Efek Samping dan Interaksi Obat Methylergometrine
Methylergometrine, disebut juga sebagai metilergometrin, memiliki beberapa efek samping pada organ saluran cerna, saraf maupun kardiovaskular, misalnya diare, sakit kepala, atau hipertensi. Interaksi obat umunya berupa peningkatan risiko hipertensi dan vasokonstriksi perifer.
Efek Samping
Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan methylergometrine adalah:
-
Reaksi alergi dan anafilaksis
-
Gangguan saluran cerna meliputi mual, muntah, diare, kram perut
- Gangguan saraf berupa sakit kepala, pusing, parestesia, kebingungan, kejang, halusinasi
-
Gangguan kardiovaskular berupa hipertensi, nyeri dada transien, palpitasi, bradikardia, vasokontriksi perifer
- Sesak napas
- Tinnitus
- Diaforesis
- Tromboflebitis
- Hematuria
- Kram tungkai
- Kongesti hidung [1,2-4,6,7,16-18]
Interaksi Obat
Interaksi obat methylergometrine yang perlu diwaspadai adalah peningkatan risiko hipertensi dan vasokonstriksi perifer.
Meningkatkan Konsentrasi Methylergometrine
Penggunaan methylergometrine dengan inhibitor CYP3A4 akan meningkatkan konsentrasi dan efek methylergometrine. Obat-obatan yang bekerja dengan menghambat enzim tersebut antara lain:
-
Antibiotik golongan makrolida misalnya erithromycin, azithromycin, dan clarithromycin
-
Reverse transcriptase inhibitor atau protease HIV misalnya ritonavir, indinavir, nelfinavir, saquinavir
-
Antifungi golongan azole misalnya ketoconazole, itraconazole, fluconazole clotrimazole
- Nefazodone
- Fluoxetine
-
Fluvoxamine [4,6]
Menurunkan Konsentrasi Methylergometrine
Pemberian methylergometrine bersamaan dengan obat penginduksi CYP3A4 akan menurunkan konsentrasi dan efek methylergometrine. Obat penginduksi enzim tersebut misalnya nevirapine dan rifampicin.
Konsentrasi methylergometrine juga menurun akibat interaksi obat berupa peningkatan metabolisme methylergometrine pada penggunaan bersama dengan obat berikut ini:
-
Analgesik, misalnya paracetamol, metamizole, methadone
- Antikonvulsan, misalnya barbital, topiramat
- Hormon, misalnya kortikotropin, tamoksigen, testosteron, progesteron
-
Antimalaria, misalnya artesunate, kina
- Urikosurik, misalnya sulfinpyrazone, probenesid
-
Antiinflamasi, misalnya beclomethasone, prednison, prednisolon. [6,8,15]
Menurunkan Metabolisme Obat Lain
Interaksi methylergometrine dengan obat-obatan tertentu akan menurunkan metabolisme obat, antara lain:
-
Antibiotik, misalnya amfotericin B, clindamycin, spiramycin, metronidazole
-
Antipsikotik, misalnya risperidone
-
Antidepresan, misalnya amitriptyline, dan sertraline
-
Antihipertensi, misalnya amlodipine, nicardipine
-
Antifungi,misalnya tinidazol, nystatin
- Antidiabetes: repaglinid
- Antikonvulsan, misalnya asam valproat, thiopental [6,8,15]
Peningkatan Risiko Hipertensi
Peningkatan risiko hipertensi akan terjadi jika methylergometrine dikonsumsi bersamaan dengan obat berikut ini:
- Amphetamine
- Aspirin
- Amiloride
- Atropin
-
Antihipertensi seperti captopril dan spironolactone
- Pseudoefedrin
- Pheniylephrine
- Antiinflamasi seperti piroxicam dan asam mefenamat
- Pizotifen
- Orciprenaline
- Nitrit oksida [6,8,15]
Meningkatkan Efek Vasokonstriksi Perifer
Jika methylergometrine diberi bersamaan dengan beta blocker, asam salisilat, piroxicam, nitrogliserin atau obat antiangina lainnya akan meningkatkan efek vasokontriksi yang ditimbulkan oleh methylergometrine. [6,8,15]