Prognosis Hipertensi Dalam Kehamilan
Prognosis hipertensi dalam kehamilan cukup baik apabila hipertensi menghilang setelah terminasi kehamilan. Namun, apabila hipertensi menetap, dapat timbul berbagai komplikasi jangka panjang.
Komplikasi
Komplikasi jangka pendek yang paling signifikan pada hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi serebrovaskuler (seperti perdarahan serebral), komplikasi kardiovaskuler (seperti edema pulmoner), dan komplikasi renal.
Perempuan dengan kerusakan organ target akibat hipertensi kronik memiliki risiko tinggi untuk mengalami edema pulmoner, ensefalopati hipertensif, retinopati, perdarahan serebral, dan gagal ginjal akut.
Penelitian lain menunjukan bahwa penyebab utama mortalitas preeklampsia adalah sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver enzyme, and Low Platelet count). Stroke hemoragik dan edema pulmoner dilaporkan menjadi penyebab utama kematian pasien dengan eklampsia (60% dari kasus kematian terkait eklampsia). Komplikasi maternal jangka pendek lainnya yakni disfungsi sistem saraf pusat, trauma hepatoseluler, trombositopenia, DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), oliguria, edema pulmoner, gangguan serebrovaskuler.
Sementara komplikasi pada janin yang bisa terjadi adalah abrupsio plasenta, pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur, dan IUFD (Intrauterine Fetal Death). Tekanan darah diastolik maternal >110 mmHg berkaitan degan risiko yang meningkat terjadinya abruptio placenta dan pertumbuhan janin terhambat (IUGR). Selain itu, hipertensi pada kehamilan diduga meningkatkan risiko terjadinya austisme dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).[4,11,14,23]

Gambar: Penelitian yang dimuat di jurnal BMC Cardiovascular Disorder menunjukkan bayi dari ibu dengan hipertensi gestasional memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Prognosis
Dipercaya bahwa kondisi hipertensi dan proteinuria akan menghilang setelah melahirkan (kecuali untuk hipertensi kronis), tidak akan ada risiko komplikasi kardiovaskuler dan renal jangka panjang pada ibu. Namun demikian, penelitian baru-baru ini menunjukan bahwa hipertensi dalam kehamilan adalah meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan juga penyakit kardiovaskuler lainnya di masa depan jika dibandingkan dengan pasien tanpa hipertensi dalam kehamilan.[4,11]