Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Restless Legs Syndrome general_alomedika 2022-01-31T15:08:53+07:00 2022-01-31T15:08:53+07:00
Restless Legs Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Restless Legs Syndrome

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Berdasarkan etiologi restless legs syndrome (RLS) diklasifikasikan menjadi 2 kategori yakni RLS primer dan RLS sekunder. Penyebab RLS primer adalah berkaitan dengan gangguan pada sistem saraf yang bersifat idiopatik serta berkorelasi dengan kelainan genetik. Umumnya pasien yang mengalami RLS primer memiliki onset usia kurang dari 40 tahun. Melainkan, pada RLS sekunder berkaitan dengan berbagai macam penyebab semisal defisiensi zat besi, penyakit kronis seperti gagal ginjal kronis, diabetes mellitus dan penyakit tiroid serta penyakit saraf. Jika dilihat dari onsetnya, RLS sekunder terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.[1-8,11,12]

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang membuat pasien berisiko mengalami Restless Legs Syndrome (RLS) diantaranya usia, riwayat penyakit keluarga, defisiensi zat besi, gangguan saraf seperti penyakit Parkinson, hipotiroid dan penyakit kronis seperti diabetes mellitus atau gagal ginjal kronis. Penggunaan obat-obatan psikotropika dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan terjadinya RLS.[1-8,11,12]

Usia

Faktor risiko terjadinya RLS sekunder pada seseorang adalah usia diatas 40 tahun. Usia tersebut terhadap berbagai masalah kesehatan yang timbul seperti diabetes mellitus, gangguan saraf, dan gagal ginjal kronis. Selain itu pada seseorang yang mengalami proses degeneratif akan mengalami perubahan metabolisme dan sistem kardiovaskular yang tentunya memicu terjadinya RLS sekunder.[2-8]

Riwayat Penyakit Keluarga

Seseorang yang memiliki riwayat penyakit keluarga RLS biasanya akan mengalami RLS pada usia kurang dari 40 tahun. Penyakit RLS bersifat herediter dan berkaitan dengan kelainan genetik dalam hal ini varian genetik MEIS1 (Meis homeobox 1) dan BTBD9 (BTB Domain containing 9).[1-3]

Defisiensi Zat Besi

Seseorang yang mengalami anemia defisiensi besi berpotensi mengalami RLS jika tidak segera ditangani dengan baik. Hal ini terjadi karena jika seseorang mengalami kekurangan zat besi akan menimbulkan gangguan pada sistem saraf pusat yang memicu terjadinya RLS.[2-4,6] Pada kehamilan trimester ketiga berkaitan dengan kebutuhan zat besi yang meningkat dan mengakibatkan defisiensi zat besi yang berpotensi menjadi RLS. Namun, terjadinya RLS pada kehamilan trimester ketiga masih jadi perdebatan hingga saat ini.[1-3]

Gagal Ginjal Kronis

Gagal ginjal kronis menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi sehingga terjadi gangguan metabolisme dopamin di sistem saraf pusat yang berakibat terjadinya RLS. Selain itu terdapat hipotesis bahwa kadar ureum tinggi menyebabkan neuropati perifer dan peningkatan serum kalsium memicu terjadinya RLS pada pasien gagal ginjal kronis.[1-3,19]

Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus menyebabkan komplikasi ke sistem saraf pusat. Dimana adanya gangguan pada sistem saraf ini berpotensi menimbulkan RLS. Selain itu, pada seseorang yang mengalami diabetes berpotensi terjadinya penyakit ginjal, diabetes atau nefropati diabetes yang kemudian menimbulkan RLS.[1-3,20]

Gangguan Saraf

Gangguan saraf seperti penyakit Parkinson merupakan salah satu faktor risiko terjadinya RLS, hal ini terjadi karena secara patofisiologi dimana adanya disfungsi proses pada sistem dopaminergik sistem saraf pusat menyebabkan seseorang dapat mengalami RLS.[1-3,20]

RLS yang Diinduksi Obat

Penggunaan obat seperti fluoxetine, carbidopa, L-thyroxine, olanzapine dan tramadol dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko RLS. Selain itu penggunaan obat dopaminergik pada pasien Parkinson juga akan meningkatkan resiko RLS. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka panjang menyebabkan gangguan pada pusat dopaminergik di otak.[1-3]

