Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2021-04-08T21:34:50+07:00 2021-04-08T21:34:50+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Prognosis henti jantung mendadak bergantung dari ketepatan dan kecepatan resusitasi.[1,3]

Komplikasi

Adapun komplikasi yang berkaitan dengan resusitasi jantung paru antara lain adalah kegagalan defibrilasi, kegagalan mendapatkan akses IV/IO, fraktur tulang rusuk, pneumotoraks, pneumomediastinum, emfisema subkutis, hemotoraks, laserasi paru, perdarahan pulmonal, jejas ke arteri mayor, tamponade jantung, serta dapat terjadi henti jantung berulang.[3,19]

Prognosis

Prognosis henti jantung mendadak bergantung dari kecepatan dan ketepatan resusitasi, serta kemampuan dalam mendeteksi penyebab yang mendasari terjadinya henti jantung. Adapun faktor penentu survivalitas, termasuk tekanan darah sistolik >90 mmHg, waktu dari hilangnya kesadaran ke ROSC < 25 menit, dan perbaikan respon neurologis.[1,3,4]

Lebih dari 300.000 kematian yang disebabkan oleh henti jantung mendadak terjadi setiap tahunnya di Amerika Serikat, dimana 40% diantaranya tidak sempat mendapatkan pertolongan sama sekali dikarenakan OHCA ataupun kondisi dimana penolong kurang terampil. Adapun survival rate <10% pada out of hospital cardiac arrest (OHCA) dan <20% pada in hospital cardiac arrest (IHCA). Sementara itu, rekurensi adalah sekitar 20-25% dari penyintas henti jantung mendadak, sehingga implantasi ICD akan sangat bermanfaat untuk mayoritas pasien henti jantung mendadak.[1,4,5]

Studi dari Harshah et al meneliti bahwa survival rate berkaitan dengan beberapa faktor risiko dari pasien dengan henti jantung mendadak. Semakin banyak faktor risiko yang ada semakin buruk prognosisnya, faktor risiko tersebut antara lain usia diatas 85 tahun, waktu kembalinya sirkulasi spontan (ROSC) di atas 30 menit, irama jantung non-shockable, tidak adanya penolong untuk RJP, kadar laktat darah lebih dari 7 mmol/L, henti jantung mendadak unwitnessed, pH darah kurang dari 7,2, adanya penyakit jantung kronis.[20]

Referensi

1. Sovari AA, El-Chami MF. Sudden cardiac death. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
3. Sharabi AF, Singh A. Cardiopulmonary Arrest In Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563231/
4. Yow AG, Rajasurya V, Sharma S. Sudden Cardiac Death. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/
5. American Heart Association. Highlights of the 2020 American Heart Association Guidelines for CPR dan ECC. 2020. Available at https://cpr.heart.org/-/media/cpr-files/cpr-guidelines-files/highlights/hghlghts_2020eccguidelines_indonesian.pdf
19. Deliliga A, Chatzinikolaou F, Koutsoukis D, Chrysovergis I, Voultsos P. Cardiopulmonary resuscitation (CPR) complications encountered in forensic autopsy cases. BMC Emerg Med. 2019;19(1):23.
20. Harhash AA, May TL, Hsu CH, Agarwal S, Seder DB, et al. Risk Stratification Among Survivors of Cardiac Arrest Considered for Coronary Angiography. J Am Coll Cardiol. 2021;77(4):360-371

Penatalaksanaan Henti Jantung Me...
Edukasi dan Promosi Kesehatan He...

Artikel Terkait

  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Rafenia Nayani
Hari ini, 16:24
Kapan menyarankan sufor untuk bayi bblr?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
Anonymous
Hari ini, 08:28
Terapi dan Edukasi Kondiloma Akuminata pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien berumur 35 tahun dengan keluhan muncul daging dibagian kelamin, pasien tidak mengetahui sudah berapa lama...
Anonymous
Hari ini, 08:01
Jahit dalam dengan benang non absorbable
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, apakah jahit dalam 1 kali dengan benang non absorbable perlu dibuka kembali benangnya atau benang itu dapat terurai sendiri nantinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.