Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Makrosomia annisa-meidina 2025-12-11T09:44:30+07:00 2025-12-11T09:44:30+07:00
Makrosomia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Makrosomia

Oleh :
drg. Muhammad Garry Syahrizal Hanafi
Share To Social Media:

Patofisiologi makrosomia umumnya melibatkan kelebihan transfer glukosa darah dari ibu dengan diabetes gestasional ke janin. Kadar glukosa yang berlebih ini kemudian akan mengaktifkan sel beta pankreas dan menyebabkan hiperinsulinemia janin. Insulin berperan sebagai anabolik kuat, yang dapat merangsang sintesis protein, lipogenesis, dan penimbunan glikogen, sehingga meningkatkan massa lemak dalam tubuh janin.

Selain faktor diabetes gestasional, makrosomia juga dapat terjadi akibat obesitas maternal yang akan meningkatkan kadar asam amino dan lipid yang akan merangsang pertumbuhan janin, kehamilan post term, multiparitas, dan faktor genetik yang memengaruhi suplai nutrisi serta growth factor janin.

Keseluruhan proses yang terkenal dengan nama Pedersen’s Hypothesis ini kemudian akan menghasilkan berat badan janin berlebih dengan distribusi lemak subkutan dan viseral yang khas, yaitu terkonsentrasi pada bahu dan tubuh bagian atas. Kondisi ini akan meningkatkan risiko distosia bahu saat proses persalinan.[1-6]

Dampak pada Ibu

Secara patofisiologis, makrosomia pada ibu hamil berkaitan erat dengan resistensi insulin dan hiperglikemia maternal yang meningkatkan transfer glukosa ke janin, sehingga memicu hiperinsulinemia janin dan pertumbuhan berlebih. Kondisi ini meningkatkan beban metabolik maternal dan memperberat disfungsi endotel.

Ukuran janin yang besar juga menyebabkan peregangan uterus berlebihan, menurunkan kontraktilitas miometrium, dan meningkatkan risiko atonia uteri serta perdarahan postpartum. Selain itu, makrosomia meningkatkan kemungkinan distosia bahu dan trauma jalan lahir yang berujung pada kebutuhan intervensi obstetri invasif seperti seksio sesarea.[1,20]

Dampak pada Janin

Makrosomia tidak hanya menyebabkan pertumbuhan somatik berlebih tetapi juga meningkatkan risiko hipoksia relatif akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen jaringan dan suplai plasenta. Setelah lahir, hiperinsulinemia persisten dapat menyebabkan hipoglikemia neonatus dan hiperbilirubinemia. Ukuran janin yang besar juga meningkatkan risiko trauma lahir, terutama cedera pleksus brakialis dan fraktur klavikula.[1,20]

Dampak pada Orofasial

Makrosomia akibat hiperinsulinemia janin berhubungan dengan hipertrofi jaringan lunak orofasial, termasuk makroglosia dan penebalan otot pipi serta rahang yang memberi ciri wajah khas makrosomik. Penurunan jumlah kelenjar saliva minor menyebabkan sekresi saliva berkurang dan meningkatkan risiko xerostomia, kerusakan mukosa, serta karies.

Hiperglikemia maternal kronis juga memengaruhi ekspresi genetik yang mengatur pertumbuhan tulang dan otot wajah, menyebabkan rahang retrognatik, palatum tinggi dan sempit, serta maloklusi seperti open bite dan crossbite. Selain itu, lingkungan intrauterin hiperglikemik dapat mengganggu odontogenesis, mengakibatkan keterlambatan erupsi gigi dan defek struktur enamel seperti hipoplasia dan opasitas rendah.[1-6]

Referensi

1. Patel EA. Macrosomia. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/262679-overview
2. Gaudet L, Ferraro ZM, Wen SW, Walker M. Maternal obesity and occurrence of fetal macrosomia: A systematic review and meta-analysis. Biomed Res Int. 2014. https://doi.org/10.1155/2014/640291
3. Chen G, Chen J, Yan Z, Li Z, Yu M, Guo W, Tian W. Maternal diabetes modulates dental epithelial stem cells proliferation and self-renewal in offspring through apurinic/apyrimidinicendonuclease 1-mediated DNA methylation. Sci Rep. 2017. https://doi.org/10.1038/srep40762
4. Nahavandi S, Seah J mine, Shub A, Houlihan C, Ekinci EI. Biomarkers for macrosomia prediction in pregnancies affected by diabetes. Front Endocrinol (Lausanne). 2018. https://doi.org/10.3389/fendo.2018.00407
5. Xu P, Sun Z, Zheng S, Pan L, Dong S, He J, Chen P, Shu C. Exploring the molecular underpinnings of macrosomia in gestational diabetes mellitus: The role of EGFR signaling and placental syncytiotrophoblast. Life Sci. 2024. https://doi.org/10.1016/j.lfs.2024.123207
6. Belay DM, Bayih WA, Alemu AY, et al. Macrosomia and its predictors in pregnant women with diabetes in Ethiopia. Tropical Medicine and International Health. 2021. 26:1539–1552
20. ACOG. Macrosomia: ACOG Practice Bulletin, Number 216. Obstet Gynecol. 2020 Jan;135(1):e18-e35. doi: 10.1097/AOG.0000000000003606.

Pendahuluan Makrosomia
Etiologi Makrosomia

Artikel Terkait

  • Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
    Diabetes Gestasional dan Pragestasional Meningkatkan Risiko Kelainan Kongenital
  • Pentingnya Penanganan Diabetes pada Kehamilan secara Komprehensif
    Pentingnya Penanganan Diabetes pada Kehamilan secara Komprehensif
  • Deteksi Dini Risiko Diabetes Gestasional
    Deteksi Dini Risiko Diabetes Gestasional
  • Perlukah Urinalisis Rutin pada Ibu Hamil Risiko Rendah
    Perlukah Urinalisis Rutin pada Ibu Hamil Risiko Rendah
  • Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan
    Mitos vs Fakta Mengenai Nutrisi dalam Kehamilan

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 03 September 2024, 13:56
Diabetes dalam kehamilan dan makrosomia
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/vmH6f62mUosDiabetes dalam kehamilan terdiri dari dua kategori: diabetes gestasional (diabetes yang muncul selama kehamilan) dan diabetes...
dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
Dibuat 02 Agustus 2024, 11:38
Penggunaan HbA1c untuk Prediksi dan Stratifikasi Risiko Diabetes Gestasional di Awal Kehamilan
Oleh: dr.Yusuf Haz Condeng Sp.PD, AIFO-K
0 Balasan
#### Latar BelakangTes toleransi glukosa oral (OGTT) adalah metode standar untuk mendeteksi diabetes gestasional dan biasanya dilakukan pada usia kehamilan...
PIIS2213858724001517.pdf
Anonymous
Dibalas 07 Maret 2023, 08:22
Cara menghitung HOMA-IR dan HOMA-B dan interpretasinya
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodokter, izin bertanya pada wanita 29 tahun dengan riwayat DM gestasional, glukosa puasa tertinggi mencapai 130. saat ini memeriksakan kadar insulin puasa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.