Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2025-09-08T14:38:07+07:00 2025-09-08T14:38:07+07:00
Diphenhydramine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Diphenhydramine

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Diphenhydramine adalah obat antihistamin generasi pertama yang digunakan dalam tata laksana alergi, insomnia, pruritus, urtikaria, dan motion sickness. Namun, peresepan antihistamin generasi pertama, seperti diphenhydramine, harus dihindari dalam praktek klinis karena memiliki efek samping yang lebih berat dan berpotensi menimbulkan reaksi toksik yang tidak dimiliki antihistamin generasi kedua.[1,2]

Diphenhydramine bekerja pada reseptor histamin-1 sistem saraf perifer dan pusat, sehingga mampu mengurangi gejala hipersensitivitas dan memberi efek sedasi. Diphenhydramine bekerja tidak hanya sebagai antihistamin, namun juga antiadrenergik, antimuskarinik, antiserotonergik dan penyekat kanal natrium intrasel.

Obat ini cepat diserap dalam pemberian oral dan dimetabolisme secara ekstensif di hati oleh enzim sitokrom P450 (CYP450). Konsentrasi puncak diphenhydramine terjadi dalam 2-3 jam setelah pemberian oral. Hasil metabolitnya diekskresikan di urin. Diphenhydramine juga memberi efek peningkatan mood, energi, dan euforia ringan. Oleh karenanya, obat ini telah dilaporkan disalahgunakan untuk tujuan rekreasional.[3]

Pasien yang mengonsumsi obat ini harus diperingatkan untuk tidak mengasuh bayi, mengoperasikan mesin, atau pekerjaan berbahaya lainnya, termasuk berkendara. Diphenhydramine bisa menyebabkan penurunan konsentrasi dan mengantuk. Risiko ini meningkat pada anak dan lansia. Pasien lansia yang mengonsumsi diphenhydramine harus dipantau karena meningkatkan risiko jatuh.[1,2]

Meskipun banyak kondisi yang termasuk dalam indikasi label untuk diphenhydramine dan antihistamin generasi pertama lain, obat ini tidak lagi dianjurkan untuk penggunaan klinis. Diphenhydramine dan antihistamin generasi pertama lainnya tidak boleh diresepkan sebagai agen lini pertama untuk urtikaria, pengelolaan rhinitis alergi, atau anafilaksis, karena risiko reaksi yang merugikan lebih tinggi dibandingkan antihistamin generasi kedua.[19-25]

Penggunaan diphenhydramine bersamaan dengan alkohol, benzodiazepine, dan antidepresan dapat menyebabkan interaksi obat dan meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat. Injeksi diphenhydramine intravena atau intramuskular tidak boleh diberikan bersamaan dengan amphotericin B, hydrocortisone, barbiturat, zat kontras, serta cairan asam kuat atau alkali.[1,4]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Diphenhydramine

Perihal Deskripsi
Kelas Antihistamin, hiposensitisasi, dan kedaruratan alergi.[5]
Subkelas Antihistamin.[5]
Akses Resep.[5]
Wanita hamil

Kategori FDA: B.[6]

Kategori TGA: A.[7]

Wanita menyusui Obat diekskresikan ke ASI.[8]
Anak-anak Penggunaan tidak disarankan.[6,9]
Infant
FDA

Approved with serious warning.[6]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani

