Etiologi Hipoglikemia
Etiologi utama hipoglikemia berbeda-beda untuk tiap kelompok populasi (bayi, anak-anak, dewasa, dan lansia). Pada bayi dan anak-anak, hipoglikemia lebih disebabkan oleh defek glikogenolisis, glukoneogenesis, hormon kontraregulatorik, dan hiperinsulinisme. [2] Pada orang dewasa, hipoglikemia lebih banyak disebabkan oleh kelebihan insulin dan sekretagog insulin absolut maupun relatif, imbalans insulin dibandingkan penyerapan makanan, kegagalan mekanisme kontraregulasi hipoglikemia, dan pengaruh berbagai obat-obatan. [19] Sementara itu, pada populasi lansia, hipoglikemia sangat dipengaruhi oleh durasi perjalanan penyakit diabetes, perubahan fisiologis terkait penuaan pada mekanisme kontraregulasi hipoglikemia, serta profil farmakokinetik obat diabetes oral dan insulin. [20] Tabel berikut ini merangkum berbagai etiologi hipoglikemia menurut jenis populasi yang terkena dampaknya.
Tabel 1. Etiologi Hipoglikemia Berdasarkan Kelompok Usia
Penyebab Hipoglikemia pada Bayi dan Anak | Defek glikogenolisis : - Penyakit penyimpanan glikogen tipe Ia - Penyakit penyimpanan glikogen tipe Ib |
Defek glukoneogenesis - Defisiensi fruktosa-1,6-difosfatase - Kelainan oksidasi asam lemak dan ketogenesis | |
Defek hormon kontraregulatorik - Defisiensi hormon pertumbuhan - Defisiensi kortisol | |
Hiperinsulinisme - Bayi lahir dari ibu diabetes - Hiperinsulinisme neonatal persisten | |
Penyebab Hipoglikemia pada Usia Dewasa | Kelebihan insulin dan sekretagog insulin absolut maupun relatif - Dosis berlebihan - Bersihan insulin menurun (misalnya pada kerusakan ginjal dan hati) |
Imbalans insulin dan penyerapan makanan - Pemberian dosis insulin di luar jadwal - Tidak makan teratur | |
Kegagalan mekanisme kontraregulasi hipoglikemia - Ketidaksadaran hipoglikemia - Neuropati otonom | |
Pengaruh berbagai obat-obatan - Paparan senyawa penyebab hipoglikemia langsung (misalnya alkohol, sulfonilurea, insulin) - Obat yang menyamarkan efek hipoglikemia (misalnya penghambat beta) | |
Penyebab Hipoglikemia pada Lansia | Penurunan sekresi glukagon |
Penurunan respons neuroendokrin pada glukosa plasma 50-70 mg/dL | |
Penurunan kemampuan pengenalan gejala hipoglikemia [20] |
Faktor Risiko
Faktor risiko konvensional hipoglikemia pada diabetes adalah hiperinsulinisme absolut maupun relatif yang terjadi apabila:
- Terdapat kelebihan dosis, kesalahan jadwal pemberian, dan jenis insulin yang direncanakan untuk pasien
- Terjadi penurunan transpor glukosa dari luar tubuh, seperti pada pasien yang melewatkan jadwal makan atau puasa berkepanjangan saat tidur malam hari
- Pemanfaatan glukosa oleh tubuh yang meningkat, misalnya ketika pasien olahraga
- Penurunan produksi glukosa di dalam tubuh, seperti yang terjadi saat mengkonsumsi alkohol
- Peningkatan sensitivitas insulin, misalnya ketika terjadi penurunan berat badan dan peningkatan kontrol glikemik
- Penurunan bersihan insulin dari tubuh, seperti yang diamati pada pasien dengan gagal ginjal
Selain faktor risiko terhadap hipoglikemia di atas, faktor risiko kegagalan otonom imbas hipoglikemia (hypoglycemia-associated autonomic failure/HAAF) juga perlu diidentifikasi. Ini mencakup derajat keparahan defisiensi insulin absolut, riwayat hipoglikemia berat, ketidaksadaran hipoglikemia, dan hipoglikemia anteseden, serta riwayat target glikemik yang agresif. [10]