Pendahuluan Plasenta Previa
Plasenta previa (placenta previa) adalah kondisi dimana plasenta berimplantasi menutupi atau berjarak < 2 cm dari orifisium internal serviks, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Plasenta previa dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi selama kehamilan. Pada ibu plasenta previa dapat menimbulkan perdarahan antepartum yang dapat menimbulkan syok. Pada bayi, plasenta previa meningkatkan risiko kelahiran prematur, asfiksia, dan intrauterine fetal death. [1]
Plasenta previa ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri. Faktor risiko timbulnya plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa frekuensi plasenta previa lebih tinggi pada ibu yang berusia lanjut, multipara, riwayat seksio sesarea, dan riwayat abortus sebelumnya. [1,2]
Penatalaksanaan plasenta previa bergantung pada banyak hal. Biasanya ibu dengan plasenta previa datang karena perdarahan pervaginam saat kehamilan belum aterm. Pada keadaan ini, target tatalaksana adalah untuk menjaga kehamilan selama mungkin agar harapan hidup bayi meningkat.
Tidak semua plasenta previa membutuhkan sectio caesarea. Plasenta previa dapat bergeser dan tidak menutupi jalan lahir secara spontan, sehingga keputusan mengenai metode persalinan sebaiknya tidak diambil tergesa-gesa. [1]