Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hepatitis B general_alomedika 2022-09-27T15:40:46+07:00 2022-09-27T15:40:46+07:00
Hepatitis B
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hepatitis B

Oleh :
Bianda Pramudita MSc
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hepatitis B akut bersifat suportif dan simptomatik. Pada hepatitis B kronik, diperlukan pemberian pegylated interferon alfa (PEG-IFN-a), entecavir, dan tenofovir.[3,13]

Prinsip Terapi Hepatitis B Akut

Infeksi hepatitis B akut dapat sembuh secara spontan pada 95% orang dewasa sehat. Pada populasi ini, manajemennya berupa tindakan suportif. Sedangkan, pasien dengan kondisi akut berat dan akut berat protracted membutuhkan pengobatan antiviral.

Pasien dianggap mengalami kondisi akut berat jika memenuhi 2 dari 3 indikator berikut:

  • Bilirubin lebih dari 10 mg/dL
  • International normalized ratio (INR) lebih dari 1.6

  • Ensefalopati hepatikum

Kondisi akut berat protracted ditegakkan jika bilirubin total lebih dari 3 mg/dL atau angka bilirubin direk lebih dari 1,5 mg/dL, INR lebih dari 1.5, dan ada ensefalopati hepatikum atau ascites.[1]

Prinsip Terapi Hepatitis B Kronik

Pasien dengan hepatitis B kronik memerlukan pemberian antivirus. Dokter juga perlu mengidentifikasi adanya koinfeksi seperti HIV, hepatitis C, atau hepatitis D. Dokter juga perlu mempertimbangkan status replikasi virus hepatitis B dan keparahan penyakit.

Keparahan dari penyakit ditentukan berdasarkan pada penilaian klinis, pemeriksaan laboratorium parameter fungsi hati, dan histologi liver. Pada hepatitis B kronik dengan nilai alanin transferase (ALT) normal, dapat dilakukan pemeriksaan pencitraan untuk mengukur kerusakan jaringan hepar. Sementara itu, pada pasien dengan nilai ALT yang meningkat atau berfluktuasi, biopsi hepar perlu dilakukan untuk mengetahui perlunya pengobatan antivirus. Antivirus diberikan jika ada fibrosis hepar signifikan (F2 atau lebih).[1]

Medikamentosa

Tujuan pengobatan antiviral ialah untuk menekan replikasi virus hepatitis B, mereduksi inflamasi hepar, dan mencegah progresi ke sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler. Secara umum, pada penderita hepatitis B kronik dengan HBeAg positif, terapi dapat dimulai jika HBV DNA mencapai 20.000 IU/mL atau lebih dan jika ALT meningkat selama 3-6 bulan. Sementara itu, pada pasien hepatitis B kronik dengan HBeAg negatif, terapi dapat dimulai ketika HBV DNA mencapai 2.000 IU/mL atau lebih dan nilai ALT meningkat selama 3-6 bulan. Pada pasien dengan koinfeksi HIV, terapi hepatitis B dan antiretroviral (ARV) dapat dimulai bersamaan.[1,3,13,14]

Interferon

Sediaan interferon dibedakan pada dewasa dan anak-anak. Peginterferon alfa-2a diperuntukkan bagi pasien dewasa, sedangkan peginterferon alfa-2b diberikan pada anak-anak. Dosis dewasa adalah 180 mcg setiap minggu. Untuk anak-anak di atas 1 tahun, dosis interferon adalah 6 juta IU/m2 yang diberikan 3 kali seminggu.

Interferon masuk dalam kategori C untuk ibu hamil. Efek samping obat ini mencakup gejala menyerupai flu, kelelahan, gangguan mood, penyakit autoimun pada pasien dewasa, serta anoreksia dan penurunan berat badan pada anak-anak.[5]

Entecavir

Entecavir diberikan dengan dosis 0,5 mg setiap harinya untuk dewasa dan anak-anak di atas 2 tahun dengan berat badan di atas 30 kg dan belum pernah mendapat terapi. Selain itu, entecavir diberikan berdasarkan berat badan anak.

Dosis entecavir pada anak yang belum pernah menggunakan pengobatan di atas usia 2 tahun dan dengan berat badan minimal 10 kg adalah:

  • 0,15 mg untuk anak dengan berat badan 10-11 kg
  • 0,2 mg untuk anak dengan berat badan di atas 11 kg hingga14 kg
  • 0,25 mg untuk anak dengan berat badan di atas 14 kg hingga 17 kg
  • 0,3 mg untuk anak dengan berat badan di atas 17kg hingga 20 kg
  • 0,35 mg untuk anak dengan berat badan di atas 20 kg hingga 23 kg
  • 0,4 mg untuk anak dengan berat badan di atas 23 kg hingga 26 kg
  • 0,45 mg untuk anak dengan berat badan di atas 26 kg hingga 30 kg

Untuk anak-anak yang sudah pernah mendapat pengobatan, berusia di atas 2 tahun, dengan berat badan setidaknya 10 kg, dosis entecavir adalah:

