Edukasi dan Promosi Kesehatan Gastroenteritis
Vaksinasi rotavirus belum termasuk dalam imunisasi wajib namun merupakan pilihan untuk upaya promosi kesehatan gastroenteritis. Masyarakat juga perlu mendapat edukasi untuk menjaga sanitasi dan higiene air dan makanan yang dikonsumsi untuk mencegah gastroenteritis.
Upaya pencegahan
Pengenalan dan penanganan dini terhadap dehidrasi merupakan upaya dalam mencegah kematian balita akibat diare yang berlanjut. Bayi/anak yang telah mendapatkan vaksinasi campak menurunkan risiko insiden dan tingkat keparahan diare. Kasus diare yang menjadi penyebab kedua kematian pada anak-anak di bawah usia 5 tahun merupakan kondisi yang dapat dicegah dan diobati
Vaksin Rotavirus
Vaksin rotavirus oral, yang aman dan efektif, dengan nama dagang Rotarix dan RotaTeq, sudah mendapat ijin BPOM untuk diedarkan di Indonesia.[3,22-24] Vaksin rotavirus ini menjadi bagian dalam jadwal imunisasi pada bayi oleh IDAI.[25] Walau demikian, vaksin ini secara nasional belum termasuk dalam jadwal imunisasi wajib secara gratis, namun dimasukkan sebagai imunisasi pilihan.[26] Rotarix and RotaTeq merupakan dua jenis vaksin oral, yang juga tersedia internasional, berisi rotavirus yang dilemahkan. Vaksin tersebut mencegah gastroenteritis yang disebabkan oleh rotavirus serotipe G1 dan non-GI seperti G2, G3, G4, G9
Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali:
- Dosis pertama dapat diberikan pada bayi berumur 6-14 minggu
- Dosis kedua diberikan dengan jarak waktu 4 minggu setelah dosis pertama
- Sebaiknya dosis vaksin diberikan secara lengkap sebelum bayi berusia 16 minggu, atau paling lama sudah lengkap pada saat bayi berusia 24 minggu
Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali:
- Dosis pertama dapat diberikan pada bayi berumur 6-14 minggu
- Dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jarak waktu 4-10 minggu setelah dosis pertama
- Sebaiknya dosis vaksin diberikan secara lengkap sebelum bayi berusia 32 minggu
Kontraindikasi vaksin ini adalah pada riwayat hipersensitifitas, gangguan sistem imun, sedang mengalami diare atau muntah.

Edukasi dan promosi kesehatan kepada pasien, keluarga dan masyarakat
Petugas kesehatan hendaknya mengedukasi dan memotivasi keluarga pasien anak untuk menerapkan upaya pencegahan. Hal-hal penting yang perlu diedukasi kepada keluarga pasien bayi/anak, terutama kepada ibu, yaitu
Pemberian ASI eksklusif
Berikan sedikitnya selama 6 bulan pertama, setelah itu ASI dapat dilanjutkan sampai usia anak dua tahun. Makanan tambahan dapat diberikan normalnya pada bayi mulai usia 6 bulan. Namun, makanan tambahan dapat diberikan lebih dini sekitar usia 4 bulan apabila pertumbuhan dan perkembangan bayi tidak memuaskan.
Penggunaan air yang aman
Air hendaknya dari sumber yang bersih dan aman. Buangan air kotor hendaknya jauh dari sumber air, sekitar 10 meter jaraknya dan posisinya lebih kebawah daripada sumber air. Jauhkan hewan dari sumber air tersebut.
Mengambil dan menyimpan air dalam wadah yang bersih. Wadah tersebut hendaknya dibilas dan dibersihkan tiap hari. Wadah mesti ditutup, dan tidak memperbolehkan anak-anak atau hewan mengambil minuman dari situ. Ambil air dengan gayung khusus untuk wadah tersebut, dan tidak membiarkan tangan mengotori air.
Air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mengandung zat kimia atau logam berat, dan mesti disterilkan sebelum diminum, minimal dimasak hingga tampak busa didihan yang menyeluruh.
Cuci tangan
Menerapkan cuci tangan yang benar dan baik dengan sabun dan air bersih mengalir setelah menggunakan kamar mandi, menangani BAB/BAK anak, menyiapkan makanan, dan sebelum makan.
Keamanan dalam mengonsumsi makanan
Tidak mengonsumsi makanan mentah yang kotor. Sayuran dan buah hendaknya dicuci bersih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Makanan hendaknya dimasak sampai matang, dan dikonsumsi selagi masih hangat. Peralatan masak dan perangkat makanan dicuci sebelum dan sesudah makan. Pisahkan perangkat makanan tempat menampung makanan mentah dan matang agar tidak terkontaminasi. Lindungi makanan dari jangkauan lalat atau serangga lainnya.
Sanitasi yang baik dan aman