Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Restless Legs Syndrome general_alomedika 2021-09-24T13:55:40+07:00 2021-09-24T13:55:40+07:00
Restless Legs Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Restless Legs Syndrome

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Diagnosis Restless Leg Syndrome didasarkan terutama pada anamnesis dan gambaran klinis dan gejala khasnya yang sering yaitu dorongan tidak nyaman untuk menggerakkan kaki (dan kadang-kadang lengan) yang pada akhirnya menyebabkan gangguan tidur.[1-3]

Anamnesis

Keluhan umum yang biasanya ditemukan pada pasien RLS adalah keluhan rasa tidak nyaman hingga nyeri pada tungkai yang memburuk saat istirahat. Kriteria diagnostik untuk RLS yang diterbitkan oleh International Restless Legs Syndrome Study Group (IRLSSG) mencerminkan semua fitur klinis utama dari gangguan tersebut, dan kelimanya diperlukan untuk diagnosis.[13]

Kriteria meliputi:

  • Keinginan untuk menggerakkan kaki, biasanya disertai atau disebabkan oleh sensasi tidak nyaman dan tidak menyenangkan pada kaki. Terkadang dorongan untuk bergerak hadir tanpa sensasi tidak nyaman, dan terkadang lengan atau bagian tubuh lainnya terlibat selain kaki
  • Keinginan untuk bergerak atau sensasi yang tidak menyenangkan mulai atau memburuk selama periode istirahat atau tidak aktif seperti berbaring atau duduk
  • Dorongan untuk bergerak atau sensasi yang tidak menyenangkan sebagian atau seluruhnya berkurang dengan gerakan, seperti berjalan atau meregangkan, setidaknya selama aktivitas berlanjut
  • Dorongan untuk bergerak atau sensasi yang tidak menyenangkan lebih buruk pada sore atau malam hari daripada siang hari, atau hanya terjadi pada sore atau malam hari. Ketika gejalanya parah, perburukan di malam hari mungkin tidak terlihat tetapi pasti sudah ada sebelumnya
  • Gejala tidak semata-mata disebabkan oleh kondisi medis atau perilaku lain, seperti kram kaki atau kebiasaan mengetuk kaki[13]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien Restless Legs Syndrome seringkali dalam batas normal atau tidak ditemukan kelainan apapun, oleh karena itu diperlukan untuk mencari penyebab sekunder yang menjadi penyebab RLS dan menyingkirkan penyakit lainnya. Pemeriksaan fisik untuk menemukan ada tidaknya RLS pada pasien perlu dilakukan pada pasien yang memiliki penyakit neuropati, radikulopati, parkinsonism dan defisiensi besi. Dimana penyakit gangguan saraf dan defisiensi besi merupakan salah satu dari sekian penyakit yang berkaitan dengan timbulnya RLS sekunder.[1-3]

Pemeriksaan Penunjang

Pasien yang memiliki gejala Restless Legs Syndrome, dilakukan pemeriksaan defisiensi zat besi yang mencakup pemeriksaan kadar zat besi, ferritin, saturasi transferin dan total iron binding capacity. Apabila pasien memiliki riwayat penyakit keluarga, menderita penyakit kronis seperti gangguan saraf, diabetes dan gagal ginjal maka diperlukan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan kadar gula darah, kadar ureum darah, vitamin B12, kreatinin, thyroid stimulating hormone (TSH) dan magnesium.[1-4,8-12]

Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Diabetes merupakan salah satu faktor resiko terjadinya RLS, oleh karena itu pemeriksaan kadar gula darah diperlukan dalam penegakan diagnosa RLS.  Kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi nefropati diabetik yang memicu terjadinya anemia defisiensi besi yang kemudian menyebabkan disfungsi sistem dopaminergik saraf pusat yang memicu terjadinya RLS.[1-4,8-12]

Kadar Ureum dan Kreatinin

Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin diperlukan untuk melihat apakah ada faktor resiko gagal ginjal, apabila nilai ureum dan kreatinin abnormal maka dapat dicurigai terjadinya gagal ginjal yang tentunya apabila terjadi gagal ginjal maka terjadilah komplikasinya seperti anemia defisiensi besi yang mengganggu disfungsi sistem dopaminergik saraf pusat.[1-4,8-12]

