Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Alopecia Areata general_alomedika 2022-05-24T13:31:52+07:00 2022-05-24T13:31:52+07:00
Alopecia Areata
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Alopecia Areata

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Alopesia atau alopecia areata adalah hilangnya rambut di area kulit, yang bersifat noninflamasi dan non-scarring dengan folikel rambut yang masih bertahan. Gangguan biasanya hanya terjadi pada satu atau lebih area kulit yang berbatas tegas, sehingga disebut juga sebagai patchy alopecia areata.[1,2]

Pada beberapa kasus, kehilangan rambut dapat terjadi secara ekstensif pada seluruh kulit kepala sehingga disebut sebagai alopecia totalis atau pada seluruh tubuh sehingga disebut sebagai alopecia universalis. Alopecia areata dapat terjadi pada semua kelompok usia, jenis kelamin, dan ras dengan perjalanan penyakit yang tidak dapat diprediksi. Kondisi ini sering menimbulkan frustasi dan depresi bagi penderitanya.[1-3]

Alopecia Areata-min

Penyebab alopecia areata hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi autoimun diduga berperan penting dalam destruksi folikel rambut. Faktor lain seperti genetik, stres, dan makanan juga diduga berperan.[1,4]

Diagnosis alopecia areata ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, terutama inspeksi yang menunjukkan area hilangnya rambut berbatas tegas dengan folikel rambut yang masih bertahan. Dermoskopi juga dapat membantu penegakan diagnosis dan menilai keparahan penyakit. Pemeriksaan penunjang seperti biopsi dan biomarker tertentu bisa dilakukan bila hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik meragukan.[1,4,5]

Penatalaksanaan alopecia areata bersifat multidisiplin karena memerlukan manajemen secara klinis dengan mempertimbangkan keadaan psikologis penderita. Manajemen medikamentosa yang dapat digunakan adalah agen imunoterapi dan kortikosteroid. Sementara itu, penatalaksanaan nonmedikamentosa dapat berupa fototerapi, laser, dan krioterapi.[1,4,6]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

1. Strazzulla L, Wang E, Avila L, et al. Alopecia areata. Journal of the American Academy of Dermatology. 2018;78(1):1-12.
2. Pratt C, King L, Messenger A, et al. Alopecia areata. Nature Reviews Disease Primers. 2017;3(1):1-17.
3. Miteva M, Villasante A. Epidemiology and burden of alopecia areata: a systematic review. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology. 2015;8:397-403.
4. Dainichi T, Kabashima K. Alopecia areata: What’s new in epidemiology, pathogenesis, diagnosis, and therapeutic options?. Journal of Dermatological Science. 2017;86(1):3-12.
5. Finner A. Alopecia areata: Clinical presentation, diagnosis, and unusual cases. Dermatologic Therapy. 2011;24(3):348-354.
6. Rodgers A. Why Finding a Treatment for Alopecia Areata Is Important: A Multifaceted Perspective. Journal of Investigative Dermatology Symposium Proceedings. 2018;19(1):S51-S53.

Patofisiologi Alopecia Areata

Artikel Terkait

  • Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
    Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
  • Red Flags Rambut Rontok
    Red Flags Rambut Rontok
Diskusi Terkait
Anonymous
12 Maret 2023
Terapi kerontokan rambut pada wanita
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien seorang wanita dengan keluhan kerontokan rambut yang berlangsung lebih 10 tahun. Awal mulanya pasien menderita thypus dan...
Anonymous
10 Maret 2023
Terapi PRP untuk masalah kebotakan
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Izin bertanya utk TS dr.SpKK.....utk menangani pasien dng masalah kebotakan, apakah dng PRP bisa menumbuhkan kembali rambut di area kebotakan yg sudah tidak...
Anonymous
26 Februari 2023
Tata laksana rambut rontok yang bertambah banyak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, selamat sore....Pasien 32 thn, dtg dgn keluhan rambur rontok, kurang lbh 1 bulanan.Awalnya pasien pernah mengalami rambut rontok jika ramburnya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.