Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Restless Legs Syndrome general_alomedika 2024-05-13T14:14:45+07:00 2024-05-13T14:14:45+07:00
Restless Legs Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Restless Legs Syndrome

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Etiologi restless legs syndrome atau RLS adalah idiopatik, tetapi peran genetik seperti mutasi atau defisiensi gen MEIS1, diduga menjadi etiologi RLS. Sebelumnya etiologi RLS dibagi menjadi primer dan sekunder, di mana RLS sekunder berhubungan dengan keadaan klinis atau penyakit tertentu, seperti kehamilan, gagal ginjal kronis dan defisiensi zat besi. Kondisi ini menyebabkan disfungsi neurotransmitter, terutama sistem dopaminergik.

Akan tetapi, pembagian primer dan sekunder ini sudah tidak digunakan lagi, karena terdapat kemungkinan bahwa RLS pada penyebab sekunder ini sebenarnya merupakan komplikasi dibandingkan penyebab.[2–6]

Peranan Genetik dalam Etiologi RLS

Saat ini terdapat beberapa dugaan bahwa beberapa polimorfisme genetik, seperti MEIS1, BTBD9, MAP2K5/SKOR1, dan NOS1, dianggap memiliki hubungan dengan RLS. Gen MEIS1 dan BTBD9 dianggap berhubungan dengan RLS karena pengaruhnya pada jalur dopamin. Sedangkan MAP2K5/SKOR1 pada jalur MAP kinase, dan NOS1 pada jalur arginin.[4,6,8,11]

Faktor Risiko

Faktor risiko yang diduga paling berhubungan dengan RLS adalah defisiensi zat besi, gagal ginjal kronis (GGK), kehamilan, dan konsumsi obat-obatan tertentu. Faktor risiko lainnya meliputi usia, penyakit kardiovaskular, gangguan neurologis, dan gangguan psikiatri.

Defisiensi Zat Besi

Defisiensi zat besi pada beberapa studi dianggap memiliki hubungan yang erat dengan RLS. Hal ini diduga karena peran besi dalam metabolisme sel dan neurotransmitter, serta perkembangan sel neuron, seperti myelinisasi. Suplementasi besi pada mereka dengan defisiensi besi perifer, yaitu feritin serum <50 µg/L, pada beberapa studi memberikan perbaikan klinis gejala RLS.[2,5,7,9]

Gagal Ginjal Kronis (GGK)

Mekanisme gagal ginjal kronis (GGK) yang berakhir dengan RLS belum diketahui dengan jelas. Akan tetapi, terdapat beberapa teori, seperti peningkatan kadar kreatinin, defisiensi besi, perubahan metabolisme thalamus yang berhubungan dengan onset dan progresi RLS, dan hiperparatiroidisme sekunder yang berhubungan dengan kejadian RLS. Selain itu, ditemukan variasi genetik pada GGK yang juga berhubungan dengan RLS, seperti BTBD9.

Kondisi RLS juga banyak ditemukan pada pasien GGK yang melakukan dialisis. Belum diketahui dengan pasti mekanisme hubungan GGK yang sudah memerlukan dialisis maupun uremia dengan RLS. Akan tetapi, ditemukan perbaikan gejala RLS pada beberapa pasien posttransplantasi ginjal.[2,5,6,8]

Kehamilan

Hubungan kehamilan dengan RLS dianggap karena adanya perubahan fisiologis yang menyebabkan ibu hamil rentan defisiensi nutrisi. Beberapa kondisi pada ibu hamil yang dapat berhubungan dengan RLS adalah defisiensi zat besi dan vitamin D, perubahan metabolisme kalsium, serta perubahan hormonal seperti kadar estrogen yang lebih tinggi.

Kondisi lainnya adalah hipertensi pada kehamilan dan preeklamsia. Gejala RLS umumnya muncul pada trimester 3, tetapi belum diketahui dengan jelas mekanismenya.[2,5,8,12]

Konsumsi Obat-obatan Tertentu

Konsumsi beberapa obat-obatan juga diduga menjadi faktor risiko RLS, seperti:

  • Antihistamin dengan mekanisme kerja sentral, seperti antihistamin generasi pertama, misalnya chlorpheniramine maleate

  • Agen dopamin antagonis, seperti promethazine, dan antiemetik yang sifatnya antidopaminergik, misalnya metoclopramide

  • Antidepresan dan anticemas, seperti fluoxetine dan escitalopram

  • Neuroleptik, seperti olanzapine

  • Beta blocker, seperti bisoprolol

  • Antikonvulsan, seperti carbamazepine

  • L-tiroksin
  • Mood stabilizer, seperti lithium[1,2,5,7,13]

