Epidemiologi Atrial Fibrilasi
Epidemiologi atrial fibrilasi meningkat dari tahun ke tahun dan telah menjadi masalah kesehatan dunia. Atrial fibrilasi dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 50-90%.
Global
Dalam 20 tahun terakhir, atrial fibrilasi sudah menjadi salah satu masalah kesehatan dunia dan penyebab peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Prevalensi atrial fibrilasi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diperkirakan prevalensi atrial fibrilasi akan mencapai 4 juta pada tahun 2030 dan meningkat hingga 5.6 juta pada tahun 2050.
Prevalensi atrial fibrilasi pada jenis kelamin pria di dunia pada tahun 2000 sebesar 586,6 per 100.000 penduduk dan meningkat menjadi 596,2 per 100.000 penduduk pada tahun 2010. Sedangkan pada wanita prevalensi atrial fibrilasi pada tahun 2000 sebesar 363,4 per 100.000 penduduk dan meningkat menjadi 373,1 per 100.000 penduduk di dunia pada tahun 2010. [7,8]
Indonesia
Data dari studi observasional (MONICA - Multinational Monitoring of trend and determinant in cardiovascular disease) pada populasi urban di Jakarta ditemukan angka kejadian atrial fibrilasi sebesar 0,2% dengan rasio laki-laki dan perempuan 3:2. Data di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita juga menunjukkan persentase kejadian atrial fibrilasi pada pasien rawat inap meningkat setiap tahun, yaitu 7,1% tahun 2010 meningkat menjadi 9,0% (2011), 9,3%(2012), dan 9,8%(2013). [4]
Mortalitas
Pada tahun 2001, atrial fibrilasi merupakan salah satu penyebab utama lebih dari 70.000 kematian. The Framingham Heart Study menyatakan bahwa atrial fibrilasi secara independen berhubungan dengan adanya peningkatan risiko kematian sebesar 50-90%. Mortalitas yang berkaitan dengan atrial fibrilasi lebih banyak terjadi pada wanita. Angka mortalitas akibat atrial fibrilasi akan meningkat sebesar 1,6 kali pada pria dan 1,7 kali pada wanita. [8]