Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Edukasi dan Promosi Kesehatan Restless Legs Syndrome general_alomedika 2021-09-24T13:56:00+07:00 2021-09-24T13:56:00+07:00
Restless Legs Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Restless Legs Syndrome

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Edukasi dan Promosi kesehatan yang utama untuk mencegah Restless Legs Syndrome (RLS) adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Hal ini dikarenakan pola hidup tidak sehat mulai dari kurang tidur, kurang aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan minum alkohol serta terlalu banyak konsumsi kafein.[1-3]

Edukasi Pasien

Dokter perlu edukasi pasien bahwa RLS dibagi menjadi dua yakni RLS primer yang bersifat menurun dan RLS sekunder yang dapat muncul akibat adanya penyakit lainnya seperti diabetes mellitus, defisiensi zat besi hingga penyakit gagal ginjal. Pasien diberikan edukasi untuk senantiasa menjaga pola hidup sehat mulai dari menjaga berat badan, istirahat cukup, olahraga teratur setiap hari, menghindari stress, menghindari rokok dan alkohol serta membatasi konsumsi kafein per harinya.

Selain itu salah satu penyebab RLS adalah defisiensi besi dan asam folat, sehingga pada ibu hamil yang rentan mengalami defisiensi besi dan asam folat diberikan edukasi untuk selalu makan makanan yang kaya akan zat besi dan asam folat sehingga terhindar dari RLS.[1-3]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Pada Ibu hamil yang mengalami defisiensi besi dan asam folat hendaknya diberikan edukasi untuk selalu makan makanan yang mengandung tinggi kadar zat besi dan asam folat seperti daging sapi atau ayam, ikan, bayam dan kacang almond. Selain itu Ibu hamil juga dihimbau untuk rutin memeriksakan diri di setiap bulannya guna memantau kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.

Saat ini telah banyak fasilitas kesehatan di Indonesia yang memberikan pelayanan terpadu kepada ibu hamil hingga pelosok desa terpencil sekalipun. Kegiatan posyandu di desa atau perkampungan terdapat pemberian tablet asam folat dan zat besi pada ibu hamil.[1-3,7]

Diabetes merupakan salah satu faktor resiko yang dapat memicu terjadinya gagal ginjal yang kemudian memicu terjadinya RLS. Pada pasien yang memiliki berat badan berlebih berisiko mengalami diabetes mellitus, sebaiknya pasien disarankan untuk mengubah pola hidup.[1-4,8-12]

Alkohol, rokok dan kafein merupakan faktor yang dapat memicu terjadinya RLS, oleh karena itu pada pasien yang memiliki kebiasaan tersebut harus memperbaiki gaya hidup. Selain itu, konsumsi alkohol berlebihan bisa menyebabkan defisiensi asam folat, sehingga terjadi gangguan pada ginjal yang dapat memicu  terjadinya RLS. Selain itu kebiasaan merokok dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein juga dapat memicu terjadinya RLS, hal ini dikarenakan pada seseorang yang gemar merokok dan terlalu banyak mengkonsumsi kafein akan menyebabkan kurangnya waktu tidur yang kemudian dapat memicu terjadinya RLS.[1-3,12,16]

Pada pasien yang menderita gagal ginjal hendaknya diberikan edukasi bahwa kerusakan ginjal dapat menyebabkan anemia yang kemudian sebabkan defisiensi zat besi dan memicu terjadinya RLS. Oleh karena itu diperlukan pemberian edukasi pada pasien dengan gagal ginjal untuk rutin memeriksakan diri ke dokter termasuk rutin menjalani hemodialisis pada tiap bulannya sesuai dengan instruksi dokter.[1-4,8-12]

Upaya menghindari stres maupun ketegangan otot juga perlu ditekankan kepada pasien yang menderita RLS, hal ini dikarenakan stres  ataupun otot yang tegang dapat memicu RLS yang sudah diderita. Terdapat berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisir stres maupun otot tegang seperti mandi air hangat sebelum tidur malam, relaksasi berupa pijat maupun akupuntur pada kaki.[3,9]

Referensi

1. Dziunycz P, Frauchiger A, Gräni N, Kaufmann F, Jaberg-Bentele N, Luder C et al. Restless legs syndrome. Phlebologie. 2014;43(06):309-311.
2. Guo S, Huang J, Jiang H, Han C, Li J, Xu X et al. Restless Legs Syndrome: From Pathophysiology to Clinical Diagnosis and Management. Frontiers in Aging Neuroscience. 2017.
3. Restless Legs syndrome. Medscape. 2017. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1188327-overview
4. Becker J., Becker F., Schindelbeck K., Koch P., Preig J., Karge T., et al. Restless-legs-syndrome and iron deficiency in patients with inflammatory bowel disease. J. Crohns Colitis 9 250–251. 2015.
8. Rodriguez Martin, C., Miranda Riano, S., Celorrio San Miguel, M., and Prieto De Paula, J. M. Restless legs syndrome and hypothyroidism. Rev. Clin. Esp. 2015.
9. Rana AQ, Qureshi AR, Rahman L, Jesudasan A, Hafez KK, Rana MA. Association of restless legs syndrome, pain, and mood disorders in Parkinson's disease. Int J Neurosci. 2016.
10. Richard P. Allen, Daniel L. Picchietti, Michael Auerbach, Yong Won Cho, James R. Connor, Christopher J. Earley, Diego Garcia-Borreguero, Suresh Kotagal, Mauro Manconi, William Ondo, Jan Ulfberg, John W. Winkelman. Evidence-based and consensus clinical practice guidelines for the iron treatment of restless legs syndrome/Willis-Ekbom disease in adults and children: an IRLSSG task force report. Sleep Medicine. 2018. Available at https://doi.org/10.1016/j.sleep.2017.11.1126.
11. Dauvilliers Y, Winkelmann J. Restless legs syndrome: update on pathogenesis. Curr Opin Pulm Med. 2013.
12. Memon MD, Faiz S, Zaveri MP, Perry JC, Schuetz TM, Cancarevic I. Unraveling the Mysteries of Restless Leg Syndrome. Cureus. 2020.
16. Alcohol Related Neuropathy. Medscape. 2018. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1174146-overview

Prognosis Restless Legs Syndrome

Artikel Terkait

  • Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
    Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 19:58
Infeksi kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien di klinikLaki-laki, 36 tahun keluhan utama :  muncul bintik di seluruh tubuh sejak 5 hari yang lalu. gatal (+). Pasien tidak...
Anonymous
Kemarin, 14:18
Pemeriksaan lab gula dan kolestrol
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat siang Alodokter. Apabila pasien direncanakan pemeriksaan DL, Profil lipid, GDP, dan Ur/cr oleh dokter spesialis. Pasien kan dipuasakan dulu. Apakah...
dr.Alni Magdalena
Kemarin, 13:12
Layanan Dokter ke Rumah - Alodokter (Informasi layanan dan lowongan)
Oleh: dr.Alni Magdalena
3 Balasan
Alo, dokter!Dengan ini Saya ingin menginformasikan bahwa Alodokter telah meluncurkan layanan Dokter Ke Rumah (Home Visit), sebagai berikut: Layanan Dokter ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.