Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Tenggelam general_alomedika 2021-03-30T15:51:54+07:00 2021-03-30T15:51:54+07:00
Tenggelam
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Tenggelam

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Diagnosis tenggelam didapatkan dari anamnesis. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengetahui efek dari tenggelam terhadap tubuh korban dan mengenali komplikasi yang terjadi.

Anamnesis

Anamnesis pada tenggelam harus mendapatkan penyebab dari tenggelam, apakah tenggelam tersebut disengaja atau tidak. Detail dari kejadian tenggelam bisa menentukan terapi yang tepat dan memperkirakan prognosis pasien.[5]

Anamnesa pada kasus tenggelam mencakup:

  • Detail waktu (waktu imersi, waktu dilakukan pertolongan sejak tenggelam, waktu saat dilakukan upaya bantuan napas, dan detail terapi yang dilakukan),
  • Kejadian yang mendahului kejadian tenggelam (klinisi harus peka terhadap cerita yang tidak konsisten dan cerita yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak),
  • Kemungkinan penyebab medis lain pada anak yang tenggelam, terutama anak dengan kemampuan berenang yang baik. Kondisi medis misalnya kejang, hipoglikemia, aritmia, sindrom QT panjang, dan intoksikasi[12]

Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik pada kasus tenggelam bisa bervariasi. Pada umumnya, korban tenggelam diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu: asimtomatik, simtomatik, cardiopulmonary arrest, dan meninggal. Pasien asimtomatik apabila kejadian tenggelam terjadi dalam waktu yang singkat dan cepat diresusitasi dengan baik.[2]

Pada kasus simtomatik, tanda dan gejala yang dapat terjadi adalah:

  • Gangguan tanda vital (hipotermia, takikardia atau bradikardia, takipnea, dyspnea)
  • Gangguan pernapasan (takipnea, dyspnea, batuk, wheezing)
  • Tampak cemas
  • Gangguan kesadaran dan defisit neurologis
  • Gangguan gastrointestinal (muntah, diare)

Pada kasus yang lebih berat, hipoksia yang terjadi progresif menyebabkan takikardia berubah menjadi bradikardia, hingga cardiopulmonary arrest dan kematian.[2,4]

Pemeriksaan suhu harus dilakukan secara hati-hati. Pada pasien submersion dengan kepala yang berada di atas air, pemeriksaan suhu dengan infrared akan menunjukkan hasil yang tidak akurat. Pemeriksaan suhu harus dilakukan berdasarkan suhu pusat.[4]

Diagnosis Banding

Diagnosis dari tenggelam umumnya cukup jelas berdasarkan penggalian riwayat pasien. Pasien dengan penurunan kesadaran tanpa hipoksia yang signifikan membutuhkan investigasi lebih lanjut mengenai penyebab selain tenggelam, seperti hipotermia, cedera kepala, atau kondisi medis lain (misalnya hipoglikemia, kejang, dan intoksikasi).[12]

Cardio Pulmonary Arrest

Terdapat beberapa hal yang membedakan antara tenggelam dengan cardiopulmonary arrest. Pada cardiopulmonary arrest, aliran darah akan langsung terhenti. Sedangkan pada tenggelam, aliran darah tetap ada, namun tidak adanya oksigen yang tersalurkan ke jaringan tubuh menyebabkan hipoksia yang berlanjut menjadi asfiksia. Cairan submersi yang lebih dingin dibandingkan dengan tubuh akan menurunkan suhu tubuh dan menghambat kematian saraf.[16]

Alcohol Poisoning

Penggunaan alkohol pada merupakan salah satu penyebab kasus tenggelam yang tidak disengaja. Alkohol mempengaruhi sistem saraf pusat dan kemampuan kognitif seseorang, dengan cara mengganggu kemampuan psikomotor, menurunkan kemampuan kognitif, dan dapat mencetuskan keinginan melakukan sesuatu yang berisiko tinggi. Seseorang kemudian tidak bisa mempertimbangkan secara jelas risiko berenang atau berselancar dalam kondisi yang berbahaya. Alkohol pada korban tenggelam diketahui dengan mengukur blood alcohol concentration (BAC).[17]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak dibutuhkan pada korban yang dalam kondisi baik dan asimtomatik. Pemeriksaan penunjang yang diminta harus sesuai dengan temuan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit umumnya berada pada kadar normal dan tidak rutin dilakukan. Gangguan elektrolit hanya terjadi pada aspirasi >11-22 mL/kg air, dan pada kasus tenggelam umumnya hanya 3-4 mL/kg air yang teraspirasi.[1,5]

