Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Malignant Hyperthermia general_alomedika 2023-11-27T14:08:12+07:00 2023-11-27T14:08:12+07:00
Malignant Hyperthermia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Malignant Hyperthermia

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Malignant hyperthermia atau hipertermia maligna adalah kondisi medis serius dan potensial mematikan yang terjadi sebagai respons berlebih terhadap anestesi, terutama anestesi inhalasi seperti halothane, sevoflurane, dan isoflurane; serta depolarizing muscle relaxants seperti succinylcholine. Malignant hyperthermia ditandai dengan hipermetabolisme otot rangka yang cepat, menghasilkan peningkatan produksi panas, hiperkapnia, asidosis metabolik, dan peningkatan suhu tubuh signifikan.[1-3]

Pasien yang memiliki kerentanan secara genetik dapat mengalami reaksi malignant hyperthermia sebagai respons terhadap agen pemicu, seperti gas anestesi terhalogenasi isoflurane atau succinylcholine. Dalam kasus lebih jarang, kondisi ini bisa terjadi akibat stimulus dari stres fisik, seperti olahraga dan paparan panas.

malignant hyperthermia

Malignant hyperthermia secara genetik terkait dengan mutasi pada gen RYR1 (Receptor Ryanodine 1) dan CACNA1S (Voltage-dependent L-type Calcium Channel). Kedua gen ini memainkan peran penting dalam regulasi kalsium di dalam sel otot rangka [1,2,4-6]

Manifestasi klinis malignant hyperthermia bersifat tidak spesifik. Beberapa tanda dan gejala seperti peningkatan suhu tubuh, adanya kekakuan otot, laju pernapasan yang cepat, takikardia, asidosis metabolik, peningkatan produksi CO2, hiperkalemia, dan rhabdomyolisis dapat ditemukan pada pasien dengan malignant hyperthermia akibat adanya aktivitas hipermetabolik.[1,2,7]

Kunci menegakkan diagnosis malignant hyperthermia secara tepat waktu adalah dengan menyadari kemungkinannya setiap kali agen pemicu digunakan. Penting bagi klinisi untuk memiliki indeks kecurigaan yang tepat. Peningkatan end tidal carbon dioxide (ETCO2) merupakan tanda utama terjadinya malignant hyperthermia.[4-7]

Dalam penatalaksanaan malignant hyperthermia, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghentikan penggunaan gas anestesi volatil yang kuat seperti halothane, sevoflurane, desflurane, isoflurane, serta depolarizing muscle relaxants yang dapat memicu respon hipermetabolik dan segera mengganti agen anestesi lain seperti nitrous oksida.[2,3,5]

Dantrolene sodium dapat diberikan sebagai antidotum dalam penatalaksanaan farmakologi malignant hyperthermia. Dantrolene menghambat pelepasan kalsium dari retikulum endoplasma di dalam sel otot. Dosis dantrolene tergantung pada berat badan pasien dan tingkat keparahan. Biasanya, dosis awal adalah 2,5 mg/kg dan dapat diulang setiap 5 menit jika diperlukan.[1,3,5-7]

Selain pemberian dantrolene, pastikan ventilasi dan oksigenasi adekuat. Pengobatan suportif termasuk koreksi asidosis metabolik, gangguan elektrolit, dan gangguan kardiovaskular yang mungkin timbul akibat malignant hyperthermia. Monitoring parameter vital, elektrolit, dan fungsi organ adalah esensial selama proses penanganan untuk memastikan respons yang tepat dan komplikasi yang terkendali.[3]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Tanwar P, Naagar M, Malik G, et al. A review on Malignant Hyperthermia: Epidemiology, etiology, risk factors, diagnosis, clinical management and treatment modalities. World Journal of Biology Pharmacy and Health Sciences. 2023;13(01):138–161 DOI: https://doi.org/10.30574/wjbphs.2023.13.1.0021
2. Cieniewicz A, Trzebicki J, Mayzner-Zawadzka E, et al. Malignant hyperthermia – what do we know in 2019?. Anaesthesiol Intensive Ther. 2019;51(3):169–177 DOI: https://doi.org/10.5114/ait.2019.87646
3. Ruffert H, Bastian B, Bendixen D, et al. Consensus guidelines on perioperative management of malignant hyperthermia suspected or susceptible patients from the European Malignant Hyperthermia Group. British Journal of Anaesthesia. 2021;126(1):120-130 DOI:10.1016/j.bja.2020.09.029
4. Bin X, Wang B, Tang Z. Malignant Hyperthermia: A Killer If Ignored. Journal of PeriAnesthesia Nursing. 2022;37:435−444 DOI :https://doi.org/10.1016/j.jopan.2021.08.018
5. Gupta P K, Bilmen J G, Hopkins P M. Anaesthetic management of a known or suspected malignant hyperthermia susceptible patient. BJA Education. 2021;21(6):218-224 DOI: 10.1016/j.bjae.2021.01.003
6. Watt S, McAllister R K. Malignant Hyperthermia. StatPearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430828/
7. Perszke, Michal, Egierska, et al. Malignant hyperthermia – state of knowledge. Journal of Education, Health and Sport. 2022;12(9):883-890 DOI: http://dx.doi.org/10.12775/JEHS.2022.12.09.102

Patofisiologi Malignant Hyperthe...
Diskusi Terbaru
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 1 jam yang lalu
Suara serak sejak 1 tahun yang lalu - ALOPALOOZA THT-KL
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
4 Balasan
ALO Dokter, saya ada pasien dengan riwayat suara serak sejak 1 tahun yang lalu disertai keluhan benjolan di leher kanan sebesar jempol kaki. Saat ini keluhan...
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 2 jam yang lalu
Hernia umbilikalis pada bayi baru lahir
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
ALO Dokter. Hernia umbilikalis pada bayi baru lahir adalah kondisi di mana jaringan perut menonjol melalui lubang di sekitar pusar yang belum sepenuhnya...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 14 jam yang lalu
Telinga masih nyeri walau sudah diirigasi - ALOPALOOZA THT
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
2 Balasan
ALO Dokter,Diskusi pasien dengan keluhan nyeri telinga kiri sejak 1 hari. Setelah pemeriksaan otoskopi, diputuskan untuk dilakukan irigasi telinga. Akan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.