Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Abses Perianal general_alomedika 2022-10-19T09:17:45+07:00 2022-10-19T09:17:45+07:00
Abses Perianal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Abses Perianal

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Abses perianal merupakan kumpulan pus pada jaringan lunak di sekitar rektum dan anus. Abses pada perianal merupakan jenis abses anorektal yang paling banyak terjadi, mencakup hampir 60% kasus. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada laki-laki, dibanding perempuan, dengan onset usia sekitar 40 tahun.[1–3]

Sebagian besar abses perianal terjadi akibat infeksi epitel kriptoglandular yang ada pada kanal anal. Abses juga dapat terjadi karena inflammatory bowel disease, misalnya Crohn’s disease, atau disebabkan oleh trauma dan keganasan. Faktor risiko terjadinya abses perianal, antara lain diabetes mellitus tipe 2, obesitas, serta riwayat merokok.[1–3]

Openi, 2016. Openi, 2016.

Diagnosis abses perianal dapat ditegakkan melalui anamnesis adanya nyeri dan bengkak pada regio perianal, yang terkadang disertai dengan pus dan darah yang mengalir keluar apabila abses pecah spontan. Pada pemeriksaan fisik, dapat tampak adanya eritema dan fluktuasi pada kulit regio perianal. Jika eritema sangat luas, dokter perlu mencurigai adanya selulitis.[2,4]

Tata laksana abses perianal adalah dengan melakukan insisi dan drainase. Setelah drainase dilakukan, pasien dapat diberikan analgesik, misalnya kombinasi kodein dan paracetamol. Pemberian antibiotik tidak rutin dilakukan pada pasien imunokompeten. Namun, antibiotik diindikasikan bagi pasien dengan gangguan sistem imun, misalnya akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV).[2,4]

Prognosis abses perianal secara umum adalah baik, terutama jika drainase dilakukan dengan adekuat. Namun, sekitar 10% pasien dapat mengalami rekurensi abses. Prognosis akan lebih buruk apabila ditemukan komplikasi, seperti fistula ani, inkontinensia alvi, atau sepsis. Selain itu, prognosis yang kurang baik juga didapatkan pada pasien dengan gangguan sistem imun.[3,4]

Edukasi bagi pasien abses perianal diberikan mengenai perawatan pascainsisi. Pasien disarankan untuk mengonsumsi laksatif, misalnya laktulosa, guna mencegah terjadinya konstipasi. Pada pasien yang diberikan antibiotik, misalnya ampicillin atau clindamycin, penggunaan antibiotik harus sesuai petunjuk dokter untuk menghindari resistensi antibiotik.[2–4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Malik AI, Nelson RL, Tou S. Incision and drainage of perianal abscess with or without treatment of anal fistula. Cochrane Database of Systematic Reviews 2010, Issue 7. Art. No.: CD006827. DOI: 10.1002/14651858.CD006827.pub2
2. Sigmon DF, Emmanuel B, Tuma F. Perianal Abscess. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459167/
3. Sahnan, K., et al., Perianal abscess. BMJ, 2017. 356: p. j475. https://www.bmj.com/content/bmj/356/bmj.j475.full.pdf
4. Hebra A. Anorectal Abscess. Medscape. 2022 https://emedicine.medscape.com/article/191975-overview#a1

Patofisiologi Abses Perianal

Artikel Terkait

  • Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
    Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
Diskusi Terkait
dr. Irene Cindy Sunur
27 Juli 2021
SKP Artikel - Perlukah Antibiotik Setelah Insisi Drainase Abses Perianal
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan antibiotik setelah insisi drainase abses perianal umum dilakukan dalam praktik bedah karena diharapkan dapat mencegah infeksi dan...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.