Penatalaksanaan Penyakit Radang Panggul (PID)
Penatalaksanaan PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul yang berat adalah rawat inap karena memungkinkan pemberian antibiotik dalam pengawasan, selain itu pasien juga dapat melakukan tirah baring. Namun, pada kasus PID yang ringan atau sedang, terapi dapat dilakukan secara rawat jalan. Berikut ini adalah beberapa kriteria rawat inap pada pasien PID:
- Kedaruratan bedah tidak dapat dikesampingkan
- Pasien sedang hamil
- Pasien tidak memberi respon klinis antibiotik oral
- Pasien tidak mampu mengikuti atau menaati pengobatan rawat jalan
- Pasien menderita sakit berat, mual, dan muntah atau demam tinggi
- Pasien imunodefisiensi (mis.pada pasien yang juga menderita HIV dengan CD4 yang rendah atau sedang dalam terapi imunosupresi)
- Terdapat abses tubo-ovarial (TOA)
Terapi PID utamanya ditujukan untuk mencegah kerusakan tuba yang dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik, serta pencegahan infeksi kronik. Pemilihan antibiotika pada kasus PID tidak hanya ditujukan pada organisme etiologi utama (N.gonorrhoeae dan C.trachomatis), tetapi juga harus mengarah pada sifat polimikrobial PID. Oleh karena itu, pendekatan terapi antibiotik dengan menggunakan antibiotik spektrum luas dibutuhkan untuk mengobati PID. Untuk pasien dengan PID ringan atau sedang, terapi antibiotik oral dan parenteral mempunyai efektivitas yang sama. Sebagian besar klinisi menganjurkan terapi parenteral paling tidak selama 48 jam kemudian dilanjutkan dengan terapi oral 24 jam setelah ada perbaikan klinis. Berikut adalah rekomendasi terapi dari CDC:
Terapi Parenteral
Rekomendasi terapi parenteral A :
- Sefotetan 2 g intravena setiap 12 jam atau
- Sefoksitin 2 g intravena setiap 6 jam ditambah
- Doksisiklin 100 mg oral atau parenteral setiap 12 jam
Rekomendasi terapi parenteral B :
- Klindamisin 900 mg setiap 8 jam ditambah
- Gentamisin dosis muatan intravena atau intramuskuler (2 mg/kg berat badan) diikuti dengan dosis pemeliharaan (1.5 mg/kg berat badan) setiap 8 jam. Dapat diganti dengan dosis tunggal harian.
Terapi parenteral alternatif :
- Levofloksasin 500 mg intravena 1x sehari dengan atau tanpa metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam atau
- Ofloksasin 400 mg intravena setiap 12 jam dengan atau tanpa metronidazol 500 mg intravena setiap 8 jam atau
- Ampicillin/Sulbaktam 3 g intravena setiap 6 jam ditambah doksisiklin 100 mg oral atau intravena setiap 12 jam
Terapi Oral
Terapi oral dapat dipertimbangkan untuk penderita PID ringan atau sedang karena efektivitasnya sama dengan terapi parenteral. Pasien yang mendapat terapi oral dan tidak menunjukan perbaikan setelah 72 jam harus dire-evaluasi untuk memastikan diagnosisnya dan diberikan terapi parenteral baik dengan rawat jalan maupun rawat inap.
Rekomendasi terapi A :
- Levofloksasin 500 mg oral 1x setiap hari selama 14 hari atau ofloksasin 400 mg 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa
- Metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari
Rekomendasi terapi B
- Ceftriaxone 250 mg intramuskuler dosis tunggal ditambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari atau
- Cefoxitine 2 g intramuskuler dosis tunggal dan probenesid ditambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari atau
- Cephalosporine generasi ketiga (misal seftizoksim atau sefotaksim) ditambah doksisiklin oral 2x sehari selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazol 500 mg oral 2x sehari selama 14 hari [2,4,10]