Penulisan kedua oleh: dr. Michael Susanto

Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha

Referensi

1. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 3100, Diphenhydramine. 2025. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Diphenhydramine.
2. Sicari V, Zabbo CP. Diphenhydramine. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526010/
3. Saran JS, Barbano RL, Schult R, Wiegand TJ, Selioutski O. Chronic diphenhydramine abuse and withdrawal: A diagnostic challenge. Neurol Clin Pract. 2017;7(5):439-441. doi:10.1212/CPJ.0000000000000304
4. MIMS. Diphenhydramine. 2025. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/diphenhydramine?mtype=generic
5. Pusat Informasi Obat Nasional. Difenhidramin Hidroklorida. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/difenhidramin-hidroklorida
6. ASHP. Diphenhydramine. 2024. https://www.drugs.com/monograph/diphenhydramine.html
7. TGA. Prescribing medicine in pregnancy database. 2025. https://www.tga.gov.au/prescribing-medicines-pregnancy-database
8. Drugs and Lactation Database. Bethesda (MD): National Library of Medicine (US). Diphenhydramine. 2025. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK501878/
9. Palmer RB, Reynolds KM, Banner W, Bond GR, Kauffman RE, Paul IM, Green JL, Dart RC. Adverse events associated with diphenhydramine in children, 2008-2015. Clin Toxicol (Phila). 2020 Feb;58(2):99-106. doi: 10.1080/15563650.2019.1609683.
19. Caffarelli C, Paravati F, El Hachem M, et al. Management of chronic urticaria in children: a clinical guideline. Ital J Pediatr. 2019;45(1):101. doi:10.1186/s13052-019-0695-x
20. Dykewicz MS, Wallace DV, Amrol DJ, et al. Rhinitis 2020: a practice parameter update. J Allergy Clin Immunol. 2020;146(4):721-767. doi:10.1016/j.jaci.2020.07.007
21. Shaker MS, Wallace DV, Golden DBK, et al. Anaphylaxis-a 2020 practice parameter update, systematic review, and Grading of Recommendations, Assessment, Development and Evaluation (GRADE) analysis. J Allergy Clin Immunol. 2020;145(4):1082-1123. doi:10.1016/j.jaci.2020.01.017
22. Shenoi RP, Timm N; Committee on Drugs; Committee on Pediatric Emergency Medicine. Drugs used to treat pediatric emergencies. Pediatrics. 2020;145(1):e20193450
23. Fein MN, Fischer DA, O'Keefe AW, Sussman GL. CSACI position statement: Newer generation H1-antihistamines are safer than first-generation H1-antihistamines and should be the first-line antihistamines for the treatment of allergic rhinitis and urticaria. Allergy Asthma Clin Immunol. 2019;15:61. Published 2019 Oct 1. doi:10.1186/s13223-019-0375-9
24. Pionas BPOM. Antihistamin. 2021. http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-3-sistem-saluran-napas-0/34-antihistamin-hiposensitisasi-dan-kedaruratan-alergi/341
25. Clark JH, Meltzer EO, Naclerio RM. Diphenhydramine: It is time to say a final goodbye. World Allergy Organ J. 2025 Jan 25;18(2):101027. doi: 10.1016/j.waojou.2025.101027.

Farmakologi Diphenhydramine

Artikel Terkait

  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Pemberian Kortikosteroid Bersama Antihistamin untuk Terapi Urtikaria Akut - Apakah Perlu?
    Pemberian Kortikosteroid Bersama Antihistamin untuk Terapi Urtikaria Akut - Apakah Perlu?
  • Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan untuk Insomnia
    Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan untuk Insomnia
  • Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
    Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Theresia Veronika
Dibalas 06 Agustus 2025, 15:38
Urtikaria kronis tanpa penyebab spesifik, apa yang perlu dilakukan?
Oleh: dr. Theresia Veronika
2 Balasan
Alo Dokter. Izin diskusi.Pasien anak usia 23 bulan mengalami urtikaria kronis yang kurang lebih sudah 5 bulan. Pasien sudah konsultasi ke dokter spesialis...
Anonymous
Dibuat 30 Juli 2025, 08:38
Zolpidem apakah dapat diresepkan oleh dokter umum?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
ALO Dokter, selamat pagi, saya mau bertanya.Untuk pasien yang mengalami sulit memulai tidur. Sebaiknya obat apa yang diberikan? Apakah zolpidem dapat...
Anonymous
Dibalas 28 Juni 2025, 23:23
Bolehkah meresepkan obat tidur untuk pasien wanita dengan insomnia akut?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO Dokter. Saya mendapatkan pasien wanita usia 34 tahun dengan keluhan tidak dapat tidur mendadak sejak 3 hari, pasien lalu pasien merasa demam namun tidak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.