Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pasien Dewasa - Panduan E-prescription Gastroenteritis general_alomedika 2023-06-06T15:20:04+07:00 2023-06-06T15:20:04+07:00
Gastroenteritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan E-prescription
  • Pasien Anak - Panduan E-prescription

Pasien Dewasa - Panduan E-prescription Gastroenteritis

Oleh :
dr. Maruti Lintangsenjani
Share To Social Media:

Gastroenteritis Akut pada Dewasa 

Panduan e-Prescription untuk gastroenteritis akut dewasa ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.

Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan diare sebanyak >3 kali dalam waktu 24 jam. Gastroenteritis yang terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari disebut akut, dan jika lebih dari 30 hari maka disebut kronis. [1,2]

Gastroenteritis biasanya berkaitan dengan perilaku kesehatan yang kurang. Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi, keracunan atau alergi makanan, dan psikologis penderita.  Infeksi akibat bakteri Entamoeba histolytica disebut disentri, Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan Vibrio cholerae disebut kolera.[1]

Tanda dan Gejala

  • Diare atau perubahan konsistensi feses menjadi lebih encer, lembek, atau cair
  • Frekuensi 3 kali atau lebih dalam waktu 24 jam
  • Diare dapat bercampur darah atau lendir
  • Gejala gangguan saluran cerna lain, seperti mual, muntah, kembung, nyeri atau rasa tidak enak di perut, dan nafsu makan menurun
  • Tenesmus pada kasus disentri
  • Kadang disertai demam jika disebabkan infeksi[1,2]

Tentukan derajat dehidrasi akibat diare, apakah ringan, sedang, atau berat, yaitu:

  1. Ringan: tampak haus, sadar, turgor kulit perut kembali dalam waktu <2 detik, nadi normal, mata tampak normal
  2. Sedang: tampak haus, sadar, turgor kulit perut kembali dalam waktu <2 detik, nadi cepat, mata tampak cekung, mukosa mulut kering, penurunan jumlah urin, warna urin mulai agak pekat
  3. Berat : tidak bisa minum, tampak gelisah bahkan mulai tidak sadar, akral dingin, kadang mulai tampak sianosis, pusing, nadi cepat, turgor kulit perut kembali dalam waktu >2 detik, mata sangat cekung, dan anuria[1,5]

Peringatan

Lakukan rujukan ke fasilitas kesehatan apabila pasien gastroenteritis mengalami salah satu dari kondisi berikut ini:

  • Diare memburuk atau menetap setelah 7 hari
  • Tanda dehidrasi
  • Demam ≥38,5 derajat C
  • Dugaan kasus disentri
  • Nyeri abdomen berat pada pasien usia >50 tahun
  • Pasien usia lanjut (> 70 tahun)
  • Muntah persisten
  • Perubahan status mental, seperti bingung atau delirium)
  • Pasien dengan riwayat imunokompromais, misalnya infeksi HIV, transplantasi organ, transplantasi sel punca, atau keganasan hematologis[3,4]

Medikamentosa

Pada pasien diare dewasa diare, penanganan utama adalah memberikan cairan sebagai terapi dan pencegahan dehidrasi. Selain itu, harus dipastikan juga agar cukup asupan nutrisi. Pemberian medikamentosa antimotilitas serta pengeras feses hanya untuk meringankan gejala, sedangkan antibiotik hanya untuk kasus tertentu untuk mengendalikan etiologi.

Pemberian Cairan dan Diet Adekuat

  • Hindari minum susu sapi, alkohol, dan kafein
  • Makan makanan yang mudah dicerna dan tidak mengandung gas
  • Pemberian cairan oralit: 300‒400 mL tiap diare

Berikan resep persediaan ORALIT 1200‒2800 mL/hari, atau 6‒14 bungkus.[1-3]

Obat Antimotilitas

Obat antimotilitas berfungsi untuk menghentikan diare, dapat diberikan loperamid per oral. Dosis awal diberikan 4 mg (2 tablet), kemudian dilanjutkan 2‒4 mg setiap diare, maksimal 16 mg dalam 24 jam. Apabila dalam waktu 48 jam tidak ada perbaikan, maka hentikan pemberian obat antimotilitas.[1-3]

