Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2021-04-08T21:21:31+07:00 2021-04-08T21:21:31+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Patofisiologi henti jantung mendadak  adalah terjadinya gangguan kelistrikan jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak beraturan (aritmia) dan selanjutnya akan menyebabkan gangguan pompa jantung, sehingga jantung tidak dapat memompa darah ke otak, paru-paru dan organ tubuh lainnya. Akibatnya, organ-organ tersebut akan mulai berhenti berfungsi. Hipoksia serebral akan menyebabkan pasien kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas secara normal. Kerusakan otak mungkin terjadi jika henti jantung tidak ditangani dalam 4 menit dan selanjutnya akan terjadi kematian dalam 10 menit.[1,3]

Awalnya Ventricular Tachycardia/VT dan Ventricular Fibrillation/VF diduga merupakan penyebab utama dari henti jantung mendadak, namun dari studi terkini, aktivitas listrik tanpa nadi (Pulseless Electrical Activity/PEA) dan asistol lebih sering dijumpai sebagai penyebab henti jantung mendadak. Diperkirakan 50% pasien awalnya teridentifikasi sebagai asistol, sementara 23% pasien teridentifikasi dengan PEA.[1,4]

Fibrilasi Ventrikular

Fibrilasi Ventrikular (Ventricular Fibrillation/VF) adalah kondisi dimana aktivitas listrik jantung terlalu cepat dan sangat ireguler sehingga jantung kehilangan fungsi kontraksinya dan hanya mampu bergetar saja. Fibrilasi ventrikular  ditandai dengan gelombang elektrokardiografi yang bervariasi dengan laju ventrikel > 300 per menit dan panjang tiap siklus <200 ms.

Patofisiologi VF belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa faktor yang berkaitan dengan patofisiologi VT dan VF, yaitu ketidakseimbangan tekanan otonom jantung (pada tingkat organ), reentry, wave break, dan action potential duration alternans (pada tingkat jaringan), triggered activity dan automaticity (pada tingkat seluler), abnormal aktivasi atau deaktivasi dari saluran ion (pada tingkat subseluler). Berdasarkan penelitian, terdapat tiga proses penting dalam progresivitas dari VF yaitu fase inisiasi, transisi, dan rumatan.[1,2]

Takikardi Ventrikular

Takikardi Ventrikular (Ventricular Tachycardia/VT) dipicu oleh gangguan konduksi impuls di jantung. Normalnya, depolarisasi kedua ventrikel jantung terjadi secara simultan dan cepat melalui berkas His dan serat Purkinje. Adanya aktivasi miokardium di ventrikel secara langsung akan membuat depolarisasi melambat dan tampak sebagai QRS yang melebar. Frekuensi nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek, akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehingga curah jantung akan menurun. Salah satu penyebab tersering dari VT adalah oklusi arteri koroner.

Pada VT dengan keadaan hemodinamik yang stabil, pemilihan terapi medikamentosa lebih diutamakan. Pada kasus VT dengan gangguan hemodinamik sampai terjadi henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan RJP adalah pilihan utama.[1,3]

Pulseless Electrical Activity (PEA)

Pulseless Electrical Activity (PEA) atau aktivitas elektrik tanpa nadi merupakan suatu kondisi dimana aktivitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktilitas yang adekuat sehingga tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Ada beberapa penyebab PEA yang diketahui, termasuk hipoksia yang signifikan, asidosis, hipovolemia berat, tension pneumothorax, ketidakseimbangan elektrolit, overdosis obat, sepsis, infark miokard, emboli paru masif, tamponade jantung, hipoglikemia, hipotermia, dan trauma.[1,4]

Asistol

Asistol ditandai dengan tidak terdapatnya aktivitas listrik pada ventrikel dan/atau atrium, dimana pada monitor, irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus.[1,3]

Referensi

1. Sovari AA, El-Chami MF. Sudden cardiac death. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
2. Patel K, Hipskind JE. Cardiac Arrest. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534866/
3. Sharabi AF, Singh A. Cardiopulmonary Arrest In Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563231/
4. Yow AG, Rajasurya V, Sharma S. Sudden Cardiac Death. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/

Pendahuluan Henti Jantung Mendadak
Etiologi Henti Jantung Mendadak

Artikel Terkait

  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr. Rafenia Nayani
Hari ini, 16:24
Kapan menyarankan sufor untuk bayi bblr?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
Anonymous
Hari ini, 08:28
Terapi dan Edukasi Kondiloma Akuminata pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alodokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien berumur 35 tahun dengan keluhan muncul daging dibagian kelamin, pasien tidak mengetahui sudah berapa lama...
Anonymous
Hari ini, 08:01
Jahit dalam dengan benang non absorbable
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, apakah jahit dalam 1 kali dengan benang non absorbable perlu dibuka kembali benangnya atau benang itu dapat terurai sendiri nantinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.