Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Rambut Rontok general_alomedika 2025-11-19T15:19:46+07:00 2025-11-19T15:19:46+07:00
Rambut Rontok
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-prescription

Diagnosis Rambut Rontok

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Pendekatan diagnosis pada rambut rontok dimulai dengan anamnesis untuk mengidentifikasi pola kerontokan, onset, faktor pemicu, serta riwayat keluarga. Pemeriksaan fisik fokus pada pola distribusi rambut rontok, kondisi kulit kepala, dan uji tarik (hair-pull test).

Pemeriksaan penunjang dapat mencakup trikoskopi untuk mengevaluasi karakteristik batang rambut dan folikel, serta pemeriksaan laboratorium bila dicurigai kondisi sistemik seperti anemia defisiensi besi, gangguan tiroid, atau penyakit autoimun. Bila diagnosis tetap tidak jelas, biopsi kulit kepala dapat dilakukan untuk membedakan antara alopesia non-scarring dan scarring.[2,3,13,25]

Anamnesis

Anamnesis diawali dengan menilai durasi dan onset kerontokan. Kasus dengan onset akut sering mengarah pada telogen effluvium akibat pemicu sistemik, sedangkan onset bertahap dan progresif lebih konsisten dengan alopesia androgenetik. Informasi mengenai pola kerontokan, misalnya difus atau vertex, juga dapat membantu mengarahkan diagnosis.[1,3,16,25]

Faktor Pemicu dan Faktor Risiko

Pasien perlu ditanya mengenai derajat keparahan dan apakah rambut rontok terjadi saat menyisir, mandi, atau spontan. Riwayat mengenai pemicu potensial juga perlu ditanya, termasuk riwayat stres, infeksi, operasi, penurunan berat badan drastis, melahirkan, serta konsumsi obat.

Riwayat nutrisi termasuk defisiensi besi, asupan protein, atau pola diet ekstrem dapat berkontribusi pada kerontokan rambut. Selain itu, riwayat penyakit sistemik seperti penyakit tiroid, lupus eritematosus sistemik, atau dermatitis seboroik juga perlu digali.

Riwayat keluarga juga perlu ditanyakan, terutama pada alopesia androgenetik yang sering memiliki pola herediter. Pada pasien perempuan, anamnesis harus mencakup riwayat menstruasi, kehamilan, gejala hiperandrogenisme, serta penggunaan kontrasepsi hormonal, mengingat keterkaitan dengan gangguan hormon seperti sindrom ovarium polikistik.[1,3,16,25]

Keluhan Penyerta

Keluhan subjektif seperti pruritus, nyeri, sensasi terbakar, atau rasa tertarik pada kulit kepala juga perlu digali karena bisa mengarahkan pada faktor yang berkaitan, misalnya kondisi inflamasi seperti lichen planopilaris dan psoriasis. Sebaliknya, alopesia areata sering muncul tanpa gejala subjektif.[1,3,16,25]

Faktor Gaya Hidup

Informasi mengenai kebiasaan perawatan rambut (penggunaan alat pemanas, bahan kimia, gaya rambut yang menarik rambut) penting untuk mengidentifikasi traksi alopesia atau kerusakan batang rambut. Selain itu, kebiasaan menarik rambut sendiri perlu dipertimbangkan bila ada pola kerontokan tidak konsisten.[1,3,16,25]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dapat dimulai dengan pemeriksaan menyeluruh dan pemeriksaan jarak dekat terlebih dahulu, diikuti dengan pemeriksaan khusus lainnya seperti hair pull test, hair card test, dan tug test.[1,25]

Pemeriksaan Umum

Pemeriksaan inspeksi pada rambut dan kulit kepala dilakukan secara bertahap yaitu melalui pemeriksaan secara menyeluruh hingga pemeriksaan close-up atau jarak dekat dengan bantuan dermatoskopi.

Pastikan pasien berada dalam posisi duduk tegak, dan pemeriksa harus bisa melihat kondisi kepala secara menyeluruh. Apabila pasien menggunakan topi, jepitan rambut atau extension rambut, sebaiknya diminta untuk dilepas terlebih dahulu.[1,3]

Pemeriksaan Menyeluruh:

Pada pemeriksaan secara menyeluruh, dilakukan inspeksi menyeluruh pada kulit kepala pasien. Apabila kulit kepala pasien tampak jelas, maka sudah dapat disimpulkan bahwa densitas rambut berkurang sebanyak 50%.

