Pendahuluan Tromboflebitis
Tromboflebitis merupakan proses peradangan pada vena yang dapat menyebabkan bekuan darah untuk terbentuk dan menyumbat satu atau lebih vena. Tromboflebitis dapat terjadi pada vena-vena yang dekat dengan permukaan kulit (tromboflebitis superfisial) atau vena-vena yang letaknya lebih jauh ke dalam otot (deep vein thrombosis).
Penyebab paling sering dari tromboflebitis adalah trauma pada vena. Imobilisasi, dehidrasi, operasi yang lama, istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu yang panjang dapat menurunkan aliran vena yang menjadi faktor predeposisi peradangan dan trombosis pada vena. Kondisi hiperkoagulasi akibat infeksi virus seperti Coronavirus disease 2019 (COVID-19) dan chikungunya, faktor genetik, malignansi, trauma internal vena akibat penggunaan kateter intravena juga dapat mencetuskan tromboflebitis.[1-3]
Tromboflebitis sering kali terdiagnosis secara klinis. Hasil dari pemeriksaan fisik yang biasa ditemukan pada tromboflebitis adalah eritema, edema, nyeri tekan, dan perabaan hangat pada area permukaan kulit yang dekat dengan vena yang mengalami peradangan.
Predileksi tromboflebitis paling sering melibatkan vena-vena tungkai, seperti vena safena magna (60–80%) atau vena saphena parva (10–20%). Tromboflebitis juga dapat dievaluasi lebih lanjut melalui ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan kadar D-dimer.
Terapi tromboflebitis superfisial meliputi antiinflamasi, analgesik, menaikkan tungkai, kompres hangat area sekitar vena yang mengalami peradangan. Pada deep vein thrombosis, umumnya dibutuhkan terapi antikoagulan, yakni heparin atau warfarin.[3-5]