Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2021-04-08T21:23:16+07:00 2021-04-08T21:23:16+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Etiologi henti jantung mendadak biasanya didasari penyakit jantung struktural. Sekitar 70% kasus henti jantung mendadak diakibatkan oleh penyakit jantung iskemik (infark miokardium). Penyakit jantung struktural lainnya termasuk kardiomiopati, gagal jantung kongestif, displasia ventrikel kanan aritmogenik, kelainan katup jantung, penyakit jantung kongenital (Tetralogy of Fallot), dan tamponade jantung.[1,3]

Sementara itu, etiologi penyakit jantung non struktural meliputi inherited channelopathies (seperti long QT syndrome, short QT syndrome, Sindrom Brugada, sindrom repolarisasi dini, catecholaminergic polymorphic ventricular tachycardia/CPVT, dan sindrom Wolff-Parkinson-White).[1,2]

Adapun kondisi gawat darurat yang dapat menjadi etiologi henti jantung mendadak yang reversible, mencakup hipovolemia, hipoksia, kelebihan ion hidrogen (asidosis), hipoglikemia, hipokalemia, hiperkalemia, hipotermia, tension pneumotoraks, tamponade jantung, toksin, trombosis (emboli paru), trombosis (infark miokardium).[1,2]

Faktor Risiko

Faktor risiko yang memicu kejadian henti jantung mendadak umumnya sama dengan yang memicu penyakit jantung koroner, yaitu faktor risiko yang dapat diubah (modifiable) dan faktor risiko yang tidak dapat diubah (non-modifiable).[1,3]

Faktor Risiko Modifiable

Faktor risiko yang dapat diubah antara lain sebagai berikut

  • Merokok, diperkirakan sepertiga kematian akibat penyakit jantung koroner berhubungan dengan merokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif
  • Diabetes, risiko lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki yang mengalami diabetes. Berdasarkan hasil penelitian Framingham, satu dari dua orang penderita DM akan mengalami kerusakan pembuluh darah dan peningkatan risiko serangan jantung

  • Hiperlipidemia dan hiperkolesterolemia
  • Hipertensi, risiko lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki yang mengalami hipertensi. Hasil penelitian Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan diastolik 85/89 mmHg akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2 kali lipat dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg

  • Obesitas sentral. Lingkar perut ≥ 90 cm untuk laki laki, dan ≥ 80 cm untuk perempuan akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

  • Depresi
  • Beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan penyakit kardiovaskular
  • Pola makan. Pola makan tinggi kalori, lemak dan garam serta rendah serat dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular[1,3]

Faktor Risiko Non-Modifiable

Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain sebagai berikut:

  • Ras dan suku bangsa. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ras kulit hitam lebih berisiko mengalami penyakit kardiovaskular (termasuk henti jantung mendadak) dibandingkan dengan ras kulit putih
  • Risiko penyakit kardiovaskular meningkat pada usia di atas 55 tahun untuk laki-laki dan di atas 65 tahun untuk perempuan
  • Jenis kelamin. Laki-laki lebih berisiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular dibandingkan perempuan dengan rasio 3:1, namun seiring bertambahnya usia perbedaan prevalensi antara laki-laki dan perempuan dapat berkurang
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner ataupun sudden cardiac arrest akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler dua kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga[1,2]

Referensi

1. Sovari AA, El-Chami MF. Sudden cardiac death. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
2. Patel K, Hipskind JE. Cardiac Arrest. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534866/
3. Sharabi AF, Singh A. Cardiopulmonary Arrest In Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563231/

Patofisiologi Henti Jantung Mend...
Epidemiologi Henti Jantung Mendadak

Artikel Terkait

  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 23:16
Aturan Minum Obat Penunda Menstruasi utk keperluan Umroh/ Haji
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo ts, sy ingin bertanya, 1. Bagaimana aturan minum yg benar utk pil progesteron only (ex primolut, dll) dg tujuan utk menunda mens utk keperluan umroh atau...
Anonymous
Kemarin, 05:25
Apakah dokter dengan str yang sudah lama mati bisa daftar alomedika
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok 👋 mau bertanya, ayah saya memiliki str yang sudah mati lama sekali, apakah bisa beliau mendaftar di alomedika untuk mendapatkan SKP? Terima kasih
dr.Dizi Bellari Putri
2 hari yang lalu
Jangan Bingung Lagi saat Menangani Pasien Kegawatdaruratan Mata, Ikuti Tips dari Dokter Ini, Yuk!
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Dokter pernah gak, merasa gak percaya diri saat menanganani kasus gawat darurat? Padahal, kalau ditangani secara tidak tepat, kasus gawat darurat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.