Diagnosis Restless Legs Syndrome
Diagnosis Restless Leg Syndrome didasarkan terutama pada anamnesis dan gambaran klinis dan gejala khasnya yang sering yaitu dorongan tidak nyaman untuk menggerakkan kaki (dan kadang-kadang lengan) yang pada akhirnya menyebabkan gangguan tidur.[1-3]
Anamnesis
Keluhan umum yang biasanya ditemukan pada pasien RLS adalah keluhan rasa tidak nyaman hingga nyeri pada tungkai yang memburuk saat istirahat. Kriteria diagnostik untuk RLS yang diterbitkan oleh International Restless Legs Syndrome Study Group (IRLSSG) mencerminkan semua fitur klinis utama dari gangguan tersebut, dan kelimanya diperlukan untuk diagnosis.[13]
Kriteria meliputi:
- Keinginan untuk menggerakkan kaki, biasanya disertai atau disebabkan oleh sensasi tidak nyaman dan tidak menyenangkan pada kaki. Terkadang dorongan untuk bergerak hadir tanpa sensasi tidak nyaman, dan terkadang lengan atau bagian tubuh lainnya terlibat selain kaki
- Keinginan untuk bergerak atau sensasi yang tidak menyenangkan mulai atau memburuk selama periode istirahat atau tidak aktif seperti berbaring atau duduk
- Dorongan untuk bergerak atau sensasi yang tidak menyenangkan sebagian atau seluruhnya berkurang dengan gerakan, seperti berjalan atau meregangkan, setidaknya selama aktivitas berlanjut
- Dorongan untuk bergerak atau sensasi yang tidak menyenangkan lebih buruk pada sore atau malam hari daripada siang hari, atau hanya terjadi pada sore atau malam hari. Ketika gejalanya parah, perburukan di malam hari mungkin tidak terlihat tetapi pasti sudah ada sebelumnya
- Gejala tidak semata-mata disebabkan oleh kondisi medis atau perilaku lain, seperti kram kaki atau kebiasaan mengetuk kaki[13]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien Restless Legs Syndrome seringkali dalam batas normal atau tidak ditemukan kelainan apapun, oleh karena itu diperlukan untuk mencari penyebab sekunder yang menjadi penyebab RLS dan menyingkirkan penyakit lainnya. Pemeriksaan fisik untuk menemukan ada tidaknya RLS pada pasien perlu dilakukan pada pasien yang memiliki penyakit neuropati, radikulopati, parkinsonism dan defisiensi besi. Dimana penyakit gangguan saraf dan defisiensi besi merupakan salah satu dari sekian penyakit yang berkaitan dengan timbulnya RLS sekunder.[1-3]
Pemeriksaan Penunjang
Pasien yang memiliki gejala Restless Legs Syndrome, dilakukan pemeriksaan defisiensi zat besi yang mencakup pemeriksaan kadar zat besi, ferritin, saturasi transferin dan total iron binding capacity. Apabila pasien memiliki riwayat penyakit keluarga, menderita penyakit kronis seperti gangguan saraf, diabetes dan gagal ginjal maka diperlukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan kadar gula darah, kadar ureum darah, vitamin B12, kreatinin, thyroid stimulating hormone (TSH) dan magnesium.[1-4,8-12]
Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Diabetes merupakan salah satu faktor resiko terjadinya RLS, oleh karena itu pemeriksaan kadar gula darah diperlukan dalam penegakan diagnosa RLS. Kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi nefropati diabetik yang memicu terjadinya anemia defisiensi besi yang kemudian menyebabkan disfungsi sistem dopaminergik saraf pusat yang memicu terjadinya RLS.[1-4,8-12]
Kadar Ureum dan Kreatinin
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin diperlukan untuk melihat apakah ada faktor resiko gagal ginjal, apabila nilai ureum dan kreatinin abnormal maka dapat dicurigai terjadinya gagal ginjal yang tentunya apabila terjadi gagal ginjal maka terjadilah komplikasinya seperti anemia defisiensi besi yang mengganggu disfungsi sistem dopaminergik saraf pusat.[1-4,8-12]
Thyroid Stimulating Hormone (TSH), T3 dan T4