Thyroid Stimulating Hormone (TSH), T3 dan T4

Hipotiroid merupakan salah satu faktor resiko terjadinya RLS. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kadar tiroid untuk mengetahui ada tidaknya faktor risiko hipotiroid pada pasien seperti thyroid stimulating hormone (TSH), T3 dan T4. Apabila didapatkan nilai TSH di atas range normal dan kadar T3 maupun T4 dibawah range normal maka patut dicurigai adanya hipotiroid yang menyebabkan terjadinya RLS.[1-3,8,21,22]

Kadar Magnesium

Salah satu penyebab terjadinya RLS adalah defisiensi magnesium, Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan kadar magnesium. Apabila kadar magnesium dibawah nilai normal maka diperlukan pemberian suplemen magnesium sehingga menghindari terjadinya gangguan tidur.[1-3,9]

Kadar Vitamin B12 dan Zat Besi

Pemeriksaan kadar asam folat atau B12 dan zat besi merupakan hal yang perlu dilakukan pada seseorang yang dicurigai mengidap RLS. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa defisiensi zat besi dan vitamin B12 merupakan salah satu penyebab terjadinya RLS. Pelaksanaan pemeriksaan kadar zat besi dan vitamin B12 salah satunya diperlukan pada kondisi ibu hamil maupun pada seseorang yang suka mengkonsumsi alkohol karena pada ibu hamil dan seseorang yang mengkonsumsi alkohol kerap kali mengalami defisiensi zat besi dan asam folat.[1-4]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding Restless Legs Syndrome (RLS) cukup luas, tergantung gejala yang muncul. Oleh karena itu RLS umumnya terdiagnosis setelah muncul gejala nyeri ataupun rasa tidak nyaman pada tungkai kaki yang terjadi pada malam hari dan terdapat gangguan tidur.[1-3,15-17]

Osteoarthritis

Keluhan nyeri tungkai kaki kerap kali timbul pada osteoarthritis, dimana hal ini terjadi akibat terjadinya proses degeneratif yang melibatkan peradangan pada persendian dan tulang rawan (hyaline cartilage). Berbeda halnya dengan RLS dimana penyebab jelasnya masih belum diketahui namun dari hipotesa yang ada mekanisme terjadinya RLS berkaitan dengan disfungsi pada pusat sistem dopaminergik (sistem limbik opioid).[1-3,15]

Alcohol Related Neuropathy

Berbeda halnya dengan RLS, neuropati berkaitan dengan konsumsi alkohol ini tentunya disebabkan karena intoksikasi alkohol yang dapat merusak sistem saraf. Gejala yang ditimbulkan oleh RLS umumnya muncul di malam hari atau saat beristirahat, sedangkan alcohol related neuropathy dapat terjadi kapan saja tidak bergantung pada istirahat ataupun beraktifitas.[1-3,16]

Peripheral Vascular Disease

Penyakit peripheral vascular disease terjadi karena adanya atherosclerosis yang mengakibatkan adanya sumbatan pada pembuluh darah. Sumbatan atau atheroma ini terdiri atas kolesterol yang bercampur dengan protein dan jaringan ikat. Atherosclerosis akan menimbulkan gejala sesuai dengan pembuluh darah yang tersumbat, apabila pembuluh darah yang tersumbat adalah pembuluh darah di area ekstremitas seperti kaki dan tangan maka akan menimbulkan rasa nyeri pada kaki dan tangan tersebut. Berbeda halnya dengan RLS, gejala nyeri dapat terjadi setiap saat.[1-3,17]

Myopathy

Penyakit ini adalah gangguan otot yang tidak berkaitan dengan neuromuscular junction serta dapat disebabkan oleh berbagai keadaan semisal kelainan genetik, infeksi, gangguan metabolik hingga gangguan endokrin. Gejala yang serupa dengan RLS adalah kesulitan menggerakkan otot serta pada penderita myopathy kerap kali didapatkan malaise dan kelelahan. Jika pada RLS keluhan kesulitan menggerakkan kaki ataupun rasa tidak nyaman pada kaki timbul di malam hari ataupun saat beraktivitas, sedangkan pada myopathy keluhan kesulitan atau kelemahan otot dapat terjadi sewaktu waktu tidak hanya pada saat beristirahat saja.[1-3,18]

