Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Clonidine general_alomedika 2022-07-14T11:20:19+07:00 2022-07-14T11:20:19+07:00
Clonidine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Clonidine

Oleh :
dr. Edwin Njoto MIPH MHM
Share To Social Media:

Pengawasan klinis penggunaan clonidine atau klonidin adalah pemeriksaan suportif umum untuk memantau efek samping obat, seperti laju nadi, tekanan darah, elektrokardiografi, kadar gula darah, dan pengukuran suhu tubuh. Umumnya tanda toksisitas atau kelebihan dosis clonidine akan tampak 1 jam setelah konsumsi obat. Tekanan darah hendaknya dimonitor secara seksama jika terjadi kelebihan dosis clonidine.[1,6]

Overdosis Clonidine

Toksisitas akibat kelebihan dosis obat clonidine biasanya akan tampak dalam waktu 1 jam setelah pemberian tablet clonidine dan jarang terjadi lebih dari 4 jam setelah paparan. Sindrom toksisitas klasik yang terkait dengan clonidine adalah depresi susunan saraf pusat, bradikardia, dan ukuran pupil yang kecil. Depresi susunan saraf pusat dapat bermanifestasi sebagai penurunan status mental, dari letargi sampai dengan koma.[10,11]

Pada pasien anak, bradikardi dan hipotensi sering terjadi dan dapat disertai dengan apnea yang membutuhkan bantuan jalan napas segera. Pada umumnya, pemberian stimulasi taktil dapat mengembalikan pernapasan pasien anak. [10]

Manajemen Overdosis Clonidine

Kasus toksisitas akibat kelebihan dosis clonidine umumnya memiliki luaran yang baik dengan perawatan suportif saja. Tidak terdapat antidot spesifik untuk toksisitas clonidine.[10]

Manajemen dimulai dengan penilaian dan stabilisasi airway, breathing, dan circulation. Intubasi dan ventilasi hanya diperlukan pada kondisi overdosis dengan dosis yang sangat besar. Hipotensi dapat ditangani dengan resusitasi cairan, yaitu dengan memberikan bolus cairan kristaloid, seperti cairan salin normal atau ringer laktat, sebanyak 20 mL/kgBB.[10]

Kondisi bradikardi umumnya dapat ditoleransi sehingga tidak memerlukan tata laksana. Jika pasien mengalami hipotensi, maka tata laksana yang dapat dipertimbangkan adalah:

  • Atropin: 0,01‒0,03 mg/kgBB secara bolus intravena, dosis maksimal 1,8 mg

  • Isoprenaline: 1‒10 μg/menit secara drip infus untuk dewasa, atau 0,05‒1 μg/kgBB/menit untuk anak-anak
  • Epinefrin: 0,15 mg/kgBB secara drip infus dalam 50 mL cairan D5W, dengan laju 1‒10 mL/jam[10]

Walaupun tidak terdapat antidot spesifik untuk overdosis clonidine, tetapi naloxone dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi pasien. Namun, naloxone di sisi lain dapat menyebabkan respons hipotensi berat atau hipertensi pada pasien, sehingga penggunaannya untuk overdosis clonidine masih kontroversial.[10]

Pasien overdosis clonidine tidak perlu perawatan rumah sakit jika asimtomatik, dengan hasil EKG normal selama 6 jam setelah konsumsi obat. Sedangkan pasien dengan tanda depresi napas perlu dirawat di ICU.[10]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Therapeutic Goods Administration (TGA). APO-Clonidine. Product Information. 2016. https://www.ebs.tga.gov.au/ebs/picmi/picmirepository.nsf/pdf?OpenAgent&id=CP-2016-PI-02864-1&d=201903061016933.
6. Medscape. Clonidine (Rx). 2022. https://reference.medscape.com/drug/catapres-tts-clonidine-342382
10. Osterhoudt KC. Clonidine and related imidazoline poisoning. UpToDate. 2019. https://www.uptodate.com/contents/clonidine-and-related-imidazoline-poisoning/print.
11. Isbister GK, Heppell SP, Page CB, Ryan NM. Adult clonidine overdose: prolonged bradycardia and central nervous system depression, but not severe toxicity. Clinical Toxicology. 2017;55(3):187-192.

Kontraindikasi dan Peringatan Cl...

Artikel Terkait

  • Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
    Pilihan Obat Antihipertensi pada Orang dengan Penyakit Kardiovaskuler
  • Penggunaan Antihipertensi pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
    Penggunaan Antihipertensi pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronis
  • Pilihan Obat Antihipertensi Pada Pasien Diabetes Mellitus
    Pilihan Obat Antihipertensi Pada Pasien Diabetes Mellitus
  • Waktu yang Tepat Penghentian Antihipertensi pada Pasien Pascastroke Akut
    Waktu yang Tepat Penghentian Antihipertensi pada Pasien Pascastroke Akut
  • Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama
    Pemilihan Obat Antihipertensi Lini Pertama

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Nurul
7 hari yang lalu
Terapi kombinasi candesartan dan captopril
Oleh: dr.Nurul
3 Balasan
Hallo dok, izin bertanya ada pasien yang mendapatkan terapi hipertensi candesartan dan captopril dari spesialis penyakit dalam , sebaiknya ini bagaimana ya...
Anonymous
17 April 2023
Obat antihipertensi untuk ibu menyusui
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dok. Saya memiliki pasien yang mengalami hipertensi post partus anak kedua. Saat hamil anak pertama, pasien memiliki riwayat PEB namun tekanan...
Anonymous
08 Desember 2022
Berapa target terapi penderita hipertensi pada pasien BPH?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, berapa target terapi penderita hipertensi pada pasien BPH? Apakah penurunan tekanan darah agresif dapat memperparah gejala LUTS atau tidak ada...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.