Farmakologi Clonidine
Secara farmakologi, clonidine dapat menstimulasi reseptor adrenoreseptor alfa pada batang otak dan juga menunjukkan respons terhadap pembuluh darah perifer. Oleh karena itu, clonidine dapat dipakai sebagai antihipertensi dan profilaksis terhadap migraine dan menopausal flushing.
Farmakodinamik
Mekanisme kerja clonidine dibedakan antara mekanisme antihipertensinya dan mekanisme kerja untuk migraine dan menopausal flushing.
Efek Antihipertensi
Clonidine dapat menstimulasi reseptor adrenoreseptor alfa pada batang otak. Stimulasi ini kemudian menghambat pusat simpatis bulbar dan pusat vasokonstriktor simpatis yang kemudian menyebabkan penurunan aliran simpatis dari otak, menurunkan resistensi perifer, resistensi pembuluh darah ginjal, dan tekanan darah. Selain itu, stimulasi adrenoreseptor alfa akan meningkatkan aktivitas baroreseptor dan meningkatkan aktivitas vagal yang akan menurunkan denyut jantung. Clonidine hidroklorida juga dapat menstimulasi adrenoreseptor alfa perifer. Hal ini tampak pada efek penurunan transien yang kecil (5-10 mmHg tekanan darah sistolik) setelah pemakaian parenteral. Penggunaan dosis besar clonidine hidroklorida dapat meningkatkan kadar gula darah secara transien.[1,2]
Mekanisme Kerja untuk Profilaksis Migraine dan Menopausal flushing
Dosis kecil clonidine dapat digunakan untuk profilaksis migraine dan meredakan gejala menopausal flushing. Mekanisme aksi ini diduga karena modifikasi respons pembuluh darah perifer terhadap stimulus vasokonstriktor dan vasodilator seperti norepinephrine, isoprenaline, dan angiotensin. [1]
Farmakokinetik
Clonidine dapat diabsorpsi baik dari sistem gastrointestinal dengan waktu paruh sekitar 9-26 jam. Gangguan fungsi ginjal dapat mempengaruhi waktu paruh dan ekskresi clonidine. [1,2]
Absorpsi dan Distribusi
Farmakokinetik clonidine sangat dipengaruhi oleh dosis yakni berada pada di antara 75-300 mikrogram. Clonidine (dengan bahan aktif clonidine hidroklorida) dapat diabsorpsi dengan baik dari traktus gastrointestinal. Konsentrasi plasma dapat mencapai puncaknya dalam waktu 1-3 jam setelah administrasi secara oral. Durasi kerja clonidine dapat bervariasi antara 6-12 jam dengan durasi kerja yang memanjang pada hipertensi ringan. Kemampuan pengikatan protein pada plasma adalah 30-40%. [1]
Metabolisme
Waktu paruh clonidine ditemukan pada kisaran antara 9-26 jam pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal. Pada penderita gangguan fungsi ginjal, waktu paruh dapat memanjang hingga 18-48 jam. Jalur metabolik dari clonidine meliputi pemecahan cincin imidazolidine dan hidroksilasi ring phenyl. Sampai saat ini, telah ditemukan 5 hasil metabolisme, di antaranya adalah para-hydroxy-clonidine dan dichlorophenylguanidine. [1]
Eliminasi
Dua pertiga dari dosis yang diberikan kemudian diekskresikan melalui urine (separuhnya berupa clonidine hidroklorida yang tidak berubah) dan sisanya diekskresikan ke dalam feses. [1]
Efek antihipertensi dapat dicapai pada konsentrasi plasma di antara 0,2 sampai dengan 2,0 ng/ml pada pasien dengan fungsi ginjal yang normal. Efek hipotensi dapat memanjang atau menurun pada konsentrasi di atas 2,0 ng/ml. [1]
Jika diberikan secara injeksi, clonidine hidroklorida dapat efektif bekerja dalam waktu 5 menit dengan efek hipotensi maksimal dalam waktu 20-30 menit dan efek ini akan bertahan beberapa jam. Setelah pemberian secara intramuskular, clonidine hidroklorida dapat bekerja secara efektif dalam waktu 5-10 menit dengan efek hipotensi maksimal tercapai setelah 75 menit dan durasi kerja sekitar 5 jam. Selain itu, farmakokinetik clonidine tidak dipengaruhi oleh makanan. [1]