Gunakan ujung jari untuk melakukan goresan sagital pada rambut dimulai dari bagian garis rambut sisi frontal ke arah crown lalu kemudian dari oksiput ke arah crown. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan pola dan distribusi dari rambut rontok.[1]

Pemeriksaan Jarak Dekat:

Pada pemeriksaan jarak dekat, pemeriksa dapat menggunakan kaca pembesar atau dermatoskop. Hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan jarak dekat adalah kondisi batang rambut, rambut yang rusak, follicular markings yang khas pada tipe non-scarring, eritema pada kulit, depigmentasi, atrofi, krusta, telangiektasis, dan flakes.[1]

Selain dengan pemeriksaan menggunakan dermatoskop, dapat juga dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan lampu Woods untuk membantu dalam mencari tanda-tanda infeksi jamur.[3,16]

Pemeriksaan Khusus

Pada pemeriksaan khusus terdapat beberapa macam tes yang bisa dilakukan yakni seperti seperti hair pull test dan hair card test.[1,3]

Hair Pull Test:

Pemeriksaan ini dilakukan dengan secara perlahan menggenggam sebanyak 40-60 helai rambut dengan menggunakan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, kemudian secara lembut tarik ke atas atau menjauhi kepala, ulangi proses ini pada 4 bagian kepala yaitu area frontal, oksiput, dan bitemporal.

Positif pull test jika 4-6 helai rambut ikut tercabut. Hasil positif hair pull test terjadi pada kondisi telogen effluvium, anagen effluvium, alopesia androgenetik, dan alopesia areata.[1,2]

Hair Card Test:

Pada pemeriksaan hair card test dibutuhkan kertas berukuran 8 x 12 cm, pada 1 sisi berwarna putih, dan sisi lainnya berwarna hitam. Letakkan kertas di kulit kepala, berlawanan dengan batang rambut. Dari pemeriksaan ini bisa dilihat karakteristik dari rambut pasien, apakah rambut rusak atau bisa dilihat apakah ada rambut baru yang bertumbuh.[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding rambut rontok ditentukan berdasarkan dua kategori utama yakni rambut rontok tipe scarring dan non-scarring. Pada tipe scarring, folikel rambut rusak secara permanen. Kerontokan tipe non-scarring lebih sering ditemui dan bersifat reversibel.[2,25]

Rambut Rontok Tipe Scarring

Pada rambut rontok tipe scarring, terbagi menjadi 3 kategori yakni sebagai berikut.[1,2]

Tinea Kapitis:

Tinea kapitis disebabkan oleh infeksi dermatofit pada batang rambut dan folikel paling sering terjadi pada anak-anak. Pola kerontokan ini berupa patchy hair loss dengan atau tanpa scaling.

Alopesia Mucinosa:

Alopesia mucinosa disebabkan oleh penumpukan materi musinosa pada folikel rambut dan kelenjar sebasea, sehingga memicu proses inflamasi yang menghambat pertumbuhan rambut. Tampak papul dan nodul multipel yang menginfiltrasi kulit kepala, berwarna seperti warna kulit.

Alopesia Neoplastika:

Alopesia neoplastika disebabkan oleh metastasis kutaneus dan infiltrasi oleh sel kanker pada rambut kepala, melalui jalur hematogen, yang berasal dari organ primer seperti payudara, paru-paru dan genitourinary. Tanda klinis tipe kerontokan ini dapat berupa lesi tunggal atau multipel, berbentuk patch, nodule atau plaque.[14,25]

Rambut Rontok Tipe Non-Scarring (Reversibel)

Rambut rontok tipe non-scarring terbagi menjadi 6 kategori yakni sebagai berikut.[2,25]

Alopesia Areata:

Alopesia areata diduga berkaitan dengan penyakit autoimun. Rambut rontok tidak terbatas pada rambut, melainkan bisa terjadi pada area tubuh lainnya seperti wajah, trunkus, dan ekstremitas tubuh.

Bila kebotakan terjadi di seluruh area kepala maka disebut sebagai alopesia totalis. Pada kebotakan yang terjadi pada seluruh area tubuh, disebut sebagai alopesia universalis.[2]

Tipe ini memiliki pola kerontokan jenis patchy hair loss, rambut pendek-pendek dan tipis (velus), bintik kuning atau hitam pada kulit kepala, dan batang rambut yang rusak.[11]

Alopesia Androgenetik:

Alopesia androgenetik merupakan rambut rontok yang disebabkan oleh gangguan hormon androgen. Pada laki-laki, penipisan terjadi di area temporal dan frontal dengan sisa rambut terbatas pada area oksiput.

Sedangkan pada wanita atau yang disebut tau female pattern hair loss (FPHL), rambut rontok berpola difusa pada area vertex atau sentral kepala dengan  sisa rambut pada area garis frontalis.[1-3]

Telogen Effluvium:

Pada telogen effluvium, terjadi perubahan siklus rambut dari fase anagen langsung ke telogen disebabkan oleh penyakit hipo atau hipertiroid, stress, hamil, diet, gizi buruk. Kondisi ini juga diduga disebabkan obat-obatan seperti allopurinol, metoprolol, dan amphetamine. Pola kerontokan tipe telogen effluvium berupa difus, khas membentuk gumpalan saat rambut disisir atau saat mandi.[2,5]

Alopesia Traumatik:

Alopesia traumatik disebabkan oleh penarikan paksa pada rambut yang sering terjadi pada pasien anak. Tipe kerontokan ini juga meliputi trikotilomania yakni kebiasaan suka mencabuti rambut. Kerontokan terjadi pada area yang sering mendapat tekanan atau tarikan, biasanya di area perbatasan kulit kepala atau area frontoparietal kepala.[6]

