Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Abses Perianal general_alomedika 2019-09-19T13:40:52+07:00 2019-09-19T13:40:52+07:00
Abses Perianal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Abses Perianal

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Penatalaksanaan standar abses perianal adalah insisi dan drainase. Di beberapa negara, tindakan dilakukan dalam anestesi umum, kemudian pasien diberi internal dressing yang harus diganti berkala oleh tenaga medis. Namun, ada pula praktisi yang memilih membuat lubang insisi kecil dalam anestesi lokal, diikuti dengan memasukan kateter ke dalam kavitas abses sehingga terjadi drainase ke sebuah external dressing.

Insisi dan Drainase

Insisi dan drainase dapat dilakukan di poliklinik, ruang gawat darurat, atau ruang operasi. Tindakan dapat dilakukan menggunakan anestesi lokal dan anestesi umum. Anestesi lokal dapat dilakukan dengan lidocaine 1% yang diinjeksikan ke jaringan sekitar abses. Insisi dibuat seminimal mungkin untuk mencegah fistula. Sebelum insisi, dilakukan palpasi untuk memastikan area abses tidak terdapat pocketing atau septasi. Abses yang luas dan sulit sering kali memerlukan tindakan di ruang operasi dan anestesi umum untuk memastikan drainase yang cukup dan menginspeksi fistula-in-ano.

Internal Dressing

Di beberapa negara, seperti Inggris, penggunaan internal dressing setelah tindakan insisi sangat sering ditemui. Internal dressing digunakan untuk membantu menghentikan perdarahan dan diduga berkontribusi dalam penyembuhan abses dan pencegahan terbentuknya fistula. Internal dressing ini diganti secara reguler oleh tenaga medis hingga kavitas abses sembuh.

Internal dressing juga dikenal sebagai packing. Tidak ada bukti ilmiah yang adekuat untuk membuktikan jenis packing mana yang lebih baik. Beberapa jenis yang dapat digunakan adalah gauze dalam saline atau parrafin, alginate dressing, hidrokoloid dan foam dressing.

Sebuah meta analisis pada tahun 2016 yang dipublikasikan di Cochrane Database of Systematic Reviews menemukan bahwa manfaat dari internal dressing dalam hal waktu penyembuhan, derajat nyeri, pembentukan fistula, dan rekurensi abses masih inkonklusif. Keuntungan dan pertimbangan klinis dalam memilih tindakan ini masih memerlukan studi lebih lanjut. [4]

External Dressing

Pilihan lainnya adalah penggunaan external dressing. Setelah insisi dan drainase, dilakukan pemasangan drain penrose untuk memastikan drainase adekuat, karena drainase yang buruk dapat menyebabkan terbentuknya abses kembali yang memerlukan insisi ulang. Drain dihubungkan dengan kasa sebagai external dressing. [2,7]

Antibiotik

Antibiotik tidak rutin diberikan pada pasien abses perianal kecuali pada beberapa kondisi seperti pasien dengan penyakit katup jantung, pasien immunocompromise, pasien diabetes, atau adanya komplikasi berupa sepsis atau selulitis. Pada kondisi tersebut, terdapat beberapa pilihan antibiotik yang dapat diberikan :

  • Ampicillin-sulbactam : 4 x 1,5 g (1 g ampicillin + 0,5 g sulbactam) hingga 3 gram (2 g ampicillin + 1 g sulbactam) diberikan secara intravena atau intramuskular
  • Imipenem-silastatin : 3–4 x 500 mg intravena
  • Ampicillin : 4 x 500 mg intravena atau intramuskular
  • cefazolin : 3–4 x 0,5-1 g
  • Clindamycin : 3–4 x 150-450 mg per oral [2,8]

Referensi

2. Gossman, W., A. Waheed, and B. Emmanuel. Perianal Abscess. StatPearls [Internet] 2019; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459167/.
4. Smith SR, Newton K, Smith JA, Dumville JC, Iheozor‐Ejiofor Z, Pearce LE, Barrow PJ, Hancock L, Hill J. Internal dressings for healing perianal abscess cavities. Cochrane Database of Systematic Reviews 2016, Issue 8. Art. No.: CD011193. DOI: 10.1002/14651858.CD011193.pub2
7. Turner, S.V. and J. Singh. Perirectal Abscess. 2019; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507895/.
8. Hebra, A. Anorectal Abscess. General Surgery 2018; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/191975-overview#a4.

Diagnosis Abses Perianal
Prognosis Abses Perianal

Artikel Terkait

  • Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
    Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
27 Juli 2021
SKP Artikel - Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan antibiotik setelah insisi drainase abses perianal umum dilakukan dalam praktik bedah karena diharapkan dapat mencegah infeksi dan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.