Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Pengawasan Klinis Methylergometrine general_alomedika 2019-04-05T15:34:08+07:00 2019-04-05T15:34:08+07:00
Methylergometrine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Methylergometrine

Oleh :
dr. Pika Novriani Lubis
Share To Social Media:

Pengawasan klinis sangat penting pada penggunaan methylergometrine (metilergometrin)  intravena. Observasi terhadap tekanan darah, denyut jantung dan kondisi uterus wajib dilakukan. Hal ini dikarenakan obat ini akan menyebabkan vasokonstriksi, peningkatan tonus vagal, penurunan aktivitas simpatis sentral dan penekanan langsung otot jantung sehingga dapat menyebabkan hipertensi dan CVA/Cardiovascular Accidents. Atas dasar mekanisme ini, pemantauan tekanan darah wajib dilakukan terhadap pasien preeklampsia dan hipertensi yang tidak terkontrol.

Selain itu, untuk menghindari medication error, penyimpanan methylergometrine  harus dilakukan di tempat berbeda dengan penyimpanan vitamin K dan hepatitis B. Jika terjadi salah penyuntikan, pantau secara ketat irama nafas, saturasi oksigen dan produksi urine.

Overdosis

Pengawasan klinis juga dilakukan jika terjadi overdosis. Lakukan pemantauan terhadap tanda vital, elektrolit, analisa gas darah, dan EKG. Gejala overdosis ditandai dengan munculnya efek samping sampai kondisi yang lebih berat berupa depresi pernafasan, hipotermia, hipotensi, dan koma. Gejala overdosis akan muncul pada pemberian 0,2 mg methylergometrine intravena pada bayi dan sediaan tablet dengan besaran dosis 0,5 mg pada dewasa. Tetapi, pada satu kasus pada anak karena tertelannya 2 mg tablet justru tidak menimbulkan efek apapun.

Dosis letal methylergometrine pada manusia belum ditentukan, namun pada hewan tikus kecil LD50 adalah 187 mg/kgBB, pada tikus besar adalah 93 mg/kgBB sedangkan pada kelinci berkisar 4,5 mg/kgBB.

Overdosis membutuhkan penanganan komprehensif meliputi stabilisasi jalan napas, dekontaminasi, pemberian nalokson, antikoagulan, serta pemberian terapi suportif.

Stabilisasi Jalan Napas

Lakukan suplementasi oksigen dengan nasal kanula, bag atau mask. Target terapi tercapai bila irama nafas normal, tidak ada sianosis dan terdapat kenaikan saturasi oksigen.

Dekontaminasi

Tindakan ini diakukan jika pasien sadar dan tidak terjadi sumbatan jalan nafas. Dekontaminasi dilakukan dengan pemberian karbon aktif secara oral. Induksi muntah dan bilas lambung iadk disarankan pada pasien.

Nalokson

Struktur morfologi metilergometrin yang sangat mirip dengan morfin (tingkat kemiripan 60-70%) dan nalokson yang bekerja sebagai antagonis opiat melalui reseptor mu-opioid membuat obat ini menjadi pilihan sebagai antidotum. Pada overdosis metilergometrin, dosis nalokson yang diberikan adalah 0,4 mg disuntikkan via intramuskular. Durasi kerjanya berkisar antara 1-4 jam. Withdrawal symptom bisa terjadi jika obat diberikan pada ibu yang mengalami ketergantungan opiod.

Antikoagulan

Antikoagulan dengan heparin atau LMWH/Low Molecular Weight Heparin untuk mencegah trombosis. Target terapi adalah APTT/Activated Partial Thromboplastin Time minimal 2 kali nilai rujukan.

Terapi Suportif

Vasodilator dapat digunakan jika terjadi hipertensi dan hipoksemia. Pilihan terapi adalah nitroprusid intravena dengan dosis inisial 1-2 mcg/kgBB/menit atau fentolamine intravena dengan dosis inisial 0,5 mg/menit. Obat dititrasi sampai tercapat target perbaikan iskemia dan penurunan tekanan darah. Jika tidak tercapat, obat bisa diberikan melalui infus intraarterial. Untuk membantu perbaikan aliran darah perifer, dapat diberikan vasodilator jenis kalsium antagonis misalnya nifedipin.

Pasien yang mengalami kejang dapat diberikan antikonvulsan seperti midazolam, phenytoin, dan phenobarbital. Nitrogliserin diberikan jika terdapat gejala vasospasme dengan dosis berkisar 0,15-0,6 mg diberikan sublingual, dilanjutkan pemberian secara  intravena dengan dosis 5-20 mcg/menit. Jika respons tidak tercapai, obat dapat diberikan intraarterial. [6,12,13,15,21,22, 23]

Referensi

6. Drugbank. Methylergometrine. 2018
12. Drugs and Lactation Database (LactMed). Methylergonovine. 2018.
13. Medscape. Methylergonovine. 2018
15. L. L. Brunton, B. A. Chabner, B. C. Knollman, in Goodman & Gilman’s The Pharmacological Basic of Therapeutics, United States of America, 12th Edition. 2011, pp 43,1852
21. B. M. Corbett, C. O’Connell, M. A. Boutin, et al. Inadvertent Methyergonovine Administration to a Neonate. 2016, 770-773. DOI: 10.12659/AJCR.900263
22. Ross S., Michael G. H., Srinivas D. Management Of Methylergonovine Induced Respiratory Depression In A Newborn With Naloxone. 2012. 47-49. DOI: 10.3109/15563650.2012.746693
23. Toxicology Data Network. Methylergonovine. 2012

Kontraindikasi dan Peringatan Me...

Artikel Terkait

  • Terapi Besi Intravena vs Oral pada Anemia Postpartum
    Terapi Besi Intravena vs Oral pada Anemia Postpartum
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
26 Oktober 2019
Efek samping dari pemberian methylergometrine pada ibu menyusui pasca perdarahan post partum
Oleh: dr. Nurul Falah
6 Balasan
Selamat siang Dok, ada user perdarahan post partum yang diberikan methylergometrine oleh dokternya, yang ingin Saya tanyakan, apakah si Ibu boleh tetap...
dr. Ica Trianjani S.
29 November 2018
berapa lama efek dari methylergometrine
Oleh: dr. Ica Trianjani S.
4 Balasan
Selamat sore TSsaya mau bertanya, jika setelah kuret diberikan methylergometrine dan kurang lebih 1 mingguan masih merasakan nyeri perut. apakah keluhan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.