Pendahuluan Abses Tuboovarium
Abses tuboovarium adalah massa pada tuba atau ovarium yang disertai pus. Abses tuboovarium merupakan komplikasi dari penyakit radang panggul (PID) yang tidak mendapatkan penanganan adekuat.
Abses tuboovarium dapat terjadi akibat infeksi asendens patogen serviks dan vagina ke endometrium, dan kemudian menuju tuba falopi hingga kavum peritoneum. Infeksi pada abses tuboovarium juga dapat disebabkan oleh infeksi area sekitar, seperti apendiks, usus besar, dan kandung kemih.
Diagnosis abses tuboovarium sering didahului dengan penyakit radang panggul (PID). Pada abses tuboovarium, bisa ditemukan keluhan nyeri pada adneksa unilateral atau bilateral, demam, adanya duh vagina, dan massa adneksa. Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi berupa peningkatan leukosit, laju endap darah, dan C-reactive protein (CRP). Ultrasonografi (USG) pada abses tuboovarium menunjukkan massa solid atau kistik, yang bisa disertai piosalping. Gambaran septa pada tuba merupakan salah satu tanda patognomonik abses tuboovarium, disebut cogwheel sign.
Tata laksana abses tuboovarium adalah dengan pemberian antibiotik spektrum luas. Pembedahan perlu dipertimbangkan pada abses tuboovarium yang tidak responsif terhadap pemberian antibiotik selama 48 jam. Penurunan kondisi klinis yang cepat juga menjadi indikasi pembedahan.[1,2]