Faktor Risiko Lainnya

Faktor risiko RLS lainnya adalah usia >50 tahun, keluarga inti dengan RLS, dan gangguan neurologis, seperti pada penyakit Parkinson dan neuropati perifer. Kondisi lainnya, seperti penyakit kardiovaskular termasuk infark miokard, hipertensi, diabetes mellitus; serta depresi juga dihubungkan dengan RLS karena adanya gejala RLS pada beberapa pasien dengan kondisi ini.[5,7,9,14]

Gangguan psikiatri, seperti depresi dan cemas, atau konsumsi kafein berlebihan juga berhubungan dengan RLS. Pada kondisi ini, terapi faktor risiko lebih diperlukan untuk mendapatkan remisi gejala RLS.[2]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Ghifara Huda

Referensi

1. Klingelhoefer L, Cova I, Gupta S, Chaudhuri KR. A review of current treatment strategies for restless legs syndrome (Willis–Ekbom disease). Clin Med. 2014 Oct;14(5):520–4.
2. Silber MH, Buchfuhrer MJ, Earley CJ, Koo BB, Manconi M, Winkelman JW, et al. The Management of Restless Legs Syndrome: An Updated Algorithm. Mayo Clin Proc. 2021 Jul 1;96(7):1921–37.
3. García-Martín E, Jiménez-Jiménez FJ, Alonso-Navarro H, Martínez C, Zurdo M, Turpín-Fenoll L, et al. Heme Oxygenase-1 and 2 Common Genetic Variants and Risk for Restless Legs Syndrome. Medicine (Baltimore), 2015 Aug; 94(34). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4602895/
4. Winkelmann J, Schormair B, Xiong L, Dion PA, Rye DB, Rouleau GA. Genetics of restless legs syndrome. Sleep Med. 2017 Mar;31:18–22.
5. Mansur A, Castillo PR, Rocha Cabrero F, Bokhari SRA. Restless Legs Syndrome. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430878/
6. Heidbreder DA, Trenkwalder DC, Deutsche Gesellschaft für Neurologie (DGN), Deutsche Gesellschaft für Schlafforschung und Schlafmedizin (DGSM). Entwicklungsstufe: S2k Federführend: Leitlinien für Diagnostik und Therapie in der Neurologie. Restless Legs Syndr. 2023;72.
7. Guo S, Huang J, Jiang H, Han C, Li J, Xu X, et al. Restless Legs Syndrome: From Pathophysiology to Clinical Diagnosis and Management. Front Aging Neurosci. 2017;9:171.
8. Memon MD, Faiz S, Zaveri MP, Perry JC, Schuetz TM, Cancarevic I. Unraveling the Mysteries of Restless Leg Syndrome. Cureus. 2020 Oct 14;12(10):e10951.
9. Trenkwalder C, Allen R, Högl B, Clemens S, Patton S, Schormair B, et al. Comorbidities, treatment, and pathophysiology in restless legs syndrome. Lancet Neurol. 2018 Nov 1;17(11):994–1005.
11. Li G, Tang H, Wang C, Qi X, Chen J, Chen S, et al. Association of BTBD9 and MAP2K5/SKOR1 With Restless Legs Syndrome in Chinese Population. Sleep. 2017 Apr 1;40(4):zsx028.
12. Broström A, Alimoradi Z, Lind J, Ulander M, Lundin F, Pakpour A. Worldwide estimation of restless legs syndrome: a systematic review and meta-analysis of prevalence in the general adult population. J Sleep Res. 2023;32(3):e13783.
13. Mislu E, Assalfew B, Arage MW, Chane F, Hailu T, Tenaw LA, et al. Prevalence and factors associated with restless legs syndrome among pregnant women in middle-income countries: a systematic review and meta-analysis. Front Med. 2023 Dec 21; 10. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fmed.2023.1326337
14. Didato G, Di Giacomo R, Rosa GJ, Dominese A, de Curtis M, Lanteri P. Restless Legs Syndrome across the Lifespan: Symptoms, Pathophysiology, Management and Daily Life Impact of the Different Patterns of Disease Presentation. Int J Environ Res Public Health. 2020 Jan;17(10):3658.

Patofisiologi Restless Legs Synd...
Epidemiologi Restless Legs Syndrome

Artikel Terkait

  • Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
    Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas 11 jam yang lalu
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 7 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 6 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.