Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Inkontinensia Alvi general_alomedika 2022-01-18T13:13:37+07:00 2022-01-18T13:13:37+07:00
Inkontinensia Alvi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Inkontinensia Alvi

Oleh :
dr. Karina Sutanto
Share To Social Media:

Penatalaksanaan inkontinensia alvi dilakukan menggunakan medikamentosa, biofeedback, pembedahan, serta didukung terapi suportif adekuat. Tujuan penatalaksanaan inkontinensia alvi adalah untuk membantu meningkatkan dan mengembalikan kontrol usus.[1,19]

Medikamentosa

Penatalaksanaan secara medikamentosa bertujuan meningkatkan konsistensi feses dan mengurangi frekuensi BAB.

Untuk meningkatkan konsistensi feses, dapat menggunakan suplemen bulking agent seperti psyllium atau metil selulosa, diberikan secara perlahan untuk mencegah kembung.[8,19]

Frekuensi BAB dikurangi dengan pemberian obat antidiare. Berdasarkan percobaan double blind crossover yang melibatkan 30 partisipan, penggunaan loperamide lebih efektif daripada diphenoxylate untuk mengurangi urgensi terkait inkontinensia, mengurangi efek samping terhadap sistem saraf pusat, meningkatkan kekuatan tonus sfingter anal, serta memperbaiki rectal compliance.[19]

Penggunaan antikolinergik seperti hyoscyamine yang dikonsumsi sebelum makan bermanfaat bagi pasien dengan keluhan inkontinensia setelah makan. Sedangkan, penggunaan amitriptyline dapat memperbaiki inkontinensia alvi idiopatik, karena menurunkan amplitudo dan frekuensi rectal motor complexes, serta meningkatkan waktu transit kolon.[1,19]

Pemberian agonis adrenergik alfa 1 selektif, phenylephrine bentuk gel yang diberikan langsung pada sfingter anal dapat meningkatkan kekuatan tonus sfingter. Sedangkan, pada kasus impaksi feses perlu dilakukan disimpaksi dahulu untuk mencegah kekambuhan.[19]

Biofeedback

American Gastroenterological Association merekomendasikan terapi biofeedback untuk gangguan tonus sfingter eksterna dan hilangnya sensasi terhadap distensi rektum karena cedera saraf yang terdeteksi pada pemeriksaan manometri anal. Terapi noninvasif ini bertujuan untuk cognitive retraining pada dasar panggul dan otot-otot dinding abdomen dengan tingkat keberhasilan sebesar 38-100%. [1,19]

Pembedahan

Intervensi bedah menjadi pilihan untuk kasus defek anatomi dan kondisi patologis lainnya.[6]

Overlapping Sphincteroplasty

Tindakan ini dilakukan pada kelainan struktural sfingter sekunder akibat trauma obstetri dan operasi anal sebelumnya, untuk mengembalikan integritas anatomi dari kompleks sfingter dengan tingkat keberhasilan 70-80%.[1,6]

Gracilis Flap Rotation

Tindakan ini dilakukan pada kerusakan struktural sfingter derajat berat dengan tingkat keberhasilan sebesar 38-90%. Otot gracilis berada di sepanjang medial dari tungkai atas. Tindakan ini dilakukan dengan merotasikan otot gracilis ke area perineal lalu membungkus otot sfingter anal dan membentuk neosfingter.[1,6]

Stimulasi Saraf Sakral

Stimulasi saraf sakral adalah tindakan minimal invasif untuk memperbaiki resting and squeeze pressures pada sfingter anal dan sensasi pada rektum. Prosedur ini efektif pada defisit sfingter anal minor karena masalah neurologis dengan memasukkan elektroda pada foramen sakral S3, lalu memberikan stimulasi tingkat rendah melalui implan stimulator.[19]

Kolostomi

Intervensi akhir pada inkontinensia fekal jika terapi konservatif dan intervensi bedah lain tidak berhasil adalah pemasangan kolostomi Sebuah studi observasional menunjukkan bahwa kolostomi dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan inkontinensia alvi.[5]

Terapi Suportif

Terapi suportif diperlukan dalam meningkatkan status nutrisi, kualitas hidup, serta mendukung penatalaksanaan yang diberikan. Terapi suportif mencakup jaga kebersihan perianal dan menghindari makanan yang memicu diare. Pada pasien dengan penurunan fungsi kognitif ringan, gangguan mental, dan kelemahan fisik, diberikan program latihan defekasi secara teratur.[1,19]

Referensi

1. Shah R, Villanueva Herrero JA. Fecal Incontinence. [Updated 2020 Jun 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459128/
5. Jakobsen JD, Worsoe J, Lundby L, Christensen P, Krogh K. Management of patients with faecal incontinence. Therap Adv Gastroenterol. 2016; 9(1): 86–97.
6. Wang JY. Current Management of Fecal Incontinence. Perm J. 2013; 17(3): 65–73.
8. Brown S. Fecal incontinence in adults. BMJ Best Practice, 2018. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/840/pdf/840/Fecal%20incontinence%20in%20adults.pdf
19. Robson KM, Lembo AJ. Fecal incontinence in adults: Management. Uptodate, 2020. https://www.uptodate.com/contents/fecal-incontinence-in-adults-management

Diagnosis Inkontinensia Alvi
Prognosis Inkontinensia Alvi
Diskusi Terkait
Anonymous
20 hari yang lalu
Kentut disertai tinja yang ikut keluar pada pasien wanita usia 77 tahun
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam ts. Izin melampirkan diskusi, pasien wanita usia 77th dtg dengan keluhan saat kentut, kadang ada tinja yang ikut keluar.- Pasien sebelumnya ada...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.