Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Rhabdomyolysis general_alomedika 2022-05-13T15:13:16+07:00 2022-05-13T15:13:16+07:00
Rhabdomyolysis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Rhabdomyolysis

Oleh :
dr. Nindy Adhilah
Share To Social Media:

Etiologi rhabdomyolysis dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu traumatik atau penyebab fisik dan nontraumatik atau penyebab nonfisik. Penyebab tersering dari rhabdomyolysis adalah trauma misalnya akibat kecelakaan kendaraan, imobilisasi berkepanjangan misalnya akibat koma, sepsis, dan operasi kardiovaskuler. Penyebab nontrauma meliputi penggunaan obat-obatan, gigitan ular berbisa, atau adanya gangguan genetik maupun gangguan metabolik pada otot.[1,3,4]

Penyebab Traumatik atau Fisik

Penyebab traumatik atau fisik dari rhabdomyolisis antara lain:

  • Trauma: kecelakaan lalu lintas, crush syndrome, penyiksaan, immobilisasi jangka panjang akibat koma, fraktur panggul
  • Kondisi hipoksia otot: oklusi arteri akibat tromboemboli, cedera, atau klem pembedahan
  • Perubahan suhu tubuh: malignant hyperthermia, neuroleptic malignant syndrome, heat stroke, hipotermia, frostbite, dan luka bakar yang luas
  • Kejutan listrik bermuatan tinggi atau tersambar petir

  • Aktivitas otot berlebihan: angkat beban berlebihan, status epileptikus, tetanus[2-4,7]

Penyebab Nontraumatik atau Nonfisik

Penyebab nontraumatik disebabkan adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, perubahan elektrolit, dan gangguan metabolik, seperti:

  • Obat-obatan: alkohol, cocaine, amfetamin, heroin, statin, fibrat, amitriptyline, fluoxetine, haloperidol, lithium, chlorpromazine, barbiturat, diphenhydramine, propofol, teofilin, terbutalin, dan zidovudin

  • Toksin: gigitan serangga, bisa ular, bisa laba-laba
  • Infeksi: pyomyositis, syok septik, toxic shock syndrome, malaria, HIV, influenza, virus Epstein-Barr, virus herpes, virus coxsackie, Salmonella, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium, Legionella, dan Mycoplasma. Selain itu, beberapa laporan kasus menunjukkan adanya rhabdomyolysis yang diakibatkan COVID-19

  • Gangguan elektrolit: hipokalemia, hipofosfatemia, kondisi hiperosmolar, hipokalsemia, hiperkalsemia, dehidrasi berat
  • Gangguan endokrin: kondisi hiperglikemik hiperosmolar, asidosis diabetikum berat disertai koma, miksedema, hipotiroid, hiperaldosteronisme
  • Autoimun: polimiositis, dermatomiositis
  • Kelainan genetik dan metabolik: gangguan glikogenolisis atau glikolisis, gangguan metabolisme lipid, Duchenne muscular dystrophy, myotonic dystrophy[1-5]

Faktor Risiko

Risiko rhabdomyolisis meningkat pada pasien trauma dengan trauma multisistem, cedera remuk yang melibatkan ekstremitas atau batang tubuh, dan sindrom kompartemen pada satu atau lebih ekstremitas. Selain itu, di Indonesia, gigitan ular berbisa juga menjadi faktor risiko yang penting. Beberapa contoh ular yang dapat menyebabkan rhabdomyolysis adalah Acanthopis laevis di Papua dan Maluku.

Risiko rhabdomyolisis juga meningkat pada kondisi aktivitas fisik berlebih, seperti olahraga ekstrim dan berkepanjangan atau aktivitas kejang seperti status epileptikus. Pasien dengan masalah penyalahgunaan zat, termasuk alkohol, juga lebih berisiko.[1]

Referensi

1. Kodadek L, Carmichael Ii SP, Seshadri A, Pathak A, Hoth J, Appelbaum R, Michetti CP, Gonzalez RP. Rhabdomyolysis: an American Association for the Surgery of Trauma Critical Care Committee Clinical Consensus Document. Trauma Surg Acute Care Open. 2022 Jan 27;7(1):e000836. doi: 10.1136/tsaco-2021-000836.
2. De Guzman MM. Rhabdomyolysis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1007814-overview
3. Stanley M, Chippa V, Aeddula NR, et al. Rhabdomyolysis. StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448168/
4. Torres PA, Helmstetter JA, Kaye AM, Kaye AD. Rhabdomyolysis: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. The Ochsner Journal. 2015; 15:58-69.
5. Gupta A, Thorson P, Penmatsa KR, Gupta P. Rhabdomyolysis: Revisited. Ulster Med J. 2020; 90(2):61-69.
7. Nance JR, Mammen AL. Diagnostic Evaluation of Rhabdomyolysis. Muscle Nerve. 2015; 51(6):793-810

Patofisiologi Rhabdomyolysis
Epidemiologi Rhabdomyolysis
Diskusi Terbaru
dr. Ferry Roferdi
Hari ini, 09:03
Surat sakit
Oleh: dr. Ferry Roferdi
1 Balasan
Alodokter. Mohon ijin bertanya. Apakah ada kriteria khusus untuk pasien agar mendapatkan surat sakit? Jika ada mohon share beserta sumbernya. Dikarenakan...
Anonymous
Hari ini, 08:21
Gatal gatal
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pasien dengan gatal gatal +/- 1 bulan yang lalu, awalnya seperti bentol lalu menyebar seluruh tubuh alergi makanan (-) aktivitas pasien berkerja di kebun,...
Anonymous
Hari ini, 01:32
Asma Anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya bertugas di PKM di daerah terpencil. Saya memiliki pasien anak asma eksaserbasi akut umur 3 tahun 2 bulan dgn BB 10.3 kg, sya sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.