Pendahuluan Penyakit Kawasaki
Penyakit Kawasaki atau mucocutaneous lymph node syndrome adalah vaskulitis sistemik yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas signifikan akibat komplikasi kardiak, seperti aneurisma arteri koroner, gagal jantung, oklusi arteri perifer, miokarditis, dan infark miokard. Penyakit ini terutama terjadi pada anak-anak.
Selain demam, pasien mungkin mengeluhkan ruam, konjungtivitis, mukositis oral, limfadenopati servikal, dan dilatasi atau aneurisma pada arteri koroner atau arteri lain.[1,2,4,25]
Kriteria diagnosis penyakit Kawasaki mencakup demam lebih dari 5 hari, ditambah dengan 4 dari tanda-tanda klinis berikut yang tidak dapat dijelaskan oleh proses penyakit lain:
- Injeksi konjungtiva bilateral (ditemukan pada lebih dari 90% pasien)
- Perubahan pada membran mukosa orofaring, termasuk fisura bibir, lidah stroberi, atau eritematosa bibir
- Limfadenopati servikal
- Perubahan pada ekstremitas, seperti eritema atau deskuamasi pada tangan atau kaki
- Ruam polimorfik[4,5,18]
Tata laksana penyakit Kawasaki meliputi pemberian aspirin, imunoglobulin intravena (IVIG), dan kortikosteroid. Pemberian IVIG dan aspirin dalam 10 hari pertama dapat menurunkan risiko terjadinya kelainan arteri koroner secara signifikan dan telah direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics dan American Heart Association.[4,5] Etiologi penyakit Kawasaki belum diketahui pasti. Namun, penyakit ini telah dihubungkan dengan faktor infeksi, genetik, dan imunitas.[3,4]