Diagnosis Campak
Diagnosis campak (measles) atau rubeola umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja.
Anamnesis
Beberapa riwayat yang dapat ditanyakan dari anamnesis adalah riwayat kontak dengan penderita campak selama masa inkubasi 10-12 hari, dan faktor risiko pasien seperti:
- Status imunologi pasien
- Umur
- Pada neonatus, riwayat kehamilan dan penyakit ibu selama hamil
- Alergi
- Riwayat penyakit lainnya
- Riwayat obat-obatan yang dikonsumsi
- Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat berpergian ke daerah endemis campak atau kontak dengan individu yang habis berpergian ke daerah endemis campak [1,2]
Gejala klinis terjadi setelah masa inkubasi 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium:
- Stadium prodromal: berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek, faring merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga yang disebut sebagai bercak Koplik.
- Stadium erupsi: ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher, dan akhirnya ke ekstremitas.
- Stadium penyembuhan (konvalesens): setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang dalam 1-2 minggu. [3]
Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik yang sering adalah bercak Koplik (Koplik spots), yaitu exantema sebesar ujung jarum dikelilingi eritema di dalam mulut dan hampir selalu ditemukan pada akhir stadium prodromal. Cenderung terjadi berhadapan dengan molar bawah, terutama molar 3, tetapi dapat menyebar secara tidak teratur pada mukosa bukal yang lain. Bercak Koplik muncul pada 1-2 hari sebelum muncul rash dan menghilang 1-2 hari setelah munculnya rash. [7]

Diagnosis Banding
Penyakit yang bisa didiagnosis dengan campak adalah :
- Rubella
- Roseola infantum
-
Demam skarlet (scarlet fever)
- Penyakit Kawasaki [1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan untuk diagnosis, namun dapat membantu mendeteksi komplikasi.
- Pemeriksaan darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
-
Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk mendeteksi infeksi campak akut, sebaiknya diambil pada hari ke-3 setelah munculnya rash untuk menghindari hasil pemeriksaan false negative. Antibodi IgG dapat dideteksi pada hari ke-4 setelah rash muncul, umumnya 1-3 minggu setelah onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Namun pemeriksaan IgM dan IgG anti-campak ini belum tersedia di Indonesia.
-
Pemeriksaan untuk komplikasi:
- Ensefalopati dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah, dan analisis gas darah.
- Enteritis: feses lengkap
- Bronkopneumonia dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah [3]