Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Restless Legs Syndrome general_alomedika 2021-09-24T13:55:20+07:00 2021-09-24T13:55:20+07:00
Restless Legs Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Restless Legs Syndrome

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Patofisiologi restless legs syndrome (RLS) terjadi dengan adanya gangguan neurologi dan gangguan tidur. RLS dibedakan menjadi  RLS primer bersifat idiopatik berkaitan dengan herediter dan RLS sekunder yang berkaitan dengan multipel faktor misalnya gangguan saraf, defisiensi besi, kehamilan dan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, gagal ginjal kronis, rheumatoid arthritis hingga multiple sklerosis.

Restless Leg Syndrome Primer

Restless legs syndrome primer bersifat idiopatik, dimana berkorelasi juga dengan herediter. Penyakit RLS terjadi gangguan pada sistem saraf pusat meskipun pada kenyataannya tidak ditemukan adanya lesi spesifik yang dapat dikaitkan dengan kejadian ini.

Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) pasien yang menderita RLS akan menunjukkan adanya perubahan morfologi pada korteks somatosensori, kortek motorik dan thalamic gray matter. Selain itu juga didapatkan adanya aktivasi abnormal pada bilateral serebral dan talamus pada saat ada rangsangan sensoris. Sedangkan pada pemeriksaan single photon emission computed tomography (SPECT) dan positron emission tomography (PET) menunjukkan terjadinya disfungsi pada pusat sistem dopaminergik (sistem limbik opioid).

Selain itu terdapat studi yang menunjukkan bahwa varian genetik MEIS1 (Meis homeobox 1) dan BTBD9 (BTB Domain containing 9) memiliki korelasi dengan rendahnya kadar zat besi, rendahnya reseptor dopamin D2 di putamen dan tingginya kadar tyrosine hydroxylase di substantia nigra. Akan tetapi hasil analisis pemeriksaan tersebut masih kontroversial dan masih diperdebatkan hingga saat ini.[1-3,10-12]

Restless Leg Syndrome Sekunder

Restless legs syndrome sekunder umumnya terjadi pertama kali pada usia 40 tahun keatas, dimana berkaitan dengan multifaktor diantaranya gangguan saraf, kehamilan, defisiensi zat besi, penyakit ginjal kronis, diabetes peripheral neuropathy, multiple sclerosis, penyakit tiroid, poliomyelitis, rheumatoid arthritis dan penggunaan obat psikotropik seperti antidepresan dan obat dopaminergik yang biasanya digunakan pada pengobatan pasien dengan Parkinson dalam jangka panjang (drug induced RLS). Terdapat hipotesa mengenai patofisiologi RLS sekunder yang disebabkan defisiensi zat besi, terjadinya gangguan sistem dopaminergik akibat kurangnya zat besi di otak. Patofisiologi RLS sekunder secara pasti hingga saat ini masih kontroversial dan masih menjadi bahan perdebatan, akan tetapi terjadinya disfungsi proses pada pusat sistem dopaminergik memegang peranan penting pada terjadinya RLS sekunder ini.[2,4,6-8,12]

Referensi

1. Dziunycz P, Frauchiger A, Gräni N, Kaufmann F, Jaberg-Bentele N, Luder C et al. Restless legs syndrome. Phlebologie. 2014;43(06):309-311.
2. Guo S, Huang J, Jiang H, Han C, Li J, Xu X et al. Restless Legs Syndrome: From Pathophysiology to Clinical Diagnosis and Management. Frontiers in Aging Neuroscience. 2017.
3. Restless Legs syndrome. Medscape. 2017. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1188327-overview
4. Becker J., Becker F., Schindelbeck K., Koch P., Preig J., Karge T., et al. Restless-legs-syndrome and iron deficiency in patients with inflammatory bowel disease. J. Crohns Colitis 9 250–251. 2015.
6. Garcia-Martin E., Jimenez-Jimenez F. J., Alonso-Navarro H., Martinez C., Zurdo M., Turpin-Fenoll L., et al. Heme oxygenase-1 and 2 common genetic variants and risk for restless legs syndrome. Medicine. 2015.
7. Picchietti, D. L., Hensley, J. G., Bainbridge, J. L., Lee, K. A., Manconi, M., Mcgregor, J. A., et al. Consensus clinical practice guidelines for the diagnosis and treatment of restless legs syndrome/Willis-Ekbom disease during pregnancy and lactation. Sleep Med. 2015.
8. Rodriguez Martin, C., Miranda Riano, S., Celorrio San Miguel, M., and Prieto De Paula, J. M. Restless legs syndrome and hypothyroidism. Rev. Clin. Esp. 2015.
10. Richard P. Allen, Daniel L. Picchietti, Michael Auerbach, Yong Won Cho, James R. Connor, Christopher J. Earley, Diego Garcia-Borreguero, Suresh Kotagal, Mauro Manconi, William Ondo, Jan Ulfberg, John W. Winkelman. Evidence-based and consensus clinical practice guidelines for the iron treatment of restless legs syndrome/Willis-Ekbom disease in adults and children: an IRLSSG task force report. Sleep Medicine. 2018. Available at https://doi.org/10.1016/j.sleep.2017.11.1126.
11. Dauvilliers Y, Winkelmann J. Restless legs syndrome: update on pathogenesis. Curr Opin Pulm Med. 2013.
12. Memon MD, Faiz S, Zaveri MP, Perry JC, Schuetz TM, Cancarevic I. Unraveling the Mysteries of Restless Leg Syndrome. Cureus. 2020.

Pendahuluan Restless Legs Syndrome
Etiologi Restless Legs Syndrome

Artikel Terkait

  • Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
    Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
Diskusi Terbaru
dr.Muhammad Irfan
Kemarin, 18:57
Proses cetak ulang kehilangan STSI (Surat Tanda Selesai Internship)
Oleh: dr.Muhammad Irfan
0 Balasan
Izin bertanya, kalau kehilangan STSI (surat tanda selesai internship) dan mau mencetak ulang bagaimana prosesnya dan apakah perlu membayar? Jika perlu...
Anonymous
Kemarin, 11:00
Apakah dokter umum di puskesmas bisa membuat VER pemeriksaan luar jenazah?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, apakah dokter umum di puskesmas bisa membuat VER Pemeriksaan Luar Jenazah yg SPV nya baru diterima 2 hari setelah jenazah diperiksa di UGD? Saat...
Anonymous
Kemarin, 07:28
Perubahan dosis metformin untuk sementara
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ijin bertanya, metformin dosis 500 mg di apotik khusus pengambilan obat bulanan di kota saya sedang kosong dan hanya tersedia dosis yang 850 mg....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.