Diagnosis Penyakit Radang Panggul (PID)
Untuk dapat menegakan diagnosis PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul, CDC merekomendasikan satu atau lebih kriteria berikut ini harus ada pada pemeriksaan pelvis:
- Nyeri gerak serviks
- Nyeri tekan uterus
- Nyeri tekan adneksa
Kriteria tambahan seperti berikut dapat dipakai untuk menambah spesifisitas mendukung diagnosis PID:
-
Suhu oral >38.3 C
- Cairan serviks atau vagina tidak mukopurulen
- Leukosit dalam jumlah banyak pada pemeriksaan mikroskop sekret vagina dengan cairan salin
- Kenaikan laju endap darah (LED)
- Protein reaktif-C meningkat
-
Dokumentasi laboratorium infeksi serviks oleh gonorrhoeae atau C.trachomatis
Kriteria diagnosis PID paling spesifik meliputi:
- Biopsi endometrium disertai bukti histopatologis endometritis
- USG transvaginal atau MRI memperlihatkan tuba menebal penuh berisi cairan dengan atau tanpa cairan bebas di panggul atau komplek tubo-ovarial (abses tubo-ovarial/TOA), atau pemeriksaan Doppler menunjukan adanya infeksi panggul (misal hiperemia pada tuba)
- Hasil pemeriksaan laparoskopi yang sesuai dengan tampilan PID
Gambaran MRI dari penyakit radang panggul. Panah putih menunjukkan penebalan dinding ovarium. Sumber: anonim, Openi, 2010.
Anamnesis
Riwayat yang bisa digali pada pasien dengan PID terutama adalah ada tidaknya faktor risiko yakni usia kurang dari 25 tahun, riwayat PID sebelumnya, riwayat memiliki lebih dari satu partner seksual atau memiliki satu partner seksual yang melakukan hubungan seksual lebih dari satu orang, riwayat menderita penyakit menular seksual, riwayat melakukan hubungan seksual tanpa barrier/kondom, dan riwayat tindakan ginekologis seperti biopsi endometrium dan kuretase. Selain faktor risiko, keluhan/gejala yang dapat dijumpai pada PID seperti nyeri perut bagian bawah, keputihan yang abnormal, demam, dan nyeri pada saat bersenggama dapat ditanyakan. Selain itu, mual muntah dan nyeri saat berkemih juga dapat terjadi. [5,11]
Keluhan/gejala klinis yang dapat terjadi pada pasien dengan PID:
- Nyeri perut bagian bawah
- Keputihan yang abnormal
-
Demam (lebih dari 38 C)
- Dispareunia
- Mual Muntah
- Disuria [3,11]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan generalis dan pemeriksaan pelvis/ginekologis. Pada pasien dengan PID dapat ditemukan kondisi demam >38 C. Pada pemeriksaan vagina dapat ditemukan keputihan yang abnormal atau keputihan mukopurulen. Temuan yang paling menentukan untuk menegakan diagnosis PID adalah ketika pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri gerak serviks, nyeri tekan uterus, dan/atau nyeri tekan adnesa. Ikterus dan nyeri tekan kuadran atas dapat terjadi jika sudah terjadi penyebaran ke struktur perihepatis (Sindrom Fitz-Hugh–Curtis). [3,11]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul di antaranya:
- Tumor Adneksa
- Appendicitis
- Kolestitis
- Kehamilan Ektopik
- Endometriosis
- Torsi ovarium
- Sistitis intersisial
- Kista Ovarium
- Tumor Ovarium
- Infeksi Saluran Kemih
- Aborsi Septik [7,11]
Pemeriksaan Penunjang
Sejumlah pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk membantu menegakan diagnosis PID dan komplikasinya. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan darah lengkap, LED, protein reaktif-C, dan pemeriksaan N.gonorrhoeae/C.trachomatis. Pemeriksaan laboratorium tersebut dilakukan karena masuk ke dalam kriteria tambahan untuk menegakan diagnosis PID:
-
Suhu oral >38.3 C
- Cairan serviks atau vagina tidak mukopurulen
- Leukosit dalam jumlah banyak pada pemeriksaan mikroskop sekret vagina dengan cairan salin
- Kenaikan laju endap darah (LED)
- Protein reaktif-C meningkat
-
Dokumentasi laboratorium infeksi serviks oleh gonorrhoeae atau C.trachomatis
Selain itu, pada perempuan usia reproduktif, pemeriksaan kehamilan harus dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik sebagai diagnosis banding PID.
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan yakni pemeriksaan laparoskopi, USG tranvaginal, MRI, dan biopsi endometrium. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan karena masuk ke dalam kriteria diagnostik PID beserta temuan yang paling spesifik:
- Biopsi endometrium disertai bukti histopatologis endometritis
- USG transvaginal atau MRI memperlihatkan tuba menebal penuh berisi cairan dengan atau tanpa cairan bebas di panggul atau komplek tubo-ovarial, atau pemeriksaan Doppler menunjukan adanya infeksi panggul (misal hiperemia pada tuba)
- Hasil pemeriksaan laparoskopi yang sesuai dengan tampilan PID
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah CT-Scan dan kuldosintesis. Namun demikian, diagnosis PID seringkali hanya berdasarkan kriteria klinis dengan atau tanpa pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan pencitraan. [9,10,11]