Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Penyakit Radang Panggul (PID) irfan 2025-05-16T14:13:02+07:00 2025-05-16T14:13:02+07:00
Penyakit Radang Panggul (PID)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Penyakit Radang Panggul (PID)

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Penatalaksanaan PID/ pelvic inflammatory disease adalah pemberian antibiotik spektrum luas. Dalam sebagian besar kasus, agen mikroba spesifik penyebab PID tidak jelas. Oleh karena itu, PID harus diperlakukan sebagai infeksi polimikroba, fakultatif dan anaerobik. Penundaan pemberian terapi dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi, seperti infertilitas dan kehamilan ektopik.[2,4-6]

Pengobatan harus dimulai pada pasien dengan ambang kecurigaan yang rendah untuk PID. Jika diagnosis klinis dugaan PID dibuat, bahkan jika temuannya tidak jelas atau minimal, pengobatan harus dimulai. Jika tidak, risiko komplikasi jangka panjang lebih tinggi apabila pengobatan ditunda.[22-25]

Medikamentosa

Tata laksana utama pada PID adalah antibiotik spektrum luas, dengan regimen A dan regimen B. CDC membagi regimen menjadi pilihan terapi pada pasien rawat jalan dan rawat inap.[4,11]

Regimen Antibiotik pada Pasien Rawat Jalan

Antibiotik pada pasien rawat jalan dapat dibagi menjadi regimen A dan B.

Antibiotik Regimen A:

Pada pasien rawat jalan, regimen A terdiri dari ceftriaxone, doxycycline, dan metronidazole.

  • Ceftriaxone 250 mg (IM) diberikan dosis tunggal, ditambah
  • Doxycycline 100 mg (PO) diberikan 2 kali sehari, selama 14 hari
  • Metronidazole 500 mg (PO) diberikan 2 kali sehari, selama 14 hari dapat diberikan apabila ada kecurigaan vaginitis, infeksi trikomonas dan tindakan vaginal instrumentation dalam waktu 2-3 minggu terakhir

Antibiotik Regimen B:

Regimen B terdiri dari cefoxitin, probenecid, sefalosporin generasi ke-3, dan metronidazole. Metronidazole diberikan apabila ada kecurigaan vaginitis atau trikomoniasis.

  • Cefoxitin 2 g (IM) dosis tunggal diberikan bersamaan dengan
  • Probenecid 1 g (PO) dosis tunggal atau
  • Sefalosporin generasi ke-3, seperti ceftizoxime atau cefotaxime
  • Metronidazole 500 mg (PO) diberikan 2 kali sehari, selama 14 hari dapat diberikan apabila ada kecurigaan vaginitis, infeksi trikomonas dan tindakan vaginal instrumentation dalam waktu 2-3 minggu terakhir[4,11]

Regimen Antibiotik pada Pasien Rawat Inap:

Indikasi rawat inap pada pasien PID yakni adanya kehamilan, nyeri perut hebat, kegagalan terapi oral atau pasien tidak dapat mentoleransi terapi oral, serta pasien dengan kondisi imunodefisiensi misalnya HIV. Pasien juga perlu dirawat inap jika mengalami mual dan muntah hebat, atau terdapat kegawatdaruratan yang membutuhkan tindakan pembedahan segera.[4-6]

Antibiotik Regimen A:

Pada pasien rawat inap, regimen A terdiri dari cefoxitin, cefotetan, dan doxycycline.

  • Ceftriaxone 1 g IV setiap 24 jam atau
  • Cefoxitin 2 g (IV) setiap 6 jam atau
  • Cefotetan 2 g (IV) setiap 12 jam, ditambah
  • Doxycycline 100 mg (PO atau IV) diberikan setiap 12 jam
  • Regimen A diberikan dalam 24 jam, apabila ada perbaikan klinis pasien, selanjutnya diberikan doxycycline 100 mg (PO) 2 kali sehari selama 14 hari[4,11]

Antibiotik Regimen B:

Regimen B terdiri dari clindamycin dan gentamicin.

  • Clindamycin 900 mg (IV) diberikan setiap 8 jam, ditambah
  • Gentamicin 2 mg/kgBB (IV) loading dose, dilanjutkan dengan dosis rumatan 1,5 mg/kgBB (IV) diberikan setiap 8 jam
  • Terapi parenteral dapat dihentikan apabila terdapat perbaikan klinis, dan dilanjutkan dengan pemberian doxycycline 100 mg (PO) 2 kali sehari selama 14 hari[4,11]

Antibiotik Regimen Alternatif:

Regimen alternatif adalah ampicillin sulbactam 3 g (IV) setiap 6 jam diberikan bersamaan dengan doxycycline 100 mg (PO atau IV) diberikan setiap 12 jam.

