Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Atrial Fibrilasi general_alomedika 2019-01-07T08:13:14+07:00 2019-01-07T08:13:14+07:00
Atrial Fibrilasi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Atrial Fibrilasi

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan atrial fibrilasi adalah penurunan risiko thromboembolik, mengontrol irama jantung, dan mengontrol laju denyut jantung.

Kontrol Laju (Rate Control)

Rate control merupakan penatalaksanaan yang penting bagi atrial fibrilasi pada saat akut maupun kronik. Dengan memperbaiki fungsi mekanik, menurunkan respon ventrikel, memperbaiki pengisian ventrikel, dan menurunkan kebutuhan oksigen miokardial, fungsi hemodinamik dapat menjadi lebih stabil. Medikamentosa yang dapat digunakan adalah dari golongan beta blocker (bisoprolol, esmolol, dan propanolol) atau penghambat kanal kalsium non dihidropiridin (diltiazem, verapamil).[4,9]

Digoxin selama ini banyak digunakan untuk mengontrol laju ventrikel selama atrial fibrilasi. Namun, berdasarkan penelitian-penelitian saat ini dikatakan bahwa digoxin kurang efektif dalam mengontrol laju ventrikel, khususnya pada atrial fibrilasi paroksismal atau akut. Digoxin tidak dianjurkan sebagai terapi awal pasien atrial fibrilasi yang aktif karena onset kerjanya 1 jam setelah administrasi dan kadar puncak baru tercapai dalam 6 jam. Beta blocker, diltiazem dan verapamil dinilai lebih superior dibandingkan dengan digoxin dalam mengontrol laju ventrikel. [9,11]

Berikut adalah pilihan obat untuk rate control pada atrial fibrilasi:

  • Propanolol 1 mg intravena bolus pelan dalam 1 menit, hingga 3 dosis dengan interval 2 menit
  • Propranolol 10-40 mg sebanyak 3-4 kali per hari secara oral
  • Bisoprolol 2,5-10 mg satu kali per hari
  • Esmolol 500 mcg/kgBB intravena bolus pelan dalam 1 menit, kemudian 50-300 mcg/kgBB/menit intravena
  • Diltiazem 120-360 mg per oral satu kali diberikan saat di IGD
  • Diltiazem 0,25 mg/kgBB intravena bolus pelan dalam 2 menit, kemudian 5-15 mg/jam
  • Verapamil 180-480 mg per oral satu kali diberikan saat di IGD
  • Verapamil 0,075 -0,15 mg/kgBB intravena bolus pelan dalam 2 menit, dapat dilanjutkan dengan 10 mg setelah 30 menit jika tidak berespon, kemudian 0,005 mg/kgBB/menit melalui infus
  • Digoxin 0,25 mg intravena dapat diulangi hingga 1,5 mg dalam 24 jam
  • Digoxin 0,125-0,25 mg satu kali per hari [12]

Kontrol Irama

Tujuan utama strategi control irama adalah untuk mengurangi keluhan. Pilihan pertama untuk terapi ini adalah dengan obat antiaritmia. Amiodarone merupakan pilihan obat pada pasien dengan atrial fibrilasi paroksismal dan persisten. Supresi aritmia dari penggunaan amiodarone berkisar 50-80% dalam 1-3 tahun. Namun, penggunaan amiodarone dalam jangka waktu panjang (>5 tahun) dapat menimbulkan efek samping meskipun jarang terjadi, yaitu adanya disfungsi tiroid. [9,11]

Dosis yang dapat digunakan adalah:

  • Amiodarone 300 mg intravena dalam 1 jam, kemudian 10-50 mg/jam dalam 24 jam
  • Amiodarone 100-200 mg satu kali sehari per oral [12]

Terapi Pencegahan Tromboembolisme

Terapi antitrombotik digunakan untuk mencegah terjadinya stroke pada pasien atrial fibrilasi. Antikoagulan (antagonis vitamin K dan antikoagulan baru) dan antiplatelet merupakan jenis terapi yang digunakan pada pasien atrial fibrilasi. Antagonis vitamin K (warfarin atau coumadin) merupakan antikoagulan yang paling umum digunakan untuk pencegahan stroke pasien atrial fibrilasi. Beberapa antikoagulan baru, seperti dabigatran, rivaroxaban, dan apixaban merupakan pilihan terapi yang dapat diberikan untuk menghambat thrombin secara langsung atau menghambat faktor Xa. [4]

Berikut ini adalah pilihan obat antikoagulan yang dapat digunakan untuk mencegah tromboembolisme :

  • Warfarin 5-10 mg per hari secara intravena bolus pelan dalam 1-2 menit, kemudian dosis rumatan 3-9 mg per hari
  • Warfarin 5-10 mg per hari per oral, kemudian dosis rumatan 3-9 mg per hari
  • Apixaban 5 mg dua kali sehari, atau 2,5 mg dua kali sehari jika kadar kreatinin pasien >1,5 mg/dL atau pasien berusia > 80 tahun atau dengan berat badan < 60 kg
  • Dabigatran 150 mg dua kali sehari, atau 75 mg dua kali sehari jika klirens kreatinin 15-30 mL/menit
  • Rivaroxaban 20 mg per hari, atau 15 mg per hari jika klirens kreatinin 15-50 mL/menit. [13]

Kardioversi Elektrik

Kardioversi elektrik merupakan salah satu strategi kendali irama pada saat fase akut atrial fibrilasi yang tidak stabil atau tidak respon terhadap terapi obat-obatan. Keberhasilan dari tindakan kardioversi ini mencapai 80-96%. Kardioversi dilakukan dengan memberikan syok elektrik yang tersinkronisasi secara langsung ke kompleks QRS untuk mencegah fibrilasi ventrikel. Kardioversi elektrik dengan arus bifasik lebih dipilih dibandingkan dengan arus monofasik, biasanya diberikan dengan kekuatan 120-200 Joule. [9,11]

Kardioversi elektrik dapat dilakukan dengan pasien disedasi menggunakan propofol atau midazolam. Saat melakukan kardioversi, tekanan darah dan saturasi oksigen pasien harus terus dipantau.

Pada pasien atrial fibrilasi yang tidak stabil, kardioversi harus segera dilakukan. Pada pasien yang stabil, kardioversi dilaporkan cukup aman dilakukan dalam waktu < 24 jam setelah onset atrial fibrilasi pada pasien yang belum mendapat antikoagulan. [16]  

Terapi Ablasi

Ablasi frekuensi-radio merupakan prosedur non operatif, yang menggunakan kateter, dilakukan pada atrium kiri. Terapi ablasi merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan atrial fibrilasi yang masih mengalami keluhan walaupun telah dilakukan terapi medikamentosa optimal atau pasien yang memilih terapi ini karena menolak mengonsumsi obat antiaritmia seumur hidup. Ablasi frekuensi-radio mempunyai keberhasilan 85% dalam 1 tahun pertama dan 52% dalam 5 tahun. [4,9]

Ablasi dan modifikasi nodus atrioventricular (NAV) dengan pemasangan pacu jantung permanen merupakan terapi yang efektif untuk mengontrol respon ventrikel pada pasien atrial fibrilasi. Ablasi NAV merupakan prosedur yang dilakukan pada kondisi dimana kombinasi terapi gagal dengan obat atau ablasi atrium kiri tidak berhasil dilakukan.[4]

Terapi Suportif

Terapi penunjang atrial fibrilasi bertujuan untuk mencegah atau menghambat remodelling miokard akibat hipertensi, gagal jantung, ataupun inflamasi. Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah penghambat enzim konversi angiotensin, penyekat reseptor angiotensin, antagonis aldosterone, statin, dan omega 3. Penghambat enzim konversi angiotensin dan penyekat reseptor angiotensin dapat mencegah fibrosis atrium dan hipertrofi. Obat-obatan ini digunakan pada pasien dengan atrial fibrilasi yang mengalami gagal jantung dan hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri. Statin berfungsi untuk menghambat proses aterosklerosis, antiinflamasi, dan antioksidan.[4,9]

Referensi

4. Yuniadi Y, Tondas AE, Hanafy DA, Hermanto DY, Maharani E, Munawar M, Raharjo SB. Pedoman tatalaksana fibrilasi atrium. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2014:1-99.
9. Utierrez C, Blanchard DG. Diagnosis and treatment of atrial fibrilasi. Am Fam Physician. 2016;94(6):442-452.
11. Markides V, Schilling RJ. Atrial fibrilasi: classification, pathophysiology, mechanisms and drug treatment. Heart. 2003;89:939-943.
12. January CT, Wann LS, Alpert JS, et al. 2014 AHA/ACC/HRS Guideline for the Management of Patients with Atrial Fibrillation. J Am Coll, 2014. 64(21): e1-76. http://dx.doi.org/10.1016/j.jacc.2014.03.022
13. Gutierrez C, Blanchard DG. Diagnosis and Treatment of Atrial Fibrillation. Am Fam Phys, 2016. 94(6): 442-52.
16. Kirchhof P, Benussi S, Kotecha D, et al. 2016 ESC Guidelines for the Management of Atrial Fibrillation Developed in Collaboration with EACTS. Eur Hear J, 2016. doi:10.1093/eurheartj/ehw210

Diagnosis Atrial Fibrilasi
Prognosis Atrial Fibrilasi

Artikel Terkait

  • Pencegahan Stroke Pada Atrial Fibrilasi : Warfarin VS Antikoagulan Oral Baru
    Pencegahan Stroke Pada Atrial Fibrilasi : Warfarin VS Antikoagulan Oral Baru
  • Risiko Atrial Fibrilasi pada Pasien Asthma
    Risiko Atrial Fibrilasi pada Pasien Asthma
  • Skoring untuk Deteksi Stroke karena Atrial Fibrilasi – Telaah Jurnal
    Skoring untuk Deteksi Stroke karena Atrial Fibrilasi – Telaah Jurnal
  • Teknologi Smartwatch untuk Deteksi Atrial fibrilasi – Telaah Jurnal Alomedika
    Teknologi Smartwatch untuk Deteksi Atrial fibrilasi – Telaah Jurnal Alomedika
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
05 April 2022
Live Webinar Alomedika - Peran Penting Antikoagulan Oral pada Pasien Fibrilasi Atrium dengan Komorbiditas. Rabu, 6 April 2022. Pukul 14.00 - 15.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Penting Antikoagulan Oral pada Pasien Fibrilasi Atrium dengan Komorbiditas."Narasumber :dr....
dr. Irene Cindy Sunur
17 Maret 2022
Prevensi stroke pada pasien atrial fibrilasi - Saraf Ask the Expert
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO dr. Anyeliria, Sp.S,Izin bertanya, Dok. Untuk pasien atrial fibrilasi yang berisiko mengalami stroke akibat emboli, kira-kira manajemen apa yang bisa...
Anonymous
24 Juni 2021
Cara memantau pemberian NOAC - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Sony Hilal, SpJPMau bertanya dok. Pada pasien yang mendapatkan novel anticoagulant misalna apixaban pada kondisi atrial fibrilasi. Apakah ada cara...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.