Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2021-04-08T21:36:37+07:00 2021-04-08T21:36:37+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan henti jantung mendadak diperlukan untuk mengimbangi tingginya insidensi serta mortalitas. Edukasi terhadap pasien maupun keluarga pasien menjadi pilar yang penting. Bentuk pencegahan dapat berupa pencegahan primer, yakni pencegahan terjadinya penyakit kardiovaskular dengan modifikasi gaya hidup, berhenti merokok, rutin berolahraga, menjaga berat badan yang ideal, mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes melitus,  dan mengontrol tekanan darah.[1,21]

Pencegahan sekunder pada pasien berisiko tinggi yang memiliki riwayat penyakit jantung iskemik ataupun henti jantung mendadak sebelumnya adalah membuat rencana untuk kondisi darurat yaitu dengan mempersiapkan nitrogliserin serta menyiapkan akses ke layanan gawat darurat atau rumah sakit bila terjadi henti jantung mendadak.[1,21]

Edukasi Pasien

Edukasi dan promosi kesehatan henti jantung mendadak diperlukan untuk mengimbangi tingginya insidensi serta mortalitas. Edukasi pada pasien maupun keluarga pasien dapat diberikan setelah kondisi pasien stabil. Pasien diberikan informasi mengenai kondisi henti jantung mendadak yang dialami, kemungkinan etiologi, serta perencanaan pemeriksaan ataupun terapi tambahan yang perlu dilakukan.[21,22]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang dapat dilakukan antara lain mengontrol riwayat penyakit seperti hipertensi, dislipidemia, diabetes mellitus, dan lainnya, dengan kontrol ke dokter secara berkala dan minum obat sesuai dengan anjuran dokter. Berhenti merokok, melakukan latihan fisik (olahraga) minimal 3 sampai 4 kali dalam seminggu masing-masing dengan durasi 30 menit, mengendalikan stres, implantasi Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) untuk mencegah rekurensi henti jantung mendadak, juga dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan.[1,21]

Dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kardiovaskular termasuk henti jantung mendadak, diperlukan pengaturan pola makan sehat dan gizi seimbang. Pengaturan pola makan dilakukan dengan mengikuti Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), sebagai berikut:

  • Konsumsi makanan yang beraneka ragam sehingga kebutuhan zat makro dan mikro terpenuhi dengan baik
  • Konsumsi makanan sesuai kebutuhan tubuh, adapun kecukupan masukan energi bagi seseorang ditandai dengan berat badan yang ideal
  • Tingkatkan asupan serat dari sayur dan buah-buahan
  • Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari angka kecukupan energi
  • Konsumsi makanan rendah garam dan tinggi kalium
  • Hindari kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol[21,23]

Skrining

Skrining keluarga untuk menilai faktor risiko henti jantung mendadak. Skrining berkala dilakukan pada seseorang yang memiliki keluarga dekat penderita yang mengalami serangan jantung usia dini (laki laki <55 tahun dan perempuan <65 tahun, mempunyai keluarga dengan dislipidemia, hipertensi, dan diabetes mellitus.[1,23]

Upaya Pencegahan Henti Jantung pada Atlet

Sebagai upaya pencegahan primer terjadinya henti jantung di lapangan permainan, American Heart Association (AHA) dan European Society of Cardiology (ESC) merekomendasikan skrining pre-participation evaluation (PPE) terutama sistem kardiovaskular pada atlet untuk alasan medis, etika dan hukum. Skrining PPE pada umumnya terdiri dari anamnesis riwayat penyakit dahulu dan keluarga, pemeriksaan fisik, EKG 12 lead, dan pemeriksaan lain yang dirasa perlu oleh dokter pemeriksa.[24,25]

Referensi

1. Sovari AA, El-Chami MF. Sudden cardiac death. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
2. Patel K, Hipskind JE. Cardiac Arrest. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534866/
21. PERKI. Edukasi untuk pasien henti jantung. 2015. Available at http://www.inaheart.org/education_for_patient/2015/5/7/henti_jantung
22. PERKI. Press Release, World Heart Day PERKI. 2019. Available at http://www.inaheart.org/news_and_events/news/2019/9/26/press_release_world_heart_day_perki_2019
23. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 2016. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/dokumen-ptm/pedoman-pengendalian-faktor-risiko-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah
24. Rizki P, Cahyani N. Tatalaksana henti jantung di lapangan permainan. Jurnal Olahraga Prestasi. 2017;13(2):139-151.
25. Pelto HF, Drezner JA. Design and Implementation of an Emergency Action Plan for Sudden Cardiac Arrest in Sport. J Cardiovasc Transl Res. 2020;13(3):331-338.

Prognosis Henti Jantung Mendadak

Artikel Terkait

  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 23:16
Aturan Minum Obat Penunda Menstruasi utk keperluan Umroh/ Haji
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo ts, sy ingin bertanya, 1. Bagaimana aturan minum yg benar utk pil progesteron only (ex primolut, dll) dg tujuan utk menunda mens utk keperluan umroh atau...
Anonymous
Kemarin, 05:25
Apakah dokter dengan str yang sudah lama mati bisa daftar alomedika
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok 👋 mau bertanya, ayah saya memiliki str yang sudah mati lama sekali, apakah bisa beliau mendaftar di alomedika untuk mendapatkan SKP? Terima kasih
dr.Dizi Bellari Putri
1 hari yang lalu
Jangan Bingung Lagi saat Menangani Pasien Kegawatdaruratan Mata, Ikuti Tips dari Dokter Ini, Yuk!
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Dokter pernah gak, merasa gak percaya diri saat menanganani kasus gawat darurat? Padahal, kalau ditangani secara tidak tepat, kasus gawat darurat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.