Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Parkinson general_alomedika 2019-11-29T15:46:48+07:00 2019-11-29T15:46:48+07:00
Parkinson
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Parkinson

Oleh :
dr. Catherine Ranatan
Share To Social Media:

Penyakit Parkinson merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif tersering, ditandai adanya tiga gejala kardinal: tremor saat istirahat, rigiditas, dan bradikinesia. Pada Parkinson, ditemui adanya kehilangan neuron dopaminergik pada substansia nigra, serta adanya badan Lewy. Penyakit neurodegeneratif ini meningkat frekuensinya seiring pertambahan umur, dan umumnya mulai terjadi pada usia di atas 60 tahun.

Parkinson merupakan penyakit yang didiagnosis hanya secara klinis. Penyakit Parkinson ditandai dengan tiga gejala kardinal: tremor saat istirahat, rigiditas dan bradikinesia, serta umumnya disertai dengan gangguan gait. Penyakit Parkinson merupakan penyakit dengan gejala Parkinsonism yang paling sering ditemukan, namun Parkinsonism juga dapat terjadi pada penyakit lain, baik Parkinsonism atipikal maupun Parkinsonism sekunder.

 

Sumber: BruceBlaus, wikimedia commons, 2013. Sumber: BruceBlaus, wikimedia commons, 2013.

Hingga kini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit Parkinson sehingga penatalaksanaan ditujukan hanya untuk menghambat progresivitas penyakit dan memperbaiki gejala. Terapi medikamentosa yang dapat diberikan untuk gejala motorik pasien adalah levodopa, dopamine agonis atau monoamine oxidase B (MAO-B). Terapi medikamentosa untuk gejala nonmotorik bersifat spesifik sesuai dengan gejala yang muncul, misalnya pemberian Cholinesterase inhibitor untuk gejala dementia. Terapi medikamentosa ini perlu dibarengi dengan terapi nonfarmakologis, seperti terapi okupasi dan diet, supaya progresivitas penyakit dapat dihambat seoptimal mungkin.

Pembedahan merupakan pilihan terakhir pada pasien tahap lanjut yang sudah tidak merespon terhadap pengobatan. Pilihan pembedahan yang dapat dilakukan adalah operasi neuroablatif lesi atau deep brain stimulation.

Progresivitas penyakit ini lambat namun dapat menyebabkan kematian, yang umumnya diakibatkan komplikasi dari Parkinson, misalnya pneumonia aspirasi, atau jatuh. Penyakit ini juga merupakan salah satu sumber penyebab disabilitas global. [2,3,15-17]

Referensi

2. S.L Hauser, S.A Josephson, Harrison’s Neurology in Clinical Medicine, McGrawHill, USA, 4th edn, 2017.
5. World Health Organization. Estimated total deaths ('000), by cause and WHO Member State, 2002. Department of Measurement and Health Information. 2004.
15. J. Nonnekes, R. Goselink, V. Weerdesteyn, and B. R. Bloem, The Retropulsion Test: A Good Evaluation of Postural Instability in Parkinson’s Disease?, 2015, 5 (1) 43-7
16. NICE Guideline, Parkinson's disease in adults: diagnosis and management, 2016, 1-36
17. P. Hickey, M. Stacy, Deep Brain Stimulation: A Paradigm Shifting Approach to Treat Parkinson's Disease, 2016, 10 (173) 1-11.

Patofisiologi Parkinson

Artikel Terkait

  • Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
    Deteksi Demensia Pada Pasien Parkinson Dengan MoPaRDS
  • Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
    Gut-Brain Axis: Mitos atau Fakta
  • Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
    Inflammatory Bowel Disease Meningkatkan Risiko Parkinson
  • Aspek Farmakologi Penanganan Delirium Hiperaktif pada Penyakit Parkinson
    Aspek Farmakologi Penanganan Delirium Hiperaktif pada Penyakit Parkinson
  • Cedera Otak Traumatik dan Peningkatan Risiko Terjadinya Penyakit Parkinson
    Cedera Otak Traumatik dan Peningkatan Risiko Terjadinya Penyakit Parkinson

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
28 Juni 2021
Keamanan penggunaan obat jangka panjang pada pasien dengan parkinson
Oleh: dr. Nurul Falah
5 Balasan
Alo dokter, seorang user berusia 65 tahun menderit penyakit parkinson selama 10 tahun, dimana setiap hari pasien harus meminum beberapa obat setiap pagi...
dr.Damayanti Hapsari Puri
31 Juli 2020
Penanganan seperti apa yang dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit Parkinson pada fasilitas kesehatan tingkat I
Oleh: dr.Damayanti Hapsari Puri
2 Balasan
Terapi dasar pilihan yang paling sederhana Jika menemukan Penyakit Parkinson di Faskes Tingkat I di era BPJS sekarang. Terima kasih. dr. Damayanti
dr. Amanda
21 Juli 2020
Live Webinar Alomedika: Tata Laksana Terbaru Penyakit Parkinson, Jumat 31 Juli 2020 (15.00-17.00 WIB)
Oleh: dr. Amanda
64 Balasan
ALO, Dokter!Penyakit Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.