Hipotiroid

Mekanisme terjadinya Restless Leg Syndrome pada hypotiroid adalah terjadi gangguan hormon tiroid yang kemudian menyebabkan ketidakseimbangan antara sistem dopaminergik agonis dan hormon tiroid dalam tubuh.[1-3,8,13] Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahmed et al., yang menggunakan metode kuesioner Cambridge Hopkins, membandingkan antara pasien yang menderita RLS dengan pasien tanpa RLS. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil subjek yang menderita hipotiroid memiliki angka prevalensi RLS sebesar 22.3% (59 orang) dan non hipotiroid sebesar 13.8% (44 orang). Dapat disimpulkan bahwa prevalensi RLS meningkat pada pasien yang menderita hipotiroid.[21]

Referensi

1. Dziunycz P, Frauchiger A, Gräni N, Kaufmann F, Jaberg-Bentele N, Luder C et al. Restless legs syndrome. Phlebologie. 2014;43(06):309-311.
2. Guo S, Huang J, Jiang H, Han C, Li J, Xu X et al. Restless Legs Syndrome: From Pathophysiology to Clinical Diagnosis and Management. Frontiers in Aging Neuroscience. 2017.
3. Restless Legs syndrome. Medscape. 2017. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1188327-overview
4. Becker J., Becker F., Schindelbeck K., Koch P., Preig J., Karge T., et al. Restless-legs-syndrome and iron deficiency in patients with inflammatory bowel disease. J. Crohns Colitis 9 250–251. 2015.
5. Galbiati A., Marelli S., Giora E., Zucconi M., Oldani A., Ferini-Strambi L. Neurocognitive function in patients with idiopathic Restless Legs Syndrome before and after treatment with dopamine-agonist. Int. J. Psychophysiol. 2015.
6. Garcia-Martin E., Jimenez-Jimenez F. J., Alonso-Navarro H., Martinez C., Zurdo M., Turpin-Fenoll L., et al. Heme oxygenase-1 and 2 common genetic variants and risk for restless legs syndrome. Medicine. 2015.
7. Picchietti, D. L., Hensley, J. G., Bainbridge, J. L., Lee, K. A., Manconi, M., Mcgregor, J. A., et al. Consensus clinical practice guidelines for the diagnosis and treatment of restless legs syndrome/Willis-Ekbom disease during pregnancy and lactation. Sleep Med. 2015.
8. Rodriguez Martin, C., Miranda Riano, S., Celorrio San Miguel, M., and Prieto De Paula, J. M. Restless legs syndrome and hypothyroidism. Rev. Clin. Esp. 2015.
11. Dauvilliers Y, Winkelmann J. Restless legs syndrome: update on pathogenesis. Curr Opin Pulm Med. 2013.
12. Memon MD, Faiz S, Zaveri MP, Perry JC, Schuetz TM, Cancarevic I. Unraveling the Mysteries of Restless Leg Syndrome. Cureus. 2020.
19. Lin, Xiao-Wei & Zhang, Jun-Fang & Qiu, Meng-Yao & Ni, Ling-Yan & Yu, Hong-Lei & Kuo, Sheng-Han & Ondo, William & Yu, Qing & Wu, Yun-Cheng. Restless legs syndrome in end stage renal disease patients undergoing hemodialysis. BMC Neurology. 2019.
20. Kalra, S., Gupta, A. Diabetic Painful Neuropathy and Restless Legs Syndrome in Diabetes. Diabetes. 2018.
21. N Ahmed, M Kandil, M Elfil, A Jamal, B Koo, 0795 The Relationship Between Restless Legs Syndrome and Hypothyroidism, Sleep, Volume 43. 2020.

Patofisiologi Restless Legs Synd...
Epidemiologi Restless Legs Syndrome

Artikel Terkait

  • Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
    Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
20 menit yang lalu
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Hari ini, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...
Anonymous
Hari ini, 15:53
Obat Herbal dan Suplemen pada Pasien Autoimun - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, sebenarnya obat herbal atau suplemen itu boleh gak ya Dok diberikan untuk pasien autoimun? Karena saya sempat ditanyakan pasien isu beberapa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.