Hipotiroid merupakan salah satu faktor resiko terjadinya RLS. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kadar tiroid untuk mengetahui ada tidaknya faktor risiko hipotiroid pada pasien seperti thyroid stimulating hormone (TSH), T3 dan T4. Apabila didapatkan nilai TSH di atas range normal dan kadar T3 maupun T4 dibawah range normal maka patut dicurigai adanya hipotiroid yang menyebabkan terjadinya RLS.[1-3,8,21,22]
Kadar Magnesium
Salah satu penyebab terjadinya RLS adalah defisiensi magnesium, Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kadar magnesium. Apabila kadar magnesium dibawah nilai normal maka diperlukan pemberian suplemen magnesium sehingga menghindari terjadinya gangguan tidur.[1-3,9]
Kadar Vitamin B12 dan Zat Besi
Pemeriksaan kadar asam folat atau B12 dan zat besi merupakan hal yang perlu dilakukan pada seseorang yang dicurigai mengidap RLS. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa defisiensi zat besi dan vitamin B12 merupakan salah satu penyebab terjadinya RLS. Pelaksanaan pemeriksaan kadar zat besi dan vitamin B12 salah satunya diperlukan pada kondisi ibu hamil maupun pada seseorang yang suka mengkonsumsi alkohol karena pada ibu hamil dan seseorang yang mengkonsumsi alkohol kerap kali mengalami defisiensi zat besi dan asam folat.[1-4]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding Restless Legs Syndrome (RLS) cukup luas, tergantung gejala yang muncul. Oleh karena itu RLS umumnya terdiagnosis setelah muncul gejala nyeri ataupun rasa tidak nyaman pada tungkai kaki yang terjadi pada malam hari dan terdapat gangguan tidur.[1-3,15-17]
Osteoarthritis
Keluhan nyeri tungkai kaki kerap kali timbul pada osteoarthritis, dimana hal ini terjadi akibat terjadinya proses degeneratif yang melibatkan peradangan pada persendian dan tulang rawan (hyaline cartilage). Berbeda halnya dengan RLS dimana penyebab jelasnya masih belum diketahui namun dari hipotesa yang ada mekanisme terjadinya RLS berkaitan dengan disfungsi pada pusat sistem dopaminergik (sistem limbik opioid).[1-3,15]
Alcohol Related Neuropathy
Berbeda halnya dengan RLS, neuropati berkaitan dengan konsumsi alkohol ini tentunya disebabkan karena intoksikasi alkohol yang dapat merusak sistem saraf. Gejala yang ditimbulkan oleh RLS umumnya muncul di malam hari atau saat beristirahat, sedangkan alcohol related neuropathy dapat terjadi kapan saja tidak bergantung pada istirahat ataupun beraktifitas.[1-3,16]
Peripheral Vascular Disease
Penyakit peripheral vascular disease terjadi karena adanya atherosclerosis yang mengakibatkan adanya sumbatan pada pembuluh darah. Sumbatan atau atheroma ini terdiri atas kolesterol yang bercampur dengan protein dan jaringan ikat. Atherosclerosis akan menimbulkan gejala sesuai dengan pembuluh darah yang tersumbat, apabila pembuluh darah yang tersumbat adalah pembuluh darah di area ekstremitas seperti kaki dan tangan maka akan menimbulkan rasa nyeri pada kaki dan tangan tersebut. Berbeda halnya dengan RLS, gejala nyeri dapat terjadi setiap saat.[1-3,17]
Myopathy
Penyakit ini adalah gangguan otot yang tidak berkaitan dengan neuromuscular junction serta dapat disebabkan oleh berbagai keadaan semisal kelainan genetik, infeksi, gangguan metabolik hingga gangguan endokrin. Gejala yang serupa dengan RLS adalah kesulitan menggerakkan otot serta pada penderita myopathy kerap kali didapatkan malaise dan kelelahan. Jika pada RLS keluhan kesulitan menggerakkan kaki ataupun rasa tidak nyaman pada kaki timbul di malam hari ataupun saat beraktivitas, sedangkan pada myopathy keluhan kesulitan atau kelemahan otot dapat terjadi sewaktu waktu tidak hanya pada saat beristirahat saja.[1-3,18]