ikut keluar.- Pasien sebelumnya ada...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.