Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gastroenteritis kirti 2023-01-26T09:55:30+07:00 2023-01-26T09:55:30+07:00
Gastroenteritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan E-prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-prescription

Diagnosis Gastroenteritis

Oleh :
dr. Regina Putri Apriza
Share To Social Media:

Diagnosis gastroenteritis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis meliputi karakteristik dari diare. Selain itu, perlu diperhatikan tanda dehidrasi untuk penatalaksanaan lebih lanjut.

Anamnesis

Anamnesis pada gastroenteritis dimulai dari penentuan apakah diare yang terjadi merupakan diare primer ataukah diare sekunder. Perlu ditanyakan karakteristik diare atau muntah yang dialami seperti warnanya, apakah terdapat darah maupun mucus, dan apakah sangat berair.[17]

Anamnesis berikutnya adalah untuk mengevaluasi berat gejala dan komplikasi. Pertanyaan lebih detail diperlukan untuk mengukur derajat dehidrasi dan derajat kehilangan elektrolit seperti onset, durasi, frekuensi, volume diare, seberapa banyak cairan yang mampu diminum selama diare. Perlu juga ditanyakan apakah terdapat penurunan volume maupun frekuensi BAK serta warnanya apakah pekat atau tidak.[17]

Berikutnya dapat ditanyakan gejala lainnya seperti nyeri abdomen (lokasi, kualitas, penjalaran, VAS, onset), tanda-tanda infeksi seperti demam, myalgia, ruam kulit. Pada riwayat penyakit sebelumnya, pasien perlu ditanyakan apakah memiliki riwayat imunodefisiensi terutama pada diare kronik, riwayat penggunaan antibiotik, makanan atau minuman yang terakhir dikonsumsi, serta riwayat bepergian ke daerah endemik.[17,18]

Pada gastroenteritis virus, umumnya gejala yang muncul berupa diare, muntah, demam tinggi, nyeri abdomen, dan rewel pada anak. Sementara pada gastroenteritis bakteri dapat berupa diare berdarah disertai mukus dan nyeri abdomen berat. Pada infeksi Vibrio cholera dapat ditemukan diare seperti air cucian beras.[18]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada gastroenteritis bertujuan untuk memperkirakan derajat dehidrasi dan mencari tanda-tanda penyakit penyerta. Gejala dan tanda dehidrasi perlu dicari dan harus ditentukan derajat dehidrasinya.

Bila didapatkan nafas cepat dalam dapat dicurigai adanya asidosis metabolik. Pada keadaan kembung perlu diperhatikan adanya ileus paralitik.[17-19]

Tanda adanya dehidrasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu tanda utama dan tanda tambahan. Tanda utama adalah penurunan kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit melambat. Tanda tambahan adalah ubun-ubun besar cekung, mata cowong, air mata kurang, serta mukosa mulut dan bibir kering.[17-19]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gastroenteritis dapat dibuat berdasarkan diagnosis banding organisme kausalnya (gastroenteritis viral, bakterial, ataupun fungal), dan juga bisa dibuat berdasarkan diagnosis banding derajat dehidrasi.[17]

Selain daripada itu, diagnosis banding gastroenteritis juga bisa dibuat berdasarkan penyakit yang mendasari ataupun penyakit lain dengan tanda dan gejala yang mirip, misalnya apendisitis, ketoasidosis diabetik, inflammatory bowel disease, pielonefritis, hepatitis, intususepsi, keracunan zat-zat eksternal, gangguan malabsorpsi, intoleransi laktosa, dan penyakit Crohn.[17]

Penggunaan antibiotik pasca rawat inap perlu dipikiran adanya Clostridium difficile colitis.[20]

Diagnosis Banding dan Komorbiditas pada Anak

Diagnosis banding dari gastroenteritis pada anak meliputi meningitis, pneumonia dan apendisitis.

Meningitis:

Pada anak dengan gastroenteritis, perlu dicermati tanda ensefalopati atau kejang. Diagnosis banding pada anak dengan kejang dengan diare termasuk hipoglikemia, hiponatremia, ensefalopati, meningitis dan kejang demam. Pada anak dengan meningitis, rangasang meningens bisa saja tidak terlihat. Maka, pemeriksaan neurologi abnormal perlu dilakukan jika dicurigai meningitis.[20]

Pneumonia:

Pneumonia komorbid akibat diare perlu diperhatikan pada anak-anak. WHO menggunakan parameter frekuensi napas anak sebagai berikut: bayi <2 bulan: >60 kali/menit; bayi 2-12 bulan: >50 kali/menit; anak 1-5 tahun: >40 kali/menit; anak ≥5 tahun: >20 kali/menit. Jika takipnea terdeteksi, pasien sebaiknya dilakukan pemeriksaan penunjang pneumonia.[20]