Referensi

1. Dziunycz P, Frauchiger A, Gräni N, Kaufmann F, Jaberg-Bentele N, Luder C et al. Restless legs syndrome. Phlebologie. 2014;43(06):309-311.
2. Guo S, Huang J, Jiang H, Han C, Li J, Xu X et al. Restless Legs Syndrome: From Pathophysiology to Clinical Diagnosis and Management. Frontiers in Aging Neuroscience. 2017.
3. Restless Legs syndrome. Medscape. 2017. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1188327-overview
4. Becker J., Becker F., Schindelbeck K., Koch P., Preig J., Karge T., et al. Restless-legs-syndrome and iron deficiency in patients with inflammatory bowel disease. J. Crohns Colitis 9 250–251. 2015.
8. Rodriguez Martin, C., Miranda Riano, S., Celorrio San Miguel, M., and Prieto De Paula, J. M. Restless legs syndrome and hypothyroidism. Rev. Clin. Esp. 2015.
9. Rana AQ, Qureshi AR, Rahman L, Jesudasan A, Hafez KK, Rana MA. Association of restless legs syndrome, pain, and mood disorders in Parkinson's disease. Int J Neurosci. 2016.
10. Richard P. Allen, Daniel L. Picchietti, Michael Auerbach, Yong Won Cho, James R. Connor, Christopher J. Earley, Diego Garcia-Borreguero, Suresh Kotagal, Mauro Manconi, William Ondo, Jan Ulfberg, John W. Winkelman. Evidence-based and consensus clinical practice guidelines for the iron treatment of restless legs syndrome/Willis-Ekbom disease in adults and children: an IRLSSG task force report. Sleep Medicine. 2018. Available at https://doi.org/10.1016/j.sleep.2017.11.1126.
11. Dauvilliers Y, Winkelmann J. Restless legs syndrome: update on pathogenesis. Curr Opin Pulm Med. 2013.
12. Memon MD, Faiz S, Zaveri MP, Perry JC, Schuetz TM, Cancarevic I. Unraveling the Mysteries of Restless Leg Syndrome. Cureus. 2020.
13. Clinical features and diagnosis of restless legs syndrome and periodic limb movement disorder in adults. [Internet]. Uptodate.com. 2021.
14. Esther Cubo Delgado, Carla Collazo, Cesar Gallego-Nieto, Miren Elizari, Teresa Barroso-Perez, Mortality in Restless Leg Syndrome: A-11 year-year follow up study. Neurology. 2020.
15. Osteoarthritis. Medscape. 2020. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/330487-overview
16. Alcohol Related Neuropathy. Medscape. 2018. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1174146-overview
17. Peripheral Vascular Disease. Medscape. 2017. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/761556-overview#a6
18. Myopathies. Medscape. 2017. Avaiable at: https://emedicine.medscape.com/article/759487-overview
19. Lin, Xiao-Wei & Zhang, Jun-Fang & Qiu, Meng-Yao & Ni, Ling-Yan & Yu, Hong-Lei & Kuo, Sheng-Han & Ondo, William & Yu, Qing & Wu, Yun-Cheng. Restless legs syndrome in end stage renal disease patients undergoing hemodialysis. BMC Neurology. 2019.
20. Kalra, S., Gupta, A. Diabetic Painful Neuropathy and Restless Legs Syndrome in Diabetes. Diabetes. 2018.
21. N Ahmed, M Kandil, M Elfil, A Jamal, B Koo, 0795 The Relationship Between Restless Legs Syndrome and Hypothyroidism, Sleep, Volume 43. 2020.
22. Thyroid function test. American Thyroid association. 2021. Available at: https://www.thyroid.org/thyroid-function-tests/

Epidemiologi Restless Legs Syndrome
Penatalaksanaan Restless Legs Sy...

Artikel Terkait

  • Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
    Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...
Anonymous
Hari ini, 15:53
Obat Herbal dan Suplemen pada Pasien Autoimun - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, sebenarnya obat herbal atau suplemen itu boleh gak ya Dok diberikan untuk pasien autoimun? Karena saya sempat ditanyakan pasien isu beberapa...
Anonymous
Hari ini, 15:50
Rekomendasi Olahraga untuk Pasien SLE - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, ijin bertanya, rekomendasi olahraga yang dapat kita berikan pada pasien dengan SLE apa ya Dok? Adakah jenis olahraga yang tidak diperbolehkan?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.