Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Methylergometrine general_alomedika 2022-09-28T15:03:09+07:00 2022-09-28T15:03:09+07:00
Methylergometrine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Methylergometrine

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Pengawasan klinis pada penerima methylergometrine atau methylergonovine adalah observasi tekanan darah, denyut jantung, dan kondisi uterus. Pengawasan yang lebih ketat terutama dilakukan pada pasien yang mendapatkan obat ini secara intravena.

Methylergometrine menyebabkan vasokonstriksi, peningkatan tonus vagal, penurunan aktivitas simpatis sentral, dan penekanan otot jantung, sehingga dapat menyebabkan hipertensi dan cardiovascular accidents. Oleh sebab itu, pemantauan tekanan darah wajib dilakukan terhadap pasien preeklampsia dan hipertensi tak terkontrol.[15,20,21]

Selain itu, untuk menghindari medication error, methylergometrine harus disimpan di tempat berbeda dengan vitamin K. Jika terjadi salah penyuntikan, pantau secara ketat irama napas, saturasi oksigen, dan produksi urine.[6,12,13,15,20,21]

Overdosis

Pengawasan klinis juga dilakukan terhadap pasien overdosis. Lakukan pemantauan tanda vital, elektrolit, analisis gas darah, dan EKG. Gejala overdosis ditandai dengan efek samping ringan hingga depresi pernapasan, hipotermia, hipotensi, dan koma. Gejala overdosis dapat muncul pada pemberian methylergometrine 0,2 mg intravena pada bayi dan pemberian tablet 0,5 mg pada dewasa.[6,12,13,15,20,21]

Dosis letal methylergometrine pada manusia belum ditentukan. Kasus overdosis akan membutuhkan penanganan komprehensif meliputi stabilisasi jalan napas, tindakan dekontaminasi, dan pemberian naloxone, antikoagulan, serta terapi suportif.

Stabilisasi Jalan Napas

Bebaskan jalan napas pasien dan berikan pasien suplementasi oksigen dengan nasal kanul, bag, atau mask. Target terapi tercapai bila irama napas pasien normal, tidak ada sianosis, dan ada kenaikan saturasi oksigen.[6,12,13,15,20,21]

Dekontaminasi

Tindakan ini dilakukan jika pasien sadar dan tidak mengalami sumbatan jalan napas. Dekontaminasi dilakukan dengan pemberian karbon aktif secara oral. Induksi muntah dan bilas lambung tidak disarankan pada pasien.[6,12,13,15,20,21]

Pemberian Naloxone

Struktur methylergometrine yang sangat mirip dengan morfin (kemiripan 60–70%) memungkinkan naloxone untuk digunakan pada kasus overdosis methylergometrine. Naloxone bekerja sebagai antagonis opiat melalui reseptor mu-opioid. Pada overdosis methylergometrine, dosis naloxone yang diberikan adalah 0,4 mg secara intramuskular. Durasi kerjanya berkisar antara 1–4 jam. Withdrawal symptom bisa terjadi jika obat diberikan pada ibu yang mengalami ketergantungan opioid.[6,12,13,15,20,21]

Pemberian Antikoagulan

Pemberian antikoagulan seperti heparin pada kasus overdosis methylergometrine bertujuan untuk mencegah trombosis. Target terapi adalah aPTT atau activated partial thromboplastin time minimal 2 kali nilai rujukan.[6,12,13,15,20,21]

Pemberian Terapi Suportif

Vasodilator dapat digunakan jika terjadi hipertensi dan hipoksemia. Pilihan terapi adalah nitroprusid intravena dengan dosis inisial 1–2 µg/kgBB/menit atau fentolamine intravena dengan dosis inisial 0,5 mg/menit. Obat dititrasi sampai mencapai target perbaikan iskemia dan penurunan tekanan darah. Jika tidak tercapai, obat bisa diberikan melalui infus intraarterial. Untuk membantu perbaikan aliran darah perifer, dokter bisa memberi vasodilator jenis kalsium antagonis misalnya nifedipin.[6,12,13,15,20,21]

Pasien yang mengalami kejang dapat diberikan obat antikonvulsan, seperti midazolam, phenytoin, dan phenobarbital. Nitrogliserin diberikan jika ada gejala vasospasme, yakni dengan dosis 0,15–0,6 mg secara sublingual yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian secara intravena sebesar 5–20 µg/menit. Jika respons tidak tercapai, obat dapat diberikan intraarterial.[6,12,13,15,20,21]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

6. Drugbank. Methylergometrine. 2022. https://go.drugbank.com/drugs/DB00353
12. Drugs and Lactation Database (LactMed). Bethesda (MD): National Library of Medicine (US). Methylergonovine. 2018. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501342/
13. Medscape. Methylergonovine. 2022. https://reference.medscape.com/drug/methergine-methylergonovine-343129
15. Brunton LL, et al. Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic of Therapeutics. 12th Edition. 2011;pp.43:1852.
20. Corbett BM, et al. Inadvertent Methylergonovine Administration to a Neonate. Am J Case Rep. 2016 Oct 21;17:770-773. doi: 10.12659/ajcr.900263
21. Sullivan R, et al. Management of methylergonovine induced respiratory depression in a newborn with naloxone. Clin Toxicol (Phila). 2013 Jan;51(1):47-9. doi: 10.3109/15563650.2012.746693

Kontraindikasi dan Peringatan Me...

Artikel Terkait

  • Terapi Besi Intravena vs Oral pada Anemia Postpartum
    Terapi Besi Intravena vs Oral pada Anemia Postpartum
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
26 Oktober 2019
Efek samping dari pemberian methylergometrine pada ibu menyusui pasca perdarahan post partum
Oleh: dr. Nurul Falah
6 Balasan
Selamat siang Dok, ada user perdarahan post partum yang diberikan methylergometrine oleh dokternya, yang ingin Saya tanyakan, apakah si Ibu boleh tetap...
dr. Ica Trianjani S.
29 November 2018
berapa lama efek dari methylergometrine
Oleh: dr. Ica Trianjani S.
4 Balasan
Selamat sore TSsaya mau bertanya, jika setelah kuret diberikan methylergometrine dan kurang lebih 1 mingguan masih merasakan nyeri perut. apakah keluhan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.