Appendicitis:

Nyeri perut merupakan salah satu tanda dan gejala dari gastroenteritis. Namun, pada populasi anak, appendicitis dapat ditemukan bersamaan dengan gastroenteritis dan nyeri perut. Jika nyeri perut yang ditemukan tidak sesuai dengan tanda dan gejala gastroenteritis, appendicitis perlu ditegakkan.[20]

Pemeriksaan Penunjang

Sebagian besar pasien dengan kasus diare tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut, namun berbeda pada kasus dengan dehidrasi berat. Pada kasus dengan dehidrasi berat diperlukan berbagai pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan feses mikrobiologi, pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan elektrolit.

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah dengan phlebotomy untuk melihat adanya leukositosis dapat mengindikasikan terjadinya gastroenteritis akibat bakteri.[18]

Pemeriksaan Elektrolit

Berdasarkan kadar Natrium dalam plasma, jenis dehidrasi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu dehidrasi hiponatremia (<130 mEq/L), isonatremia (130-150 mEq/L), dan hipernatremia (>150 mEq/L). Dehidrasi isonatremia dapat bermanifestasi sebagai syok hipovolemik, sementara dehidrasi hipernatremik pada konsentrasi >165 mmol/L dapat memicu terjadinya kejang.[18]

Analisa Gas Darah (AGD)

Pada keadaan yang berat, dapat terjadi asidosis metabolik, sehingga analisis gas darah sebaiknya dilakukan pada keadaan ini. Apabila dehidrasi sangat berat, dapat terjadi gagal ginjal akut, sehingga fungsi ginjal sebaiknya diperiksa, yaitu menggunakan pengukuran kadar serum ureum dan kreatinin.[21]

Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan feses lengkap (FL) dilakukan untuk menentukan etiologi yang definitif. Pada infeksi Pada infeksi Entamoeba histolytica dapat ditemukan tropozoit dan sel-sel darah merah. Pada infeksi Clostridium difficile dapat ditemukan leukosit fekal >5/lapang pandang, dan tampak basil gram positif dengan spora-spora oval subterminal. Pada Pseudomembranous colitis bisa ditemukan fekal leukosit.[21]

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan radiologis seperti foto abdomen tidak diindikasikan pada gastroenteritis akut. Apabila klinisi mencurigai adanya diagnosis lain dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan. CT scan dapat dilakukan pada kasus dimana nyeri abdomen sangat berat, dan dicurigai adanya perforasi, obstruksi usus, ataupun megakolon toksik (Hirschsprung disease toksik).[2]

Referensi

2. Medscape. Viral gastroenteritis. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/176515-overview#a4
17. Medscape. Pediatric gastroenteritis. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/964131-overview#a4
18. Indriyani DP, Putra IG. Penanganan terkini diare pada anak: tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis 2020, 11(2): 928-32
19. WHO. The treatment of diarrhoea: A manual for physicians and other senior health workers. 2017; Tersedia di: http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/9241593180/en/
20. Harris, Pietroni. Approach to the child with acute diarrhea in resource-limited countries. Uptodate. 2019
21. Singh A, F.M. Acute Gastroenteritis--An Update. EBM: Pediatric Emergency Medicine Practice. 2010.

Epidemiologi Gastroenteritis
Penatalaksanaan Gastroenteritis

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
    Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
  • Terapi Cairan Intravena pada Anak
    Terapi Cairan Intravena pada Anak
  • Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
    Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
  • Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak
    Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
15 hari yang lalu
Terapi diare yang disertai hiperkalemia pada anak
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien anak usia 5 tahun dengan keluhan BAB cair 4x/hari sejak 1 hari yg lalu, muntah (-) demam (-). Pada hasil lab darah rutin...
dr.Adelin Luthfiana Fajrin
28 hari yang lalu
BAB cair selama 2 minggu pada bayi usia 8 bulan
Oleh: dr.Adelin Luthfiana Fajrin
1 Balasan
Siang dok, anak usia 8 bulan bb 8 kg, bab cair sejak 2 minggu yg lalu, sehari sekitar 5-6x bab, warnanya kuning/ hijau kadang berlendir. Tidak ada tanda...
dr. Sryita Charina Prety Sembiring
03 Januari 2023
Diare akut tanpa perbaikan
Oleh: dr. Sryita Charina Prety Sembiring
2 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien diare akut sejak 1 hari lalu, frekuensi 8x sejak pagi ini, feses air saja tanpa ampas, tidak disertai lendir maupun darah....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.