Indikasi dan Dosis Atropin
Atropin dapat diindikasikan sebagai medikasi praanestesi, sinus bradikardia, juga keracunan organofosfat. Selain itu, atropin dapat digunakan sebagai premedikasi operasi katarak, dan kondisi mata lainnya yang membutuhkan dilatasi pupil.
Medikasi Praanestesi
Sediaan injeksi dosis dewasa, juga anak adalah 20 mikrogram/kgBB IM, diberikan 30‒60 menit sebelum induksi. Pada pasien dewasa dosis dapat diberikan hingga maksimum 500 mikrogram IV, segera sebelum induksi. Sedangkan, pada pasien anak dapat diberikan secara oral dengan dosis yang sama, 2 jam sebelum induksi. [1]
Sinus Bradikardia
Pada aritmia berupa sinus bradikardia, atropin dapat digunakan untuk meningkatkan denyut jantung dengan dosis dewasa, 500‒1000 mikrogram, secara intravena, setiap 5 menit, maksimal 3 mg.
Sedangkan, dosis pediatrik adalah 20 mikrogram/kgBB IV, setiap 5 menit dengan total 2-3 dosis. Dosis per pemberian minimal 0.1 mg, maksimal 0.5 mg (anak), 1 mg (remaja). Dosis total maksimal adalah 1 mg pada anak dan 2 mg pada remaja.
Atropin pada dosis adekuat, dapat mengatasi beragam tipe refleks vagal kardiak, yang melambat, atau asistol, seperti menangani kasus bradikardia, atau asistol, yang ditimbulkan karena injeksi obat kolin ester, zat anti kolinesterase, atau obat parasimpatomimetik lainnya. Selain itu, dapat untuk menangani kasus cardiac arrest, atau henti jantung, yang ditimbulkan oleh stimulasi saraf vagus, juga partial heart block, apabila aktivitas vagal sebagai faktor etiologi.
Pada kasus blok jantung total, atropin dapat diberikan untuk mengakselerasi kecepatan idioventrikular.
Keracunan Organofosfat
Berikan dosis awal atropin 1-3 mg sebagai bolus, seiring dengan pemasangan infus dengan cairan saline 0,9%. Monitor keadaan pasien setelah 5 menit, untuk memeriksa apakah terjadi efek atropinisasi, seperti ukuran pupil tambah melebar/midriasis, tekanan darah sistol meningkat >80, detak jantung meningkat >80 kali/menit, urine output >0,5 mL/kgBB/jam, pemeriksaan auskultasi dada tidak terdengar ronki basah (kecuali karena aspirasi). Apabila tidak ada respon terhadap atropin, dosis digandakan dua kali, namun apabila keadaan pasien membaik, maka dosis tersebut dapat dihentikan, dan diganti dengan dosis kecil atropin. Setelah pasien stabil, mulailah pemberian atropin per infus dengan dosis 10-20% dari total dosis yang digunakan untuk menstabilkan pasien tersebut. [22]
Premedikasi Operasi Katarak
Atropin 1,0% sebagai sediaan obat tetes mata diberikan 3 kali sehari, satu hari sebelum pelaksanaan prosedur operasi katarak, dan sekali pada pagi hari pada hari pelaksanaan operasi. [23] Namun dilaporkan, ukuran dilatasi pupil oleh atropin, dibandingkan dengan standar regimen obat dilatasi lainnya, adalah lebih kecil, dengan perbedaan sekitar 0,4 mm. [24]
Indikasi Oftalmologi selain Katarak
Berikut adalah beberapa indikasi atropin untuk mata selain katarak:
Floppy Iris Syndrome
Pada pasien dengan pembesaran prostat jinak yang mengonsumsi tamsulosin, atropin sebagai tetes mata, juga bermanfaat untuk meminimalisir risiko terjadinya floppy iris syndrome. [25]
Ambliopia
Atropin dilaporkan dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi ambliopia pada anak, usia 7‒12 tahun, dengan atau tanpa patching. [17,26]
Miopia
Penggunaan atropin dosis rendah untuk mengatasi miopia, terutama high myopia, juga telah dilaporkan, terutama di negara Asia. [20] Namun, terdapat risiko penggunaan berupa progresivitas miopia. [27]
Mengatasi Sekresi Respiratorik Terminal
Suatu studi mengungkapkan bahwa atropin tetes mata 1% dapat digunakan untuk mengatasi sekresi respiratorik terminal, pada pasien lanjut usia, dalam keadaan kondisi berat. [28]
Penggunaan Lain
Atropin per oral digunakan sebagai antispasmodik, dengan dosis dewasa 0,6‒1,2 mg, diminum malam hari. [13]