Pilihan lain adalah azithromycin 500 mg intravena selama 1-2 hari, diikuti dengan 250 mg per oral hingga pemberian total 7 hari; ditambah metronidazole 500 mg 2 kali sehari selama 14 hari.[4,11]

Catatan Khusus:

Obat parenteral dapat dialihkan ke oral apabila ada perbaikan klinis berkelanjutan dalam 24-48 jam. Terapi yang dapat digunakan adalah doxycycline 100 mg dua kali sehari ditambah metronidazole 500 mg dua kali sehari hingga durasi penggunaan antibiotik 14 hari.[4,11]

Pembedahan

Pada kebanyakan kasus, pemberian antibiotik dapat memberikan luaran klinis yang adekuat. Pada kasus dimana pemberian antibiotik tidak memberikan perbaikan klinis atau terdapat komplikasi atau kondisi PID yang berat, maka diperlukan tindakan pembedahan.

Kehamilan Ektopik

Terapi pembedahan dilakukan pada pasien dengan kondisi kehamilan ektopik. Pembedahan dapat dilakukan secara laparoskopi, yakni dilakukan tindakan salpingektomi.

Abses Tuboovarium

Pada kondisi abses tuboovarium yang tidak membaik setelah pemberian terapi antibiotik dalam kurun waktu 48-72 jam, dapat dilakukan tindakan drainase melalui laparoskopi atau laparotomi.[15]

 

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

2. Jennings LK, Krywko DM. Pelvic Inflammatory Disease. StatPearls. NCBI. 2022.
4. DeSapri KAT Pelvic Inflammatory Disease. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/256448-overview
5. Savaris RF, Fuhrich DG, Maissiat J, Duarte RV, Ross J. Antibiotic therapy for pelvic inflammatory disease. Cochrane Database Syst Rev. 2020 Aug 20;8(8):CD010285. doi: 10.1002/14651858.CD010285.pub3.
6. Risser WL, Risser JM, Risser AL. Current perspectives in the USA on the diagnosis and treatment of pelvic inflammatory disease in adolescents. Adolesc Health Med Ther. 2017 Jun 27;8:87-94. doi: 10.2147/AHMT.S115535. PMID: 28721112; PMCID: PMC5498682.
11. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Pelvic Inflammatory Disease. 2022. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/pid.htm
15. Munro K, Gharaibeh A, Nagabushanam S, Martin C. Diagnosis and management of tubo-ovarian abscesses. The Obstetrician & Gynaecologist. 2018;20(1):11–9.
22. Ross J, Chacko MR. Pelvic inflammatory disease: Clinical manifestations and diagnosis. Uptodate. 2022.
23. Workowski KA, Bachmann LH, Chan PA, et al. Sexually Transmitted Infections Treatment Guidelines, 2021. MMWR Recomm Rep 2021; 70:1.
24. Ross J, Guaschino S, Cusini M, Jensen J. 2017 European guideline for the management of pelvic inflammatory disease. Int J STD AIDS 2018; 29:108.
25. Ross J, Cole M, Evans C, et al. United Kingdom National Guideline for the Management of Pelvic Inflammatory Disease (2019 Interim Update). https://www.bashhguidelines.org/media/1217/pid-update-2019.pdf (Accessed on January 08, 2020).

Diagnosis Penyakit Radang Panggu...
Prognosis Penyakit Radang Panggu...

Artikel Terkait

  • Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
    Risiko Penyakit Radang Panggul pada Penggunaan IUD (Intrauterine Device)
  • Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
    Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
Dibalas 20 Januari 2022, 14:50
Artikel SKP - Pemilihan Antibiotik untuk Radang Panggul
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Selama ini masih ada perdebatan mengenai jenis antibiotik yang paling tepat diberikan untuk pasien penyakit radang panggul. Regimen antibiotik...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 08 Oktober 2018, 09:25
Berbagi kasus PID dengan retensio urine dan hidronefrosis
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
4 Balasan
seorang wanita 49 tahun dengan keluhan awal nyeri perut sejak 6 hari lalu. nyeri dirasakan di perut bagian bawah disertai adanya keputihan berbau.vital sign...
dr. Firda Jusela
Dibalas 28 September 2018, 11:06
apakah bisa terapi ozon untuk pengobatan salphingitis?
Oleh: dr. Firda Jusela
2 Balasan
selamat siang docs, ingin bertanya.ada user yang menanyakan mengenai terapi ozon untuk pengobatan salphingitis. apakag sudah ada di indonesia dan apakah...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.