Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Rifampicin general_alomedika 2022-12-02T09:43:05+07:00 2022-12-02T09:43:05+07:00
Rifampicin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Rifampicin

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Efek samping rifampicin atau rifampin yang paling perlu diperhatikan adalah hepatitis dan peningkatan enzim hati, trombositopenia, dan cairan tubuh berwarna oranye kemerahan. Interaksi obat di antaranya berupa penurunan tingkat absorpsi rifampicin jika diberikan bersamaan dengan antasida.[2,4,15]

Efek Samping

Efek samping rifampicin berupa perubahan warna cairan tubuh, seperti urine, air mata, atau keringat, menjadi berwarna oranye kemerahan. Dokter harus memberikan edukasi bahwa hal ini merupakan efek samping yang umum terjadi dan tidak berbahaya.

Efek samping rifampicin yang umum terjadi lainnya adalah:

  • Peningkatan enzim hati (+14%)
  • Ruam (1‒5%)
  • Nyeri ulu hati (1‒2%)
  • Anoreksia (1‒2%)
  • Mual, muntah, diare, kram perut (1‒2%)
  • Kolitis pseudomembranosa (1‒2%)
  • Pankreatitis (1‒2%)

Efek samping rifampicin yang jarang terjadi adalah reaksi kutaneus serius. Sedangkan efek samping yang lebih jarang adalah anafilaksis, gangguan ginjal (gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut, nefritis interstisial, insufisiensi renal), gangguan hematologi (disseminated intravascular coagulation, hemolisis, trombositopenia), dan kelainan hepatik (hepatitis, shock-like syndrome dengan keterlibatan hepar).

Efek samping rifampicin yang sangat jarang terjadi (<0.01%) adalah agranulositosis, hematuria, hemoglobinuria, miopati, psikosis, dan insufisiensi adrenal. Efek samping lain yang perlu diketahui di antaranya kondisi kulit (eritema multiformis, angiodema, pruritus, reaksi pemfigoid, sindrom Stevens-Johnson, nekrolisis epidermal toksik).

Selain itu, efek samping kondisi hematologi (anemia hemolitik, eosinofilia, leukopenia), neurologi (perdarahan intraserebral, ataxia, pusing, kliyengan, baal generalisata, nyeri kepala, gangguan konsentrasi), kardiovaskular (hipotensi, edema ekstremitas, syok, vaskulitis), nyeri pada tulang/ekstremitas dan mulut/lidah, gangguan menstruasi, perubahan warna gigi, kelemahan otot, konjungtivitis, gangguan penglihatan, demam, sindrom flu, sesak napas, dan wheezing.[2,4,15,19]

Interaksi Obat

Interaksi obat rifampicin terutama adalah penurunan tingkat absorpsi rifampicin jika diberikan bersama dengan antasida.

Interaksi lainnya adalah penurunan aktivitas obat lain jika rifampicin digunakan bersama obat-obatan berikut:

  • Antikonvulsan: phenytoin

  • Antikoagulan: warfarin

  • Antivirus: atazanavir, darunavir, fosamprenavir, saquinavir, tipranavir
  • Obat kardiovaskular: antiaritmia (disopiramida, mexiletine, kuinidin, tocainide), beta blockers, penghambat kanal kalsium (diltiazem, nifedipine, verapamil), preparat glikosida kardiak
  • Antibiotik: chloramphenicol, clarithromycin, cyclosporine, fluoroquinolone, dapson, ciprofloxacin, doxycycline

  • Kontrasepsi hormonal sistemik: progestin
  • Analgesik narkotik: metadon, fentanyl, codeine

  • Psikotropika: diazepam, golongan barbiturat, haloperidol, antidepresan trisiklik (amitriptyline, nortriptyline)
  • Obat antidiabetes oral golongan sulfonilurea: glibenclamide dan glimepiride

  • Lainnya: kortikosteroid, klofibrat, levotiroksin, kuinin, takrolimus, teofilin, zidovudine[2,15,19,20]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. U.S. National Library of Medicine. Pubchem: Rifampin. 2022. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/6913622#section=Top
4. BPOM: Badan Pengawas Obat dan Makanan. Rifampicin. 2022. http://pionas.pom.go.id/monografi/rifampisin
15. Beloor Suresh A, Rosani A, Wadhwa R. Rifampin. 2022 Apr 13. StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 32491420.
19. Drugs.com. Rifampin. December 2018; Available from: https://www.drugs.com/dosage/rifampin.html.
20. BPOM. Pencarian Interaksi Obat | PIO Nas. 2015; Available from: http://ioni.pom.go.id/ioni/cari/interaksi-obat?field_obat_1_value=&field_obat_2_value=&page=472.

Indikasi dan Dosis Rifampicin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Skrining dan Profilaksis TB pada Bayi dengan Ibu TB Aktif
    Skrining dan Profilaksis TB pada Bayi dengan Ibu TB Aktif
  • Penatalaksanaan Tuberkulosis Pada Ibu Menyusui
    Penatalaksanaan Tuberkulosis Pada Ibu Menyusui
  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Red Flag Keringat Malam
    Red Flag Keringat Malam
  • Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks
    Diagnosis Lesi Kavitas Pada Rontgen Toraks

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
08 Desember 2022
Ciri rontgen TB paru yang sudah berhasil pengobatan - Radiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter Yuki, Sp. Rad, bagaimana cara mengidentifikasi Rontgen pada TB paru yang sudah tuntas pengobatan dan membedakannya dengan TB paru lama yang aktif...
Anonymous
11 September 2022
Terapi tuberkulosis paru relaps apakah berarti menggunakan kategori 1 selama 6 bulan saja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin bertanya dokter, untuk Terapi tb paru relaps atau putus obat saat ini yang masih sensitif apakah berarti menggunakan kategori 1 selama 6 bulan saja?...
dr. Hudiyati Agustini
05 Agustus 2022
Kortikosteroid dan Risiko Aktivasi Tuberkulosis - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter…!Kekhawatiran risiko aktivasi tuberkulosis (TB) akibat pemberian obat jenis kortikosteroid tentu sangat beralasn. Kortikosteroid merupakan salah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.