  • 0,30 mg untuk anak dengan berat badan 10-11 kg
  • 0,4 mg untuk anak dengan berat badan di atas 11 kg hingga 14 kg
  • 0,5 mg untuk anak dengan berat badan di atas 14 kg hingga 17 kg
  • 0,6 mg untuk anak dengan berat badan di atas 17 kg hingga 20 kg
  • 0,7 mg untuk anak dengan berat badan di atas 20 kg hingga 23 kg
  • 0,8 mg untuk anak dengan berat badan di atas 23 kg hingga 26 kg
  • 0,9 mg untuk anak dengan berat badan di atas 26 kg hingga 30 kg
  • 1,0 mg untuk anak dengan berat badan di atas 30 kg

Kategori obat ini adalah C untuk ibu hamil. Efek samping entecavir yang perlu diwaspadai ialah asidosis laktat pada kondisi sirosis dekompensata.[5]

Tenofovir

Tenofovir diberikan dengan dosis 300 mg per hari untuk dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas. Kategori obat ini adalah B untuk kehamilan. Efek samping obat ini mencakup nefropati, sindroma Fanconi, osteomalasia, dan asidosis laktat.[5]

Lamivudin

Lamivudin diberikan dengan dosis 100 mg/hari untuk pasien dewasa. Pada anak berusia 2 tahun ke atas, dosis lamivudin yang digunakan adalah 3 mg/kg/ hari, dengan dosis maksimal 100 mg.

Kategori obat ini adalah C untuk kehamilan. Potensi efek samping mencakup pankreatitis dan asidosis laktat.[5]

Adefovir

Adefovir diberikan dengan dosis 10 mg setiap harinya untuk pasien dewasa dan anak usia 12 tahun ke atas. Kategori obat ini adalah C untuk kehamilan. Efek samping obat mencakup gagal ginjal akut, sindroma Fanconi dan asidosis laktat.[5]

Telbivudin

Telbivudin diberikan dengan dosis 600 mg per hari untuk pasien dewasa. Kategori obat ini adalah B untuk kehamilan. Obat ini berpotensi menimbulkan efek samping berupa peningkatan kreatin kinase, myopati, neuropati perifer, dan asidosis laktat.[5]

Pembedahan

Terapi bedah hanya diindikasikan pada penyakit hati fulminan yang membutuhkan transplantasi organ hati.[1]

Perubahan Gaya Hidup

Pasien dengan hepatitis akut dan kronik yang tidak mengalami sirosis hepatis tidak perlu melakukan restriksi diet. Namun, pada pasien dengan sirosis dekompensata, maka diperlukan melakukan pembatasan diet yang disesuaikan dengan kondisi klinis. Pembatasan dapat berupa diet rendah natrium 1,5 g/hari, diet tinggi protein, serta pembatasan cairan sebanyak 1,5 L/hari pada kasus hiponatremia.[3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Tripathi N, Mousa OY. Hepatitis B. StatPearls, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
3. Pyrsopoulos NT. Hepatitis B. Medscape, 2021.
5. Terrault N, Lok A, McMahon B, Chang K, Hwang J, Jonas M, et al. Update on Prevention, Diagnosis, and Treatment and of Chronic Hepatitis B: AASLD 2018 Hepatitis B Guidance. Hepatology 2018;67:1560–99. https://doi.org/10.1002/hep.29800.
13. Yim HJ, Kim JH, Park JY, Yoon EL, Park H, Kwon JH, Sinn DH, Lee SH, Lee JH, Lee HW. Comparison of clinical practice guidelines for the management of chronic hepatitis B: When to start, when to change, and when to stop. Clin Mol Hepatol. 2020 Oct;26(4):411-429. doi: 10.3350/cmh.2020.0049.
14. Guvenir M, Arikan A. Hepatitis B Virus: From Diagnosis to Treatment. Pol J Microbiol. 2020 Dec;69(4):391-399. doi: 10.33073/pjm-2020-044. Epub 2020 Dec 27.

Diagnosis Hepatitis B
Prognosis Hepatitis B

Artikel Terkait

  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
    Memahami Hasil Serologi Hepatitis B
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
    Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
  • Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C
    Menyusui pada Ibu dengan Hepatitis B dan C

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 24 April 2025, 06:44
Apakah pasien hepatitis B harus diterapi seumur hidup?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya. Apakah terapi pd pasien hepatitis b harus diberikan seumur hidup?Jika tidak, kapan kita bisa stop untuk terapi hepatitis b...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 17:10
Tatalaksana mual pada Pasien post HD dengan HbSAg positif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter..Izin bertanya, saya ada pasien perempuan usia 65th, datang dengan keluhan sesak nafas, perut rasa begah, mual dan demam. Pasien post HD 1 hari...
Anonymous
Dibalas 13 Juni 2024, 08:56
Terapi Hepatitis B apakah harus seumur hidup?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Untuk terapi hepatitis biasanya berlangsung berapa lama? Apakah penderita harus minum obat seumur hidup? Kemudian kapan kita bisa cek...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.