Anagen Effluvium:

Anagen effluvium disebabkan oleh obat kemoterapi, dimana terjadinya kerontokan rambut pada fase anagen. Pada tipe ini, pola kerontokan berjenis difusa, muncul terutama setelah ada riwayat kemoterapi.[1,2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang biasanya diperlukan jika dicurigai adanya penyakit penyerta yang mendasari, terutama apabila terjadi diffuse hair loss atau alopesia androgenetik. Pemeriksaan penunjang meliputi darah lengkap, hormon seperti tiroid, testosterone, estrogen, panel besi, hingga autoantibodi. Pemeriksaan ini mungkin diperlukan untuk mencari etiologi dari penyakit sistemik seperti hipotiroid, gangguan hormonal, hingga anemia defisiensi besi.[2]

Apabila dicurigai adanya infeksi jamur, maka pemeriksaan kalium hidroksida (KOH) bisa dilakukan. Pada kasus keganasan, pemeriksaan pencitraan seperti X-ray dan MRI bisa dilakukan untuk menentukan stadium dari penyakit.

Apabila terdapat fasilitas memadai, pemeriksaan penunjang lainnya yang bisa dilakukan adalah biopsi kulit yang bertujuan untuk membedakan tipe rambut rontok. Namun karena sifatnya invasif pemeriksaan ini jarang dilakukan.[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha

Referensi

1. Mubki, T, Rudnicka, L, Olszewska, M,et al. Evaluation and diagnosis of the hair loss patient. J Am Acad Dermatol. 2014; 71(3), 415.e1–415.e15.
2. Al Aboud AM, Zito PM. Alopecia. StatPearls. NCBI. 2025
3. Phillips TG, Slomiany P, Allison R. Hair loss: common causes and treatment. Am Fam Physc. 2017; 96(6): 371- 378
5. Umborowati MA, Rahmadewi. Rambut rontok akibat lingkungan dan kosmetik. Berk Ilmu Kesehat. 2012; 24(1): 35-42.
6. Qi J, Garza LA. An overview of alopecias. Cold Spring Harb Perspect Med. 2014;4(3):a013615. Published 2014 Mar 1. doi:10.1101/cshperspect.a013615
11. Villasante Fricke AC, Miteva M. Epidemiology and burden of alopecia areata: a systematic review. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2015. 24;8:397-403.
13. Sankhwar S, Khan AI. Systematic Review: Causes and Treatments of Hair Loss. J Derm Case Rep, 2025. 18(1):118-128. DOI : 10.61705/jdcr.18.1.2025.118.128
14. Paolino G, Pampena R, Grassi S, et al. Alopecia neoplastica as a sign of visceral malignancies: a systematic review. J Eur Acad Dermatol Venereol. 2019;33(6):1020-1028.
16. Bolduc C. Alopecia areata treatment & management. 2024. https://emedicine.medscape.com/article/1069931-treatment
25. Primary Care Dermatology Society. Hair Loss – Primary Care Treatment Pathway. Rickmansworth: PCDS, 2025. https://www.pcds.org.uk/files/general/Hair-Loss-Pathway-web.pdf

Epidemiologi Rambut Rontok
Penatalaksanaan Rambut Rontok

Artikel Terkait

  • Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
    Rambut Rontok, Keluhan yang Banyak Ditanyakan Secara Telekonsultasi Selama Pandemi COVID-19
  • Penggunaan Platelet-Rich Plasma pada Wanita dengan Alopecia Androgenetik
    Penggunaan Platelet-Rich Plasma pada Wanita dengan Alopecia Androgenetik
  • Minoxidil Topikal VS Oral dalam Penanganan Alopecia
    Minoxidil Topikal VS Oral dalam Penanganan Alopecia
  • Korelasi Antara Alopecia Androgenetik dan Merokok
    Korelasi Antara Alopecia Androgenetik dan Merokok
  • Scalp Cooling Sebagai Alternatif Pencegahan Alopecia Terkait Kemoterapi
    Scalp Cooling Sebagai Alternatif Pencegahan Alopecia Terkait Kemoterapi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 28 Maret 2024, 07:55
Pitak di kepala sejak lahir disertai rasa nyeri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Usia 20 tahun, mengalami pitak sejak lahir dan sekarang terasa nyeri, mohon sarannya🙏
Anonymous
Dibalas 12 Februari 2024, 16:58
Penipisan rambut pada pasien pria usia 30 tahun
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Mari diskusi dok. Pasien menyatakan rambut nya menipis.. Berikut foto klinis..Ini terjadi 2 tahun terakhir.. Tetapi katanya tidak terlihat rontokan rambut...
Anonymous
Dibalas 23 November 2023, 10:22
Vitamin apa untuk membantu pertumbuhan rambut
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Vitamin / terapi untuk memanjangkan rambut apa ya dok? Jdi bukan untuk menebalkan rambut botak, tapi mempercepat pertumbuhan rambut saja agar cepat panjang....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.