Analisa gas darah

Analisa gas darah harus dilakukan pada semua pasien dengan riwayat submersion untuk menilai oksigenasi dan kebutuhan ventilasi. Analisa gas darah dapat secara akurat menilai methemoglobinemia dan carboxyhemoglobinemia meskipun pada pasien yang bergejala ringan.[2,10]

Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal serial dilakukan apabila pada pemeriksaan awal didapatkan peningkatan kreatinin serum, asidosis metabolik, hasil urinalisa yang tidak normal, dan limfositosis signifikan. Gangguan ginjal bisa terjadi pada kasus tenggelam dan bervariasi dari gangguan ringan (kreatinin serum <3,39 mg/dl) hingga berat yang membutuhkan hemodialisa.[2]

Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis pada kasus tenggelam untuk mendapatkan faktor yang mencetuskan tenggelam, misalnya penggunaan alkohol dan obat-obatan.[1]

Elektrokardiografi

Elektrokardiografi (EKG) dilakukan pada pasien dengan riwayat kelainan jantung, takikardia, atau bradikardia. Pada pasien  tenggelam, penghangatan harus dilakukan dengan monitor EKG karena disritmia umum terjadi pada proses ini.[1]

Radiografi

Radiografi tidak dilakukan rutin pada semua kasus tenggelam. Radiografi dilakukan pada pasien dengan indikasi, misalnya hipoksia atau gejala respirasi yang memburuk. Temuan yang bisa dilihat dari pemeriksaan ini adalah aspirasi, edema pulmonal, atau atelektasis segmental pada aspirasi benda asing di dalam air. Korban tenggelam dengan kecurigaan trauma kepala leher harus menjalani CT scan.[2,5]

 

 

Referensi

1. McCall JF, Sternarf BT. Drowning. StatPearls. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430833/
2. Cantwell GP. Drowning. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/772753-workup#c1
4. Layon JA, Modell JH. Drowning. Anesthesiology. 2009; 110:1390-401. Tersedia di: https://bit.ly/3c9Jb0x
5. Mott TF, Latimer KM. Prevention and Treatment of Drowning. American Family Physician; 93 (7): 576-582. 2016. Tersedia di: https://www.aafp.org/afp/2016/0401/p576.html#sec-3
10. Matthew J, Robertson C, Hofmeyr R. Update on drowning. SAMJ. 2017. Tersedia di: www.samj.org.za/index.php/samj/article/download/11952/8117
12. The Royal Children’s Hospital Melbourne. Drowning. 2020. Tersedia di: https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Drowning/
16. Topjian AA, et al. Brain Resuscitation in the Drowning Victim. Neurocrit Care. 2012; 17(3): 441-467. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3677166/
17. Pajunen T, et al. Unintentional drowning: Role of medicinal drugs and alcohol. BMC Public Health. 2017. Tersedia di: https://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12889-017-4306-8

Epidemiologi Tenggelam
Penatalaksanaan Tenggelam

Artikel Terkait

  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • RJP pada Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
    RJP pada Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
  • Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
    Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 September 2022
Semua pasien tidak sadar dengan nadi (-) apakah perlu di RJP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya ts, jika kita mendapatkan px yg sudah tdk teraba nadinya, suara jantung dan paru tdk terdengar, namun pupil blum midriasis dan msih blum...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
13 Juli 2022
Apakah perlu RJP pada pasien Batuk darah disertai Hematemesis dengan henti jantung?
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Dear SpJPPasien 42 tahun dengan hematemesis dan onset sampai di klinik dari TKP sekitar 20 menit sampai di klinik dan di temukan Tekanan darah, nadi dan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
12 Juli 2022
Paisen laki-laki usia 42 tahun dengan Hematemesis ec suspek GIT bleeding
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
2 Balasan
Pasien laki2 42 tahun yg dievakuasi dari lokasi kejadian setelah muntah darah dan sampai di klinik sekitar 20 menit. Pasien langsung di baringkan, pasang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.