Pendahuluan Dapson
0Dapson merupakan obat utama dalam regimen multidrug therapy (MDT) yang direkomendasikan oleh WHO untuk terapi lepra. Dapson merupakan obat golongan sulfon yang aktif melawan beberapa jenis bakteri, tapi terutama digunakan untuk mengatasi Mycobacterium leprae. Indikasi lain adalah untuk terapi dermatitis herpetiformis dan actinomycotic mycetoma. Dapson sediaan gel dapat digunakan untuk penanganan acne vulgaris.[1,2]
Dapson pertama kali disintesis pada tahun 1908 oleh Fromm dan Wittmann. Efek antimikrobanya diketahui pada tahun 1937, terutama untuk penyakit lepra. Mekanisme kerjanya menyerupai sulfonamida yaitu melalui penghambatan sintesis asam folat.[1,2]
Efek samping penggunaan dapson di antaranya adalah agranulositosi, anemia aplastik, hepatitis toksik, dan jaundice kolestasis. Walaupun jarang terjadi, tetapi terdapat laporan kematian yang berhubungan dengan dapson dan diduga akibat terjadinya agranulositosis dan anemia aplastik. Sedangkan hiperbilirubinemia lebih sering pada pasien dengan defisiensi G6PD. Karena itu, perlu pengawasan atau monitoring hematologi dan fungsi hati sebelum dan saat pemberian dapson. Penggunaan bersama antagonis asam folat, seperti pirimetamin, juga harus dihindari karena dapat meningkatkan risiko efek samping hematologi seperti agranulositosis sehingga harus dimonitor lebih ketat.[6,7]
Nama kimia: 4-(4-aminophenyl)sulfonylaniline[1,3]
Sinonim: 4,4'-Diaminodiphenyl sulphone (DDS) [1,3]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Dapsone
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antibakteri[4,5] |
Subkelas | Antilepra[4,5] |
Akses | Resep[6] |
Wanita hamil | Kategori TGA: B2 Kategori FDA:C[6-8] |
Wanita menyusui | Diekskresikan melalui ASI[6-8] |
Anak-anak | Sesuai indikasi dan aturan dosis[6-8] |
Infant | Sesuai indikasi dan aturan dosis[6-8] |
FDA | Approved[8] |
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya