Efek Samping dan Interaksi Obat Clonidine
Clonidine mempunyai efek samping tersering berupa mulut kering. Interaksi obat antara clonidine dengan alkohol, agen sedatif, atau senyawa aktif yang bekerja sentral lainnya seperti obat antidepresan hendaknya diawasi dengan ketat untuk mencegah terjadinya efek samping.
Efek Samping
Kebanyakan efek samping clonidine adalah ringan dan cenderung untuk menurun pada terapi jangka panjang. Efek samping tersering dan biasanya dipengaruhi oleh dosis yang diberikan adalah:
- Mulut kering: 40% pasien
- Mengantuk: 33% pasien
- Kepala pusing: 16% pasien
- Konstipasi: 10% pasien
- Sedasi: 10% pasien
Efek samping yang jarang terjadi adalah sebagai berikut
- Efek samping umum: capek, demam, sakit kepala
-
Kardiovaskuler: bradikardia, gagal jantung kongestif, abnormalitas EKG (misalnya bradikardia junctional), gejala ortostatik, palpitasi, sinkop, dan takikardia
-
Dermatologi: alopesia, urtikaria, edema angioneurotik
-
Gastrointestinal: nyeri abdomen, anoreksia, konstipasi, hepatitis
- Genitourinaria: penurunan aktivitas seksual, nokturia, retensi urine
- Hematologi: trombositopenia
- Metabolik: ginekomastia, peningkatan sementara kadar gula darah atau serum kreatinin, dan peningkatan berat badan
- Muskuloskeletal: kram paha, otot, atau nyeri sendi
- Oro-otolaringeal: kekeringan mukosa nasal
- Oftalmologi: gangguan akomodasi, penglihatan kabur, penurunan sekresi kelenjar lakrimasi
Interaksi Obat
Interaksi obat clonidine di antaranya berupa peningkatan risiko hipotensi, peningkatan risiko toksisitas obat, penurunan efek terapeutik clonidine, dan peningkatan risiko bradikardia.
Peningkatan Risiko Hipotensi
Pada pasien yang telah mendapatkan terapi penurun tekanan darah sebelumnya, pemberian clonidine hendaknya diawasi dengan ketat untuk mencegah efek penurunan tekanan darah yang terlalu cepat dan besar.
Peningkatan Risiko Toksisitas Obat
Clonidine dapat meningkatkan risiko toksisitas alkohol, agen sedatif seperti diazepam, atau senyawa aktif yang bekerja sentral lainnya. Monitoring dengan oftalmoskopi disarankan untuk mendeteksi kemungkinan kerusakan kornea, lensa, atau retina. Selain itu, pada pasien delirium akibat alcohol use disorder, pemberian clonidine dosis tinggi intravena dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia, seperti perpanjangan segmen QT dan fibrilasi ventrikel.
Penurunan Efek Terapeutik Clonidine
Efek terapeutik clonidine dapat menurun pada pemberian bersama obat-obat berikut ini:
-
Obat yang meningkatkan tekanan darah atau mencetuskan efek penahan natrium dan air, misalnya obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen atau diklofenak
-
Obat kronotropik atau dromotropik negatif, misalnya beta blocker seperti propranolol dan atenolol, atau penghambat reseptor α2 adrenergik seperti phentolamine
-
Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline
Peningkatan Risiko Bradikardia
Pemberian clonidine bersama-sama dengan obat dengan kronotropik atau dromotropik negatif, misalnya propranolol, atenolol, atau digoxin, dapat mencetuskan atau memperparah gangguan ritme bradikardia. [1,5]