Obat Pengeras Feses

Obat pengeras feses dapat diberikan salah satu di bawah ini:

  • Attapulgit diberikan 2 tablet setiap diare, maksimal 12 tablet dalam 24 jam

  • Smectite, diberikan 3 sachet setiap diare
  • Kaolin-pektin, diberikan 2,5 tablet setiap diare, 1 tablet mengandung 550 mg kaolin dan 20 mg pektin, maksimal 12 tablet dalam 24 jam

Obat dihentikan hingga keluhan diare berhenti. Berikan resep persediaan obat untuk 5‒7 hari.[1-3]

Obat Antibiotik

Pada umumnya, diare pada pasien dewasa tidak membutuhkan terapi antibiotik. Antibiotik hanya diberikan pada infeksi bakteri, dapat dipilih salah satu obat di bawah ini:

  • Ciprofloxacin diberikan 2x500 mg per hari, diberikan sekitar 5‒7 hari

  • Cotrimoxazole diberikan 2 tablet per hari, setiap tablet mengandung trimethoprim 16 mg dan sulfamethoxazole 800 mg, diberikan sekitar 5‒7 hari

  • Apabila gastroenteritis diduga akibat giardiasis, maka dapat diberikan obat metronidazol 3x500 mg per hari, selama 7‒14 hari.[2]

Pemberian pada Ibu Hamil:

Diare pada ibu hamil harus diatasi dengan pemberian cairan yang adekuat agar terhindar dari dehidrasi, disertai dengan pemberian diet yang baik dan kaya serat. Beberapa obat diare dan antibiotik belum aman untuk ibu hamil. Salah satu obat anti diare yang cukup aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil adalah kaolin pektin yang memiliki klasifikasi B dari FDA.[1,6]

 

Ditulis oleh: dr. Maruti Lintangsenjani

Referensi

1. PB IDI. Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasilitas Tingkat Pertama. Cetakan ke-2. Jakarta; 2017
2. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia. Konsensus Penatalaksanaan Diare Akut pada Dewasa di Indonesia. Jakarta; 2009
3. Amin, Lukman Zulkifli. Continuing Medical Education: Tatalaksana Diare Akut. Jakarta; 2015
4. Krones, E., & Högenauer, C. (2012). Diarrhea in the Immunocompromised Patient. Gastroenterology Clinics of North America, 41(3), 677–701. https://doi.org/10.1016/j.gtc.2012.06.009
5. Medecins Sans Frontieres. Clinical Guidelines: Diagnosis and Treatment Manual for Curative Programs in Hospital and Dispensaries; Guidance for Prescribing. 2006. https://www.aafp.org/afp/2003/0615/p2517.html

Edukasi dan Promosi Kesehatan Ga...
Pasien Anak - Panduan E-prescrip...

Artikel Terkait

  • Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
    Efektivitas dan Keamanan Ondansetron pada Gastroenteritis Anak
  • Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
    Pedoman Penanganan Gastroenteritis dari IDSA dan Penerapannya di Indonesia
  • Terapi Cairan Intravena pada Anak
    Terapi Cairan Intravena pada Anak
  • Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
    Cairan Ringer Laktat vs Salin Normal untuk Diare dengan Dehidrasi pada Anak
  • Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak
    Prinsip Tata Laksana Diare pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
9 hari yang lalu
Terapi untuk bayi dengan GEA tanpa dehidrasi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter,Jika kita mendapat pasien bayi kurang atau sama dengan 6 bulan dengan GEA, terapi apa saja yg bisa di berikan, jika kondisinya tidak dehidrasi?...
dr. Reja Insan Jungjunan
12 hari yang lalu
BAB bayi usia 21 hari berwarna kehijauan
Oleh: dr. Reja Insan Jungjunan
2 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya dok terkait pasien.Ada seorang ibu datang dengan keluhan khawatir dengan bayi nya yg bab nya bewarna kehijaun dan dirasa...
Anonymous
01 Agustus 2023
BAB pada neonatus dan bayi
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, ijin bertanya....Bgmn frekuensi serta konsistensi dsb utk BAB yg fisiologis pada neonatus dan bayi, ya Dok? Krn bbrp kali saya mendapat kasus,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.