Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Inkontinensia Alvi general_alomedika 2020-10-15T11:21:09+07:00 2020-10-15T11:21:09+07:00
Inkontinensia Alvi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Inkontinensia Alvi

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Patofisiologi inkontinensia alvi melibatkan proses kompleks yang dipengaruhi berbagai faktor. [2] Untuk mempertahankan kontinensia feses, diperlukan interaksi berbagai sistem organ dan saraf.[1]

Disfungsi Sfingter Anal

Sfingter anal terdiri dari sfingter anal internal (IAS) dan sfingter anal eksternal (EAS). [3] IAS dipersarafi oleh sistem saraf enterik yang berperan untuk relaksasi dan dimediasi oleh saraf parasimpatis (refleks inhibisi rektoanal), sehingga memungkinkan reseptor sensorik anal untuk membantu membedakan feses padat atau cair dari gas.

Sedangkan, EAS dipersarafi oleh saraf pudendus serta saraf motorik dan sensorik dari S2,S3, dan S4 yang berperan untuk kontraksi dan mempertahankan kontinensia selama peningkatan tekanan intraabdominal (refleks kontraktil rektoanal).[1,3]

Penurunan tekanan sfingter anal merupakan salah satu dasar terjadinya inkontinensia alvi yang dapat disebabkan oleh trauma anal, trauma obstetri akibat persalinan pervaginam dengan berbagai faktor risiko, serta gangguan neurologis seperti pada pasien diabetes atau cedera spinal.[2]

Rectal Compliance

Rektum sebagai reservoir feses dapat menampung volume hingga 300 ml tanpa ada peningkatan tekanan. Jika volume melampaui batas, akan terdapat keinginan BAB.

Berkurangnya rectal compliance menyebabkan peningkatan frekuensi dan urgensi pergerakan usus karena kemampuan rektum untuk menampung feses berkurang, sehingga menyebabkan inkontinensia alvi walaupun fungsi sfingter anal normal. Proktitis ulseratif dan proktitis radiasi merupakan gangguan yang sering berkaitan dengan penurunan rectal compliance.[1,2]

Gangguan Sensasi pada Rektum

Penurunan sensasi anorektal berkontribusi pada patogenesis terjadinya inkontinensia alvi pada sebagian besar individu. Beberapa kondisi yang berkaitan dengan gangguan sensasi anorektal, antara lain diabetes mellitus, multiple sclerosis, dementia, meningomyelocele dan cedera spinal.[1-3]

Referensi

1. Shah R, Villanueva Herrero JA. Fecal Incontinence. [Updated 2020 Jun 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459128/
2. Robson KM, Lembo AJ. Fecal incontinence in adults: Etiology and evaluation. Uptodate, 2020. https://www.uptodate.com/contents/fecal-incontinence-in-adults-etiology-and-evaluation
3. Ferzandi TR. Fecal Incontinence. Medscape, 2016. https://emedicine.medscape.com/article/268674-overview

Pendahuluan Inkontinensia Alvi
Etiologi Inkontinensia Alvi
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
Kemarin, 13:50
Profilaksis Oftalmia Neonatorum: Apakah Masih Relevan? - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter, Apakah Dokter masih menerapkan pemberian tetes mata antibiotik profilaksis pada bayi baru lahir? Sebenarnya, tindakan ini bertujuan untuk...
Anonymous
Kemarin, 13:11
Daging tumbuh di vagina bagian dalam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Siang dok, izin berdiskusi ada pasien dengan keluhan daging tumbuh di vagina bagian dalam, user baru menyadari hal ini beberapa hari sebelum konsul,...
Anonymous
1 hari yang lalu
Pilihan antibiotik untuk terapi ISPA di layanan primer
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya pilihan antibiotik yang paling baik digunakan dalam terapi ISPA ec. bacterial infection di layanan primer apa ya dok? Di tempat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.