Etiologi Syok Hemoragik
Etiologi syok hemoragik dapat berupa eksternal dan/atau internal. Penyebab yang paling umum terjadi adalah cedera traumatik berupa laserasi, trauma tembus pada bagian toraks dan abdomen, serta ruptur pembuluh darah. [1,5]
Beberapa hal yang dapat menyebabkan syok hemoragik, antara lain :
- Trauma
Trauma merupakan penyebab tersering perdarahan akut seperti pada laserasi, trauma tembus pada toraks dan abdomen serta ruptur pada pembuluh darah besar
- Perdarahan Gastrointestinal
Perdarahan pada gastrointestinal dapat berupa varises esofagus, esophagogastric mucosal tear, kanker kolon, kanker gaster dan esofagus serta gastritis
- Obstetrik/ Ginekologi
Pada kasus obstetrik/ ginekologi yang dapat menyebabkan perdarahan sampai syok hemoragik seperti plasenta previa, solusio plasenta, ruptur kehamilan ektopik serta ruptur kista ovarium
- Koagulopati: demam berdarah, disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Ruptur Aneurisma
- Terapi Antitrombotik
Terapi antitrombotik seperti antikoagulan (heparin, warfarin dan direct thrombin inhibitors) serta antiplatelet (aspirin, clopidogrel dan glycoprotein IIb/IIIa receptor antagonists) dapat menyebabkan perdarahan sampai syok hemoragik
- Pulmonal
Terjadinya emboli pulmonal, kanker paru-paru, penyakit tuberkulosis, aspergillosis serta Goodpasture's syndrome dapat menyebabkan terjadinya perdarahan akut sampai syok [1,7]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat menyebabkan dan meningkatkan derajat keparahan syok hemoragik, antara lain :
Usia
Respons terhadap syok hemoragik dapat berbeda, tergantung dari kondisi fisiologis dan usia pasien. Anak-anak dan lanjut usia lebih rentan mengalami dekompensasi awal setelah kehilangan volume intravaskular akibat kehilangan darah atau perdarahan akut. [1]
Pada anak-anak, total volume darah lebih kecil sehingga risiko kehilangan persentase darah lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, ginjal pada anak di bawah 2 tahun belum matur sehingga kemampuan mengkonservasi volume saat terjadi perdarahan tidak seefektif anak yang lebih tua. Area permukaan tubuh juga meningkat secara relatif terhadap berat badan sehingga memungkinkan untuk kehilangan panas dengan cepat dan risiko hipotermia dini yang dapat mengarah ke koagulopati. [1,3,6]
Sedangkan pada individu lanjut usia terjadi perubahan fisiologi dan kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan kompensasi terhadap kehilangan darah akut. Aterosklerosis dan penurunan elastin menyebabkan penurunan kemampuan kompensasi vaskuler, vasodilatasi arteriol jantung, infark ketika kebutuhan oksigen miokard meningkat, serta atrofi ginjal terkait usia menurunkan creatinine clearance. [1,3]
Trauma
Cedera traumatik menjadi penyebab tersering syok hemoragik. Trauma yang terjadi dapat menyebabkan cedera pembuluh darah, fraktur pada tulang panjang, pelvis, serta ruptur organ seperti limpa, hepar, renal yang dapat menyebabkan syok hemoragik. Pada fraktur tulang panjang dapat menyebabkan perdarahan sebesar 1000-2000 ml, pada fraktur pelvis sebesar 1500-2000 ml serta perdarahan pada kavum abdomen akibat ruptur organ dapat menyebabkan syok hemoragik dan kematian jika tidak tertangani segera karena kavum abdomen dapat distensi dan menampung volume darah sebesar 5 liter pada dewasa. [3,6]