Penatalaksanaan Abses Perianal
Penatalaksanaan standar abses perianal adalah insisi dan drainase. Di beberapa negara, tindakan dilakukan dalam anestesi umum, kemudian pasien diberi internal dressing yang harus diganti berkala oleh tenaga medis. Namun, ada pula praktisi yang memilih membuat lubang insisi kecil dalam anestesi lokal, diikuti dengan memasukan kateter ke dalam kavitas abses sehingga terjadi drainase ke sebuah external dressing.
Insisi dan Drainase
Insisi dan drainase dapat dilakukan di poliklinik, ruang gawat darurat, atau ruang operasi. Tindakan dapat dilakukan menggunakan anestesi lokal dan anestesi umum. Anestesi lokal dapat dilakukan dengan lidocaine 1% yang diinjeksikan ke jaringan sekitar abses. Insisi dibuat seminimal mungkin untuk mencegah fistula. Sebelum insisi, dilakukan palpasi untuk memastikan area abses tidak terdapat pocketing atau septasi. Abses yang luas dan sulit sering kali memerlukan tindakan di ruang operasi dan anestesi umum untuk memastikan drainase yang cukup dan menginspeksi fistula-in-ano.
Internal Dressing
Di beberapa negara, seperti Inggris, penggunaan internal dressing setelah tindakan insisi sangat sering ditemui. Internal dressing digunakan untuk membantu menghentikan perdarahan dan diduga berkontribusi dalam penyembuhan abses dan pencegahan terbentuknya fistula. Internal dressing ini diganti secara reguler oleh tenaga medis hingga kavitas abses sembuh.
Internal dressing juga dikenal sebagai packing. Tidak ada bukti ilmiah yang adekuat untuk membuktikan jenis packing mana yang lebih baik. Beberapa jenis yang dapat digunakan adalah gauze dalam saline atau parrafin, alginate dressing, hidrokoloid dan foam dressing.
Sebuah meta analisis pada tahun 2016 yang dipublikasikan di Cochrane Database of Systematic Reviews menemukan bahwa manfaat dari internal dressing dalam hal waktu penyembuhan, derajat nyeri, pembentukan fistula, dan rekurensi abses masih inkonklusif. Keuntungan dan pertimbangan klinis dalam memilih tindakan ini masih memerlukan studi lebih lanjut. [4]
External Dressing
Pilihan lainnya adalah penggunaan external dressing. Setelah insisi dan drainase, dilakukan pemasangan drain penrose untuk memastikan drainase adekuat, karena drainase yang buruk dapat menyebabkan terbentuknya abses kembali yang memerlukan insisi ulang. Drain dihubungkan dengan kasa sebagai external dressing. [2,7]
Antibiotik
Antibiotik tidak rutin diberikan pada pasien abses perianal kecuali pada beberapa kondisi seperti pasien dengan penyakit katup jantung, pasien immunocompromise, pasien diabetes, atau adanya komplikasi berupa sepsis atau selulitis. Pada kondisi tersebut, terdapat beberapa pilihan antibiotik yang dapat diberikan :
- Ampicillin-sulbactam : 4 x 1,5 g (1 g ampicillin + 0,5 g sulbactam) hingga 3 gram (2 g ampicillin + 1 g sulbactam) diberikan secara intravena atau intramuskular
- Imipenem-silastatin : 3–4 x 500 mg intravena
- Ampicillin : 4 x 500 mg intravena atau intramuskular
- cefazolin : 3–4 x 0,5-1 g
Clindamycin : 3–4 x 150-450 mg per oral [2,8]