Edukasi dan Promosi Kesehatan Tenggelam
Edukasi untuk kasus tenggelam dilakukan untuk mencegah terjadinya tenggelam. Tenggelam jarang disebabkan oleh satu faktor, oleh karena itu tindakan pencegahan yang dilakukan harus merupakan gabungan dari berbagai faktor.[5]
Edukasi
Edukasi dilakukan untuk mencegah kasus tenggelam terutama pada anak-anak. Strategi pencegahan merupakan hal yang sangat penting. Perlu diberitahukan kepada orang tua bahwa mengajarkan kemampuan berenang pada anak sangat membantu mencegah tenggelam.
Pelajaran berenang formal pada usia 1-4 tahun terbukti menurunkan risiko tenggelam. Selain kemampuan berenang, penggunaan personal floating device (PFD) seperti life jacket juga bisa digunakan untuk menolong seseorang yang tenggelam. PFD cocok digunakan untuk anak-anak, peselancar rekreasional, dan peserta olahraga air yang beraktivitas di dekat tepi pantai.
Tidak diperkenankan mengonsumsi alkohol dan zat rekreasional lain ketika berenang. Balita dan individu dengan komorbid tertentu seperti kejang diwajibkan untuk berenang di bawah supervisi.[2,8]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Kasus tenggelam bisa dicegah dengan kombinasi dari strategi intervensi, peningkatan infrastruktur komunitas, kewaspadaan publik, kebijakan yang mendukung, dan penelitian yang menentukan tindakan terbaik dan metode pencegahan terkini.[8]
Pada tahun 2017, WHO telah menerbitkan langkah-langkah intervensi untuk mencegah tenggelam yang terbagi menjadi aksi berbasis komunitas, kebijakan efektif, dan penelitian lanjutan:
- memastikan tempat yang aman jauh dari air untuk anak usia sebelum sekolah
- memasang penghalang untuk mengontrol akses ke air
- mengajarkan anak usia sekolah (6 tahun ke atas) untuk berenang dan keamanan dalam air
- melatih orang di sekitar kolam mengenai tindakan penyelamatan dan resusitasi
- memperkuat perhatian publik dan menekankan kerentanan anak terhadap tenggelam
- memastikan penggunaan perahu dan kapal yang aman, serta regulasi feri
- memperkuat resiliensi terhadap risiko banjir serta bahaya lain secara lokal dan nasional
- melakukan koordinasi upaya preventif dengan sektor lain
- membangun rencana keamanan perairan nasional
- menentukan prioritas penelitian dengan studi yang baik[13]
Sekitar 30-40% dewasa yang meninggal karena tenggelam terdeteksi memiliki kadar alkohol dalam darah. Penggunaan alkohol harus dihindari kepada semua orang yang akan berperahu atau berpartisipasi dalam rekreasi di air. Orang tua diharapkan mampu mensupervisi anak dan remaja agar tidak menggunakan alkohol.[5]
Tindakan resusitasi kardiopulmoner dapat menyelamatkan nyawa dan harus dilakukan dengan cepat. Apabila tidak ada tim medis, maka orang yang berada di sekitar korban harus segera memulai tindakan resusitasi kardiopulmoner, setidaknya hingga tim medis datang. Orang tua yang memiliki kolam renang di rumah atau yang ingin mengajak anak untuk berenang sebaiknya menguasai tindakan resusitasi ini untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu, pelatihan resusitasi kardiopulmoner sendiri penting bagi orang awam.[2]
Perencanaan dan mewajibkan pemasangan pagar kolam telah. menjadi tindakan pencegahan yang efektif di Australia untuk mengurangi kematian akibat tenggelam pada anak. [19]