Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Xerostomia general_alomedika 2023-01-12T09:40:52+07:00 2023-01-12T09:40:52+07:00
Xerostomia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Xerostomia

Oleh :
Drg. Rifa Astari Gumay
Share To Social Media:

Xerostomia merupakan keluhan subjektif mulut kering yang terjadi karena penurunan produksi saliva akibat disfungsi kelenjar saliva. Manifestasi klinis individu yang mengalami xerostomia dapat berupa ketidaknyamanan ringan hingga gejala bermakna yang dapat berdampak negatif pada kesehatan, asupan makanan, dan kualitas hidup. Gejala xerostomia dapat berupa mulut kering, kesulitan menelan, kesulitan mengunyah atau berbicara, mukosa oral kering, mulut terasa terbakar (burning mouth sensation), halitosis, gangguan pengecapan, glossitis, hingga kandidiasis oral.[1,2]

Xerostomia dapat timbul sebagai efek samping berbagai obat, termasuk obat-obatan yang digunakan dalam tata laksana depresi, ansietas, nyeri, alergi, common cold, obesitas, acne, epilepsi, hipertensi, diare, mual, gangguan psikotik, inkontinensia urine, asthma, dan penyakit Parkinson. Selain itu, obat pelemas otot, sedatif, dan tembakau juga telah dihubungkan dengan terjadinya xerostomia.

Prevalensi xerostomia lebih tinggi pada populasi lanjut usia. Beberapa penyakit sistemik juga dilaporkan berkaitan dengan xerostomia, seperti diabetes, sindrom Sjögren, HIV, penyakit Alzheimer, cystic fibrosis, rheumatoid arthritis, dan gondongan. Faktor lokal yang dapat menyebabkan xerostomia antara lain cedera pada kelenjar saliva (misalnya akibat radioterapi) dan kerusakan saraf (misalnya akibat pembedahan atau trauma kepala-leher).[2,3]

Diagnosis xerostomia dapat didasarkan pada bukti yang diperoleh dari riwayat pasien, pemeriksaan rongga mulut, sialometri, dan pengukuran laju aliran air liur. Xerostomia harus dipertimbangkan jika pasien mengeluhkan mulut kering, terutama pada malam hari, atau kesulitan makan makanan kering seperti biskuit. Pada pemeriksaan rongga mulut, penekan lidah dapat menempel pada mukosa bukal. Pada wanita, "lipstick sign" dimana lipstik menempel pada gigi depan dapat menjadi indikator xerostomia.

Mukosa mulut bisa tampak kering dan lengket, atau tampak eritematosa karena pertumbuhan berlebih Candida albicans. Air liur yang terkumpul di dasar mulut bisa tidak ada atau hanya sedikit. Lidah mungkin tampak kering dengan jumlah papila yang berkurang. Air liur bisa tampak berserabut, berserat, atau berbusa. Karies gigi juga dapat ditemukan.

Tujuan penatalaksanaan xerostomia adalah mengurangi gejala dan meningkatkan air liur. Hal ini bisa dilakukan dengan konsumsi air yang cukup, hindari pasta gigi atau asupan makanan yang memperburuk xerostomia, dan mengunyah permen karet yang menginduksi sekresi air liur. Lubrikan, pengganti air liur, dan sialogogue seperti pilocarpine dan cevimeline juga dapat membantu mengurangi gejala.[2,4,5]

Referensi

1. Tanasiewicz M, Hildebrandt T, Obersztyn I. Xerostomia of Various Etiologies: A Review of the Literature. Advances in Clinical and Experimental Medicine, 2016. 25(1):199-206
2. Millsop JW, Wang EA, Fazel N. Etiology, evaluation, and management of xerostomia. Clin Dermatol. 2017 Sep-Oct;35(5):468-476. doi: 10.1016/j.clindermatol.2017.06.010. Epub 2017 Jun 27. PMID: 28916028.
3. Kubbi JR, Reddy LR, Duggi LS, Aitha H. Xerostomia: An Overview. J Indian Academy of Oral Medicine and Radiology. 2015; 27. 85-89
4. Villa A, Connell CL, Abati S. Diagnosis and management of xerostomia and hyposalivation. Ther Clin Risk Manag. 2014;11:45-51. Published 2014 Dec 22. doi:10.2147/TCRM.S76282
5. Escobar A, Aitken-Saavedra JP. Xerostomia: An Update of Causes and Treatments. Intechopen. 2018. 15-35. http://dx.doi.org/10.5772/intechopen.72307

Patofisiologi Xerostomia
Diskusi Terbaru
dr. Gabriela Widjaja
Kemarin, 15:55
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....
Anonymous
Kemarin, 11:11
Vitamin A diberikan sampai anak umur berapa
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok untuk pemberian vitamin A yg rutin di bulan Febuari dan Agustus itu rutin diberikan sampai anak umur berapa? apa cukup di 1 tahun pertama saja atau harus...
Anonymous
Kemarin, 09:42
Induksi persalinan di puskesmas
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok.Izin bertanya, kapan kita bisa memutuskan induksi persalinan dg oxytocin jika setting nya di puskesmas ?Dan bagaimana prosedurnya yang tepat dlm...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.