Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Hipertensi Dalam Kehamilan irfan 2021-07-02T16:15:04+07:00 2021-07-02T16:15:04+07:00
Hipertensi Dalam Kehamilan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hipertensi Dalam Kehamilan

Oleh :
Yelsi Khairani
Share To Social Media:

Diagnosis hipertensi dalam kehamilan dapat ditegakkan jika tekanan darah sistolik ≥140 mm Hg dan diastolik ≥90 mm Hg pada dua kali pengukuran dengan jeda waktu 4 jam. Dengan tambahan kriteria sebagai berikut:

  • Hipertensi kronik adalah hipertensi yang sudah ada sebelum umur kehamilan 20 minggu (midpregnancy) atau kondisi hipertensi muncul setelah umur kehamilan 20 minggu, tetapi menetap sampai 3 bulan pascapersalinan.

  • Preeklampsia adalah kondisi hipertensi yang didapatkan pada usia kehamilan setelah 20 minggu yang disertai dengan proteinuria dan dengan atau tanpa edema patologis.
  • Eklampsia adalah preeklampsia yang disertai dengan kejang.
  • Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang didapatkan pertama kali saat kehamilan, tanpa disertai proteinuria, dan kondisi hipertensi menghilang 3 bulan pasca persalinan.

Anamnesis

Riwayat penyakit yang digali adalah riwayat penyakit hipertensi kronis/hipertensi sebelumnya dan hipertensi pada keluarga. Selain itu, jika pasien memiliki riwayat hipertensi sekunder, perlu digali kondisi-kondisi yang menyertai yang dapat menyebabkan hipertensi seperti penyakit parenkimal ginjal (mis. ginjal polikistik), penyakit vaskular ginjal (mis. stenosis arteri ginjal, displasia fibromuskuler), gangguan endokrin (mis. kelebihan adrenokortikosteroid atau mineralokortikoid, feokromositoma, hipertiroidisme atau hipotiroidisme, kelebihan hormon pertumbuhan, hiperparatiroidisme), koarktasio aorta, atau penggunaan kontrasepsi oral.

Tanda klinis utama yang harus dijumpai pada hipertensi kehamilan adalah tekanan darah di atas ≥140/90 mmHg (pre-eklampsia berat TD≥160/100 mmHg).

Khusus untuk kondisi pre-eklampsia terdapat gejala dan tanda yang perlu diwaspadai: Sakit kepala, gangguan penglihatan (kabur, gangguan lapang pandang/skotoma, kebutaan), sesak napas, nyeri epigastrium, bengkak pada tungkai/seluruh tubuh (edema), dan lemas. Pada eklampsia ditemukan kejang yang biasanya berupa kejang tonik-klonik yang ditandai oleh penurunan kesadaran dan kontraksi otot yang hebat.

Gejala dan tanda klinis lain yang dapat ditemukan adalah yang berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan hipertensi sekunder dan yang berkaitan dengan komplikasi dari hipertensi itu sendiri. Gejala dan tanda klinis yang berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan hipertensi sekunder misalkan saja pada penderita hipertiroidisme dapat ditemukan pembengkakan kelenjar tiroid dan pada penderita Sindrom Cushing dapat ditemukan striae abdomen keunguan, buffalo hump, dan moon face. Gejala dan tanda klinis yang berkaitan dengan komplikasi hipertensi misalkan saja retinopati hipertensi, bruit pada karotis, dan bunyi tambahan pada jantung yang menunjukan sudah terdapat disfungsi jantung.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan tanda-tanda penyakit yang menyebabkan hipertensi sekunder, dan pemeriksaan komplikasi yakni adanya kerusakan pada organ target. Pengukuran tekanan darah dilakukan sambil duduk atau berbaring dengan posisi manset sejajar dengan jantung. Pengukuran dilakukan pada saat pasien tenang/setelah istirahat. Bunyi Korotkoff I digunakan untuk menentukan nilai sistolik sementara Bunyi Korotkoff V digunakan untuk menentukan nilai diastolik.

 Diagnosis Banding

Diagnosis banding hipertensi dalam kehamilan sangat banyak, di antaranya:

  • DM pada kehamilan (gestasional diabetes)
  • Glomerulonefritis akut dan kronis
  • Hipertiroidisme
  • Hiperparatiroidisme
  • Sindrom nefrotik
  • Kardiomiopati peripartum
  • Sindrom Cushing
  • SLE (Systemic Lupus Erythematosus)
  • Ensefalopati hipertensif

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium pada hipertensi dalam kehamilan meliputi pemeriksaan sebagai berikut: pemeriksaan darah perifer lengkap, elektrolit, BUN, kreatinin serum, asam urat, enzim liver (SGOT/SGPT), protein urin dengan dipstick dan spesimen urin 24 jam, gula darah sewaktu (GDS). Pada pasien dengan hipertensi kronis, pemeriksaan laboratorium tersebut sudah dapat dilakukan sejak trimester awal kehamilan untuk dijadikan nilai pembanding jika ke depannya ia mengalami pre-eklampsia (superimposed pre-eclampsia). Pada pre-eklampsia harus ditemukan nilai protein urin dipstick ≥1+ atau ≥300 mg pada spesimen urin 24 jam.  Khusus untuk kecurigaan ke arah Sindrom HELLP (haemolysis, elevated liver enzyme, low platelet count), pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah DPL (untuk menilai apakah terdapat trombositopenia), enzim liver (SGOT, SGPT, dan LDH), PT/INR/aPTT, fibrinogen, D-Dimer, bilirubin, haptoglobin. Nilai abnromal pada LDH, fibrinogen, D-Dimer, bilirubin dan haptoglobin menunjukan tanda-tanda hemolisis dan disseminated intravascular coagulation (DIC).

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah Chest X-Ray untuk menilai adanya edema pulmoner, MRI atau CT Scan untuk menilai kondisi edema serebral atau perdarahan intrakranial yang bisa terjadi pada pasien eklampsia. Selain itu, untuk memeriksa komplikasi hipertensi kronis pada jantung seperti LVH dapat dilakukan pemeriksaan EKG dan echocardiography. EEG juga dapat dilakukan jika terdapat defisit neurologis yang berlanjut pasca mengalami eklampsia. Sementara itu, pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk memantau kesejahteraan janin yakni USG untuk menilai adanya intrauterine growth retardation (IUGR) dan cardiotocography (CTG) untuk menilai adanya gawat janin. [1,4,17,18]

Referensi

1. Cunningham FG, dkk., editor. William’s Obstetric Textbook. Ed ke-24. New York: Mc Graw Hill; 2014


4. M.P. Carson, Hypertension and Pregnancy, , 2016


17. American College of Obstetricians and Gynecologists. Hypertension in Pregnancy. Washington DC: ACOG Press; 2013. Tersedia pada https://www.acog.org/Resources-And-Publications/Task-Force-and-Work-Group-Reports/Hypertension-in-Pregnancy


18. Royal College of Obstetricians and Gyanecologists. Hypertension in Pregnancy: The Management of Hypertensive Disorders During Pregnancy. London: RCOG Press; 2010. Tersedia pada https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0033454/pdf/PubMedHealth_PMH0033454.pdf

Epidemiologi Hipertensi Dalam Ke...
Penatalaksanaan Hipertensi Dalam...

Artikel Terkait

  • Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
    Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
  • Hipertensi dalam Kehamilan Meningkatkan Risiko Autisme dan ADHD pada Anak
    Hipertensi dalam Kehamilan Meningkatkan Risiko Autisme dan ADHD pada Anak
  • Perlukah Urinalisis Rutin pada Ibu Hamil Risiko Rendah
    Perlukah Urinalisis Rutin pada Ibu Hamil Risiko Rendah
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Hipertensi Selama Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Hipertensi Selama Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
22 hari yang lalu
Pasien ibu hamil dengan Hipertensi gestasional apakah wajib diberikan mgso4
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam dok, izin berdiskusi,,saya memiliki pasien G2p1a0 uk 39-40 mggu inpartu kala I fase laten, datang dg tensi 150/80 mmHg, keadaan pasien baik tdk...
Anonymous
11 Mei 2022
Ibu hamil dengan tekanan darah tinggi tanpa proteinuri apakah termasuk preeklamsia
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apakah preeklamsia harus ada proteinuri, atau jika ibu hamil yg memiliki td lebih dari 140/90 dengan gejala sakit kepala,...
dr.Yulita Setiawati Belike
10 April 2022
Pasien Ibu hamil G5P4A0 dengan tensi 150/90, protein uri trace, mengeluh sakit kepala
Oleh: dr.Yulita Setiawati Belike
8 Balasan
Alo dokter, saya punya pasien dok ibu hamil g5p4A0 usia kehamilan 40-41mgu. Td : 150/90 mmhg, djj : 138x/m. belum ad keluhan nyeri perut dan sakit belakang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.