Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Tenggelam general_alomedika 2021-03-31T11:59:48+07:00 2021-03-31T11:59:48+07:00
Tenggelam
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Tenggelam

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Edukasi untuk kasus tenggelam dilakukan untuk mencegah terjadinya tenggelam. Tenggelam jarang disebabkan oleh satu faktor, oleh karena itu tindakan pencegahan yang dilakukan harus merupakan gabungan dari berbagai faktor.[5]

Edukasi

Edukasi dilakukan untuk mencegah kasus tenggelam terutama pada anak-anak. Strategi pencegahan merupakan hal yang sangat penting. Perlu diberitahukan kepada orang tua bahwa mengajarkan kemampuan berenang pada anak sangat membantu mencegah tenggelam.

Pelajaran berenang formal pada usia 1-4 tahun terbukti menurunkan risiko tenggelam. Selain kemampuan berenang, penggunaan personal floating device (PFD) seperti life jacket juga bisa digunakan untuk menolong seseorang yang tenggelam. PFD cocok digunakan untuk anak-anak, peselancar rekreasional, dan peserta olahraga air yang beraktivitas di dekat tepi pantai.

Tidak diperkenankan mengonsumsi alkohol dan zat rekreasional lain ketika berenang. Balita dan individu dengan komorbid tertentu seperti kejang diwajibkan untuk berenang di bawah supervisi.[2,8]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian

Kasus tenggelam bisa dicegah dengan kombinasi dari strategi intervensi, peningkatan infrastruktur komunitas, kewaspadaan publik, kebijakan yang mendukung, dan penelitian yang menentukan tindakan terbaik dan metode pencegahan terkini.[8]

Pada tahun 2017, WHO telah menerbitkan langkah-langkah intervensi untuk mencegah tenggelam yang terbagi menjadi aksi berbasis komunitas, kebijakan efektif, dan penelitian lanjutan:

  • memastikan tempat yang aman jauh dari air untuk anak usia sebelum sekolah
  • memasang penghalang untuk mengontrol akses ke air
  • mengajarkan anak usia sekolah (6 tahun ke atas) untuk berenang dan keamanan dalam air
  • melatih orang di sekitar kolam mengenai tindakan penyelamatan dan resusitasi
  • memperkuat perhatian publik dan menekankan kerentanan anak terhadap tenggelam
  • memastikan penggunaan perahu dan kapal yang aman, serta regulasi feri
  • memperkuat resiliensi terhadap risiko banjir serta bahaya lain secara lokal dan nasional
  • melakukan koordinasi upaya preventif dengan sektor lain
  • membangun rencana keamanan perairan nasional
  • menentukan prioritas penelitian dengan studi yang baik[13]

Sekitar 30-40% dewasa yang meninggal karena tenggelam terdeteksi memiliki kadar alkohol dalam darah. Penggunaan alkohol harus dihindari kepada semua orang yang akan berperahu atau berpartisipasi dalam rekreasi di air. Orang tua diharapkan mampu mensupervisi anak dan remaja agar tidak menggunakan alkohol.[5]

Tindakan resusitasi kardiopulmoner dapat menyelamatkan nyawa dan harus dilakukan dengan cepat. Apabila tidak ada tim medis, maka orang yang berada di sekitar korban harus segera memulai tindakan resusitasi kardiopulmoner, setidaknya hingga tim medis datang. Orang tua yang memiliki kolam renang di rumah atau yang ingin mengajak anak untuk berenang sebaiknya menguasai tindakan resusitasi ini untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu, pelatihan resusitasi kardiopulmoner sendiri penting bagi orang awam.[2]

Perencanaan dan mewajibkan pemasangan pagar kolam telah. menjadi tindakan pencegahan yang efektif di Australia untuk mengurangi kematian akibat tenggelam pada anak. [19]

 

Referensi

2. Cantwell GP. Drowning. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/772753-workup#c1
5. Mott TF, Latimer KM. Prevention and Treatment of Drowning. American Family Physician; 93 (7): 576-582. 2016. Tersedia di: https://www.aafp.org/afp/2016/0401/p576.html#sec-3
8. World Health Organization. Global report on drowning: preventing a leading killer. 2014. Tersedia di: https://www.who.int/publications-detail-redirect/global-report-on-drowning-preventing-a-leading-killer
13. World Health Organization. Preventing drowning: an implementation guide. 2017. Tersedia di: https://www.who.int/publications/i/item/preventing-drowning-an-implementation-guide
19. Franklin RC, Peden AE. Improving Pool Fencing Legislation in Queensland, Australia: Attitudes and Impact on Child Drowning Fatalities. Int J Environ Res Public Health. 2017;14(12):1450. Published 2017 Nov 24. doi:10.3390/ijerph14121450

Prognosis Tenggelam

Artikel Terkait

  • Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
    Kajian Etik dan Medikolegal dari Do Not Resuscitate
  • Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
    Pedoman 2018 Resusitasi Jantung Paru: Peranan Obat Antiaritmia
  • Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
    Sekilas Mengenai Henti Jantung Intraoperatif
  • RJP pada Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
    RJP pada Pasien Suspek atau Terkonfirmasi COVID-19
  • Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable
    Terapi Hipotermia pada Pasien Henti Jantung dengan Irama Jantung Non-Shockable

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 September 2022
Semua pasien tidak sadar dengan nadi (-) apakah perlu di RJP?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Ijin tanya ts, jika kita mendapatkan px yg sudah tdk teraba nadinya, suara jantung dan paru tdk terdengar, namun pupil blum midriasis dan msih blum...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
13 Juli 2022
Apakah perlu RJP pada pasien Batuk darah disertai Hematemesis dengan henti jantung?
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Dear SpJPPasien 42 tahun dengan hematemesis dan onset sampai di klinik dari TKP sekitar 20 menit sampai di klinik dan di temukan Tekanan darah, nadi dan...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
12 Juli 2022
Paisen laki-laki usia 42 tahun dengan Hematemesis ec suspek GIT bleeding
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
2 Balasan
Pasien laki2 42 tahun yg dievakuasi dari lokasi kejadian setelah muntah darah dan sampai di klinik sekitar 20 menit. Pasien langsung di baringkan, pasang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.