Panduan E-prescription Rambut Rontok
Panduan e-prescription rambut rontok ini dapat digunakan oleh dokter umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Rambut rontok adalah kondisi di mana rambut berhenti bertumbuh dikarenakan suatu penyebab. Ada pula definisi rambut rontok lainnya yakni jumlah rambut yang lebih sedikit atau jumlah yang terlepas melebihi batas normal dengan atau tanpa penipisan yang tampak.[1,2]
Tanda dan Gejala
Etiologi rambut rontok terbagi menjadi dua faktor utama, yaitu faktor endogen dan faktor eksogen. Faktor endogen yakni berasal dari penyakit sistemik seperti penyakit autoimun, hipotiroid, defisiensi besi, infeksi jamur, stres, status gizi malnutrisi dan kelainan genetik.[2,5]
Faktor eksogen yakni berasal dari lingkungan luar seperti sinar matahari, radiasi, luka bakar, kemoterapi, trauma, paparan air kaporit dan asin, penggunaan shampo, cat rambut, menyisir rambut berlebihan, menggunakan pelurus atau pengering rambut, dan kebiasaan mencabut rambut berlebihan yang disebut trikotilomania.[2,5]
Rambut rontok terbagi menjadi dua yakni tipe scarring dan non-scarring. Pada tipe scarring, folikel rambut rusak secara permanen. Tipe scarring terbagi lagi menjadi 3 kategori yaitu tinea kapitis, alopesia mucinosa, dan alopesia neoplastika. Pada tipe non-scarring, terdapat 6 kategori utama yakni alopesia areata, alopesia androgenetik, telogen effluvium, alopesia traumatik, hingga anagen effluvium.[2]
Tanda dan gejala pada rambut rontok berbeda sesuai dengan tipe kerontokan. Masing-masing tipe memiliki pola dan distribusi kerontokan yang berbeda-beda. Pola kerontokan jenis difus dapat ditemukan pada rambut rontok tipe telogen effluvium, alopesia androgenetik, dan anagen effluvium. Kerontokan jenis patchy hair loss dapat ditemukan pada alopesia areata, dan tinea kapitis. Tanda klinis multipel papul dan nodul yang menginfiltrasi kulit dapat ditemui pada alopesia mucinosa.[1-3]
Peringatan
Pasien dengan kondisi rambut rontok baik tipe scarring sebaiknya dirujuk ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan tata laksana yang sesuai. Pasien juga perlu diingatkan untuk mengikuti terapi hingga selesai agar mendapat hasil yang diinginkan.
Kondisi seperti trikotilomania atau alopesia traumatik perlu dirujuk ke dokter spesialis kejiwaan untuk mendapatkan terapi suportif seperti cognitive behaviour therapy.[3,25]
Edukasi Pasien dan Orang Tua Pasien
Selain terapi medis, edukasi juga merupakan aspek penting dari penatalaksanaan. Edukasi yang perlu diberikan adalah:
- Mengenai jenis kerontokan yang dialami, etiologi yang mendasari, proses penatalaksanaan yang akan dihadapi dan prognosis bagi kondisi pasien
- Mengenai kemungkinan adanya penyakit penyerta sebagai penyebab utama dari kerontokan rambut, sehingga perlu secara simultan melakukan manajemen penyakit penyerta
- Tata cara perawatan rambut yang baik dan benar adalah dengan tidak terlalu sering menyisir rambut atau mengikat rambut terlalu kencang, mencuci rambut maksimal 2 kali per hari, mengurangi penggunaan alat pengeriting atau pelurus rambut.[1,3,5]
Medikamentosa
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan disesuaikan dengan tipe kerontokan. Perlu diingat bahwa tidak semua jenis rambut rontok bisa ditangani oleh dokter umum. Namun, terdapat beberapa jenis obat-obatan yang dapat diberikan untuk pasien rambut rontok.
Minoxidil
Minoxidil adalah derivat dari piperidino-pyrimidine. Minoxidil meningkatkan pertumbuhan rambut dan mengurangi rambut rontok dengan mempengaruhi sintesis DNA pada bulba anagen. Minoxidil hanya disetujui oleh FDA untuk menangani kasus alopesia androgenetik. Selebihnya, penggunaan minoxidil sifatnya off label.[22]
- Dosis dari minoxidil 2-5% (teteskan 1 ml pada area rambut yang bermasalah, diberikan 2 kali sehari).[2,3,16,18]
Antifungal
Penggunaan antifungal digunakan untuk terapi tinea kapitis. Jenis antifungal yang dianjurkan adalah griseofulvin, diikuti dengan terbinafine, itraconazole, fluconazole.[2,3,16,18]
Berikut ini adalah dosis dari masing-masing antifungal sistemik.[23,24]
Dosis Griseofulvin:
- Dewasa: 20-25 mg/kgBB/ hari diberikan selama 4-6 minggu
- Anak-anak: 15-25 mg/kgBB/ hari diberikan selama 6 -12 minggu
Dosis Terbinafine :
- Dewasa: 3-6 mg/kgBB/hari diberikan selama 2–4 minggu
- Anak-anak: 4-5 mg/kg/hari. Atau dapat diberikan sesuai berat badan, yakni berat badan 10-20 kg diberikan 62,5 mg/hari; berat badan 20-40 kg diberikan 125 mg/hari; dan >40 kg diberikan 250 mg/hari. Durasi pemberian sekitar 2–12 minggu.
Dosis Itraconazole:
- Dewasa: 3-5 mg/kgBB/hari diberikan selama 4–6 minggu
- Anak-anak: Sediaan kapsul 5 mg/kgBB/hari, sediaan oral solution 3 mg/kgBB/ hari, diberikan selama 2–6 minggu
Dosis Fluconazole:
- Dewasa: 3-6 mg/kgBB/hari diberikan selama 6 minggu
- Anak-anak: 5-6mg/kgBB/hari, durasi pemberian